SUNGJAE POV
“Oppa, tidakkah kau memberikan kesempatan Nana Sunbaenim untuk berbicara padamu?”, pertanyaan itu keluar dari yeoja yang ku tarik tangannya saat ini, Park Sooyoung. Ku hentikan langkahku dan melihat kearahnya yang berada tepat di belakangku. Tidak lupa, ku lepas juga tangannya yang sedari tadi ku tarik dari dalam cafe.
“Untuk apa? Buang-buang waktu saja. Dia akan membahas hal yang sama lagi. Aku bosan dengan pembahasannya”. Sooyoung hanya terdiam mendengar runtutan frase yang ku ucapkan. Iya hanya frase, karena runtutan kata itu belum bisa dikategorikan sebagai kalimat. Setelah menjawab pertanyaan dari Sooyoung, ku percepat langkahku dan berharap ia mengikutiku dari belakang. Tapi apa yang ku temukan? ia tidak mengikutiku. Aku menengok ke belakang dan menemukannya yang terdiam. Melihatku menatapnya, ia langsung berjalan. Namun jalannya sangat lambat, seperti keong.
Aku pun berlari ke arahnya. Terpaksa ku tarik tangannya lagi agar ia mengikutiku dengan cepat. Langkahku terhenti ketika aku telah berada disamping mobil sport merahku. Ku buka pintu sebelah kanan dan mendorong Sooyoung masuk ke dalamnya. Terlihat romantis bukan?
Tidak. Aku sadari itu. Ini jauh dari kata romantis. Aku terlihat sangat kasar dengannya.
Biarlah. Aku tidak ingin berlama-lama di tempat ini.
Sudah lima menit ku lajukan mobil sport merahku ini. Tapi aku baru sadar kalau harus mengantar Soyoung pulang. Sebagai laki-laki, aku perlu gentle kan? Prinsipku adalah aku yang menjemputnya jadi sudah tanggung jawabku untuk mengantarnya pulang.
“Sooyoung-ah.. alamat rumahmu dimana?”, tanyaku kepada Sooyoung sambil menatap ke arah jalan.
Anehnya, Sooyoung tidak menjawab pertanyaanku. Penasaran dengannya, aku pun memutar kepalaku 90 derajat ke arah kanan. Coba tebak apa yang ku temukan?
Sooyoung yang sedang tidur.
Aku pun menepikan mobilku. Terlalu rawan apabila tetap mengendarai sementara aku harus membangunkannya.
“Sooyoung-ah....”, panggilku.
“Sooyoung-aah...”, suaraku meninggi. Tak ada respon darinya.
Ku dorong-dorong lengan kirinya, “Sooyoung-aah... bangun.. eohh... rumahmu dimana?”. Tetap tidak ada respon darinya.
Wah.. wanita ini. Aku mencoba cara yang lebih ekstrem untuk membangunkannya. Ku pindahkan rambut yang menutupi dahi seluas lapangan sepak bola itu. Ah tidak. Tidak seluas itu kok. Aku ingin menyentil dahinya. Tapi ku urungkan ketika ku sadari suhu tubuhnya panas. Ia demam. Ku coba memegang tangannya, ah... tangannya justru sangat dingin. Aku panik. Bagaimana ini bisa terjadi?
Ku coba untuk menghubungi manager Hong, tapi tidak diangkat. Changsub Hyung? Ah.. dia sedang ada di hutan. Rumah sakit? Itu tidak mungkin. Banyak reporter disana. Bagaimana ini?
***
Mobil sport merahku meluncur ke salah satu kompleks elit di Seoul. Ku parkir mobilku ke garasi yang tidak asing bagiku. Ku putuskan membawa Sooyoung ke rumahku. Ku gendong Sooyoung ala bridal style dengan kepalanya yang menghadap ke tubuhku. Ku biarkan rambutnya menutupi wajahnya yang sebenarnya sengaja ku lakukan. Sooyoung seharusnya beruntung karena ia adalah wanita pertama yang digendong oleh pria tampan sepertiku. Bahkan Noonaku pun tidak pernah mendapatkan perlakukan seperti itu.
Ku dorong pintu putih itu dengan menggunakan lututku. Pintu yang mengarahkanku dari garasi menuju ke ruang keluarga. Pintu yang keberadaannya hanya diketahui olehku dan juga Noona.
“Siapa yang kau bawa itu?”, pertanyaan itu keluar dari mulut Noona yang saat ini sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton drama favoritnya, The Liar and His Lover. Aku juga suka dengan drama itu, apalagi pemeran utama wanitanya. Suaranya sangat unik dan wajahnya imut tapi auranya sexy. Aku juga ingin mendapatkan kesempatan untuk bermain drama dengannya, tapi kenapa malah aku selalu bermain drama dengan Kim So Hyun. Sudah dua drama aku bermain denganya. Rasanya bosan sekali. Dia hanya ku anggap sebagai adik saja tetapi kenapa banyak sekali rumor yang beredar tentangku dengannya. Malas sekali. Ah.. aku semakin ngaco. Skip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Research in Love [ysj.psy] ✔
FanfictionPark Sooyoung; Mahasiswa semester lima Departemen Psikologi di Inha University yang harus berurusan dengan subjek penelitian tugas akhirnya, Yook Sungjae. "Kalau saja dia bukan subjekku, aku sudah memecahkan rekor menjadi lulusan tercepat di Univers...