25. Orang baru

16 2 0
                                    

Semenjak Lugas pergi tiba-tiba kak Reno hadir di hidupku dan yang paling tak bisa ku pahami bang Ijal bersikap ketus padanya. Jika bang Ijal tak suka pada Helmi aku tahu tapi kenapa dia juga menyuruhku menjauh dari kak Reno, padahal tanpa disuruh pun aku akan menjauhinya, rasanya sulit membuka hati lagi setelah patah hati dua kali. Dan kurasa bukan Helmi patah hati terhebatku tapi Lugas.

Aku diterima disalah satu Universitaa terbaik di Jakarta melalui beasiswa. Nessa juga berada diUniversitas yang sama tapi melalui jalur tes yang berbeda. Kami mengambil jurusan yang sama yaitu Hukum.

Alif juga satu kampus dengan kami ia diterima melalui jalur beasiswa sama denganku. Tapi mengambil jurusan kedokteran katanya itu cita-citanya sejak kecil.

Sementara Adam, saat acara perpisahan dia bilang ingin menjadi pengusaha dengan caranya sendiri. Tapi yang ku dengar dia sempat debat dengan orangtuanya karena perbedaan pendapat mereka. Alhasil Adam menyerah dan ikut bekerja diperusahaan ayahnya.

Sedangkan Lugas aku tak pernah tahu kabarnya, mungkin dia bekerja atau kuliah, jika kuliah dia mengambil jurusan apa aku tak pernah tahu.
Dulu dia bilang ingin jadi seniman tapi aku tak pernah percaya karena nilai keseniannya buruk sekali. Dia juga ingin jadi Polisi, Dokter, Tentara, Astronot, Chef cita-citanya banyak seperti anak kecil. Sebanyak apapun cita-citanya aku rasa sekarang salah satunya akan terwujud ya meskipun aku tak pernah tahu.

Setelah dari perpustakaan aku sering duduk disini, didanau dekat gedung perpustakaan, suasananya teduh dan tenang bahkan aku sering mendengarkan musik di aerphoneku tanpa gangguan suara bingsing lain sampai-sampai aku ketiduran.

Aku Nessa dan Alif masih sering bertemu tapi Adam sudah jarang lagi karena dia sangat sibuk sekarang. Kak Reno juga ikut bergabung dengan kami padahal Fakultasnya cukup jauh dari tempat kami berkumpul. Seperti dulu Nessa juga sering meledek ku dengan kak Reno yang terlihat ingin dekat. Aku heran kenapa harus bertemu dengan dia lagi. Yang paling ku takutkan kalau kak Farah juga kuliah disini.

Teman-temanku tidak hanya Alif dan Nessa, aku mencoba lebih terbuka lagi, untuk mengisi waktu aku ikut organisasi BEM Fakultas dan BEM Universitas. Sebenarnya ada alasan lain kenapa aku ikut beberapa organisasi selain mengisi waktu luang aku ingin menyibukan diriku dan pikiranku dari Lugas, jujur sulit untukku tak mengingatnya. Banyak hal yang membuatku mengingatnya.

Beberarapa bulan aku sempat kuat dengan kegiatan yang cukup melelahkan hingga aku sakit.

"Nit makannya lo nggak usah ikut organisasi" kata bang Ijal sambil mengambilkan air hangat dan makanan untukku.

"Nggak kerja bang?"

"Gimana mau kerja lo sakit gitu. Bunda juga lagi dirumah ada tante sama bibi yang bantuin bikin kue."

"Gue ga apa-apa kok bang"

"Udah buruan makan terus minum obat biar cepet sembuh"

"Kalo lu mau kerja berangkat aja gue ga apa-apa"

"Udah cepet makan gue mau ngirim email dulu" ia beranjak pergi dan menutup kamar.

Aku pikir saat menyibukan diri akan membuat lupa dengan Lugas. Tapi justru tubuhku yang sakit tunggu hati juga semakin sakit. Ku ambil kotak dari dalam laci masih tersimpan rapat CD itu belum ku putar.

Lugas aku sakit apa kau tahu? Ternyata berusaha melupakan cukup membuatku semakin sakit.  Dulu kamu sering menjengukku, meskipun sambil membantu bunda membuat kue dan nemenin bang Ijal bermain PS setidaknya kau menjengukku, bukan pergi meninggalkanku. Lugas apa aku terlalu menyedihkan sekarang? Kenapa sekarang aku ingin kau menjengukku.
Tak apa tak membawakan buah, teh, martabak, roti bakar asal kau disini tersenyum padaku.

THE BEST FOR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang