Chapter 5

853 124 13
                                    

Sudah seminggu lebih setelah insiden kecelakan Sungjae Sunbaenim terjadi. Selama itu pula aku tidak berkutat dengan hal-hal berbau penelitian. Keseharianku hanya apartemen – tempat latihan – apartemen – tempat latihan – begitu seterusnya.

Selama seminggu lebih aku juga tidak menghubungi Sungjae Sunbaenim. Bukannya rasa bersalahku itu hilang, tetapi entahlah... setiap aku hendak menelfon atau hendak mengirimkannya pesan, selalu ada yang berbisik bahwa aku tidak perlu melakukannya. Aku tidak tahu juga kenapa diriku ini, mungkin aku takut ditolak? Hmm... Yaa mungkin aku takut di tolak dan berdiam diri adalah bentuk defense mechanism ku.

Hari ini aku sudah bersiap-siap untuk menuju ke tempat latihan. Ketika aku menutup pintu apartemen, tiba-tiba ponselku berbunyi. Ah... pasti itu Wendy Eonnie. Teman traineeku itu selalu menelfon sebelum aku berangkat hanya untuk titip dibelikan roti di mini market dekat apartemenku. Tapi ternyata...

Tebakanku salah.

Nomor tidak terkenal terpampang di layar ponselku. Dengan sangat hati-hati, aku pun menggeser tombol hijau.

“Yoboseo?”, tuturku secara sopan.

“Oh.. ini dengan Nona Sooyoung-ssi?”

“Nee.. Maaf ini dengan siapa?”

“Ah.. mian.. Ini dengan manager Hong”

“Oh.. annyeonghaseyo manager Hong”, tuturku masih sopan. Aku merasa aura-aura kebaikan ada di sekitarku saat ini. Bagaimana tidak, seharusnya penelitianku sudah selesai saat ini apabila pada malam itu Sungjae-ssi tidak mengalami kecelakaan.

“Annyeonghaseyo. Sooyoung-ssi, kau ada waktu hari ini? Sungjae punya waktu kosong malam nanti”.

“Ah... Nee.. aku punya waktu hari ini. Ahh... makasih banyak manager Hong. Harusnya aku yang mencarimu dan Sungjae untuk mengatur waktu tapi aku tidak tahu kontakmu hehehe. Aku juga takut menganggu pekerjaan Sungjae-ssi”, tuturku panjang lebar. Ah.. terdengar seperti defense. Sengaja aku tidak mengungkit tentang kecelakaan itu. Aku merasa bahwa aku perlu untuk pura-pura tidak mengetahui kalau ia kecelakaan, meskipun berita di TV dan SNS lainnya sudah banyak beredar.

“Ah.. mian.. maaf baru mengabarimu saat ini. Kami betul-betul sangat sibuk”, tutur manager Hong. Aku tahu kalau dia sedang berbohong. Entah untuk apa dia menutupi kecelakan Sungjae Sunbaenim padahal beritanya sudah tersebar kemana-mana.

“Tidak apa-apa. Oh iyaa... jam berapa kira-kira memungkinkan untuk aku bertemu dengan Sungjae-ssi?”, tuturku sopan.

“Oh iyaa.. pukul delapan malam saja. Kau bisakan?”

“Iya aku bisa. Di cafe yang dulu?”

“Ah... mengenai tempatnya, bisakah di cafe dekat dorm BTOB saja?”

“Tentu saja sangat bisa”, ucapku sangat bahagia. Akhirnya aku bisa juga melanjutkan penelitian itu.

“Nanti aku akan kirimkan alamatnya”

“Waah.. makasih manager Hong. Sampaikan juga terima kasihku kepada Sungjae-ssi”.

“Aku senang kok membantu wanita cantik”, tutur manager Hong.

Mwoo? Dia mengatakanku cantik? Ahh... memang aku cantik, apalagi setelah menjadi trainee hahaha. Bobot badanku berkurang dan kau tahu? Selama trainee aku selalu diberikan perawatan oleh agensiku. Menyenangkan bukan? Oke skip.

***

Aku sudah sampai di depan cafe yang dimaksud manager Hong itu. Seperti biasa, aku datang 30 menit sebelum jadwal. Aku kini menggunakan dress hitam dengan motif bunga dan juga sepatu kets berwarna putih dengan tali sepatu berwarna hijau itu. Ku biarkan rambutku terikat setengah dan setengahnya lagi terurai sampai bahu sesuai dengan panjangnya rambutku saat ini. Make up ku juga sederhana. Aku hanya mengolesi bibirku saja dengan lipstik berwarna pink muda.

Research in Love [ysj.psy] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang