Chapter 22

853 107 35
                                    

SOOYOUNG POV

Setelah konferensi pers itu selesai, aku merapikan barang-barangku. Aku pun pamit dengan Lee seonsangnim. Aku buru-buru. Aku harus menemui seseorang yang sudah sangat ingin aku temui. Bukan Doyoung pastinya. Aku juga ingin ketemu dengan Doyoung tapi orang ini jauh lebih penting untuk ku temui. Untung saja nomornya yang dulu tidak ia ganti sehingga aku bisa menghubungi terlebih dahulu.

Aku pun berjalan menuju taman dekat SM Coex. Seorang namja yang sangat ku kenal telah duduk di bangku taman itu. Sebelumnya, aku memang sudah janjian untuk bertemu dengannya.

"Oppa..", ucapku memanggilnya. Seakan mendengar panggilanku, namja itu pun berdiri dari duduknya. Melihatnya berdiri, aku pun berlari dan memeluknya.

Aku menangis dipelukannya. Rasa bersalahku begitu besar padanya. Ia bahkan merelakan karirnya untukku. Tapi aku tahu, wajah tampan dan skillnya tidak akan membuatnya terus jatuh pada lobang hitam dunia ini. Buktinya? Saat ini ia menjadi seorang idol yang sukses.

"Oppaa.. mianheee", ucapku sekali lagi. Aku begitu rapuh dihadapannya. Aku mengingat bagaimana perjuangannya untukku.

"Sudahlah Sooyoung-ah.. Kau tidak usah merasa bersalah begitu", ucapnya sambil mengelus-elus rambut pendekku.

"Oppa.. mianheee", aku kembali mengucapkan kata-kata itu.

"Lagi pula, orang-orang sudah melupakan kejadian itu. Buktinya Oppa sekarang makin bersinar kan?", ucapnya sambil melepas pelukanku. Sepertinya kepercayaan diriku dulu sudah menular padanya.

Ia pun mengajakku duduk di bangku taman. Suasana disini sangat asri. Taman terpencil yang hanya sulit diketahui keberadaannya. Taman ini tidak berubah sama sekali.

"Lama tak berjumpah Sooyoung-ah.. Kenapa kau baru datang?", tanyanya padaku.

"Aku baru menyelesaikan studiku Oppa", jawabku.

"Oppa.. commalll mianhee", ucapku sekali lagi.

"Berkat Oppa, masalahku tujuh tahun yang lalu tidak terlalu merebak di media. Kenapa Oppa nekat melakukan hal itu?", tanyaku penasaran.

"Bukannya Oppa pernah mengatakan padamu kalau kau adalah tanggung jawab Oppa?" ucapnya. Tidak mungkin aku melupakan kata-katanya itu. Awalnya aku kira tanggung jawabnya hanya sebatas ketika Doyoung tidak ada tetapi saat Doyoung ada pun dia masih memegang teguh perkataannya itu.

"Nee.. Oppa adalah orang yang berjasa dalam hidupku", ucapku pada namja yang duduk di sampingku itu, Taeyong Oppa.

"Oppa sudah menganggapmu sebagai adik. Jadi sudah sewajarnya kan seorang kakak melindungi adiknya?", ucap Taeyong Oppa sambil tersenyum padaku. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman. Aku tahu niatnya baik, tapi caranya begitu ekstrim sehingga membuatku merasa bersalah.

Saat aku memundurkan diri menjadi trainee di gedung SM Entertainment, aku bertemu dengan Taeyong Oppa. Aku tidak tahu mengapa Taeyong Oppa ada di sana, mungkin karena ada proyek baru buatnya. Taeyong Oppa menemukanku menangis setelah keluar dari ruangan, sementara Lee seonsangnim dan Doyoung masih berada di dalam ruangan entah membahas mengenai apa. Aku menjelaskan apa yang terjadi pada Taeyong Oppa, termasuk mengenai pengunduran diriku. Saat itu Taeyong Oppa berkata kalau dia akan melindungiku. Awalnya aku hanya menggangguk saja karena aku pikir perkataannya itu hanya untuk menenangkanku saja.

Tetapi.. setelah aku tiba di Jerman, aku baru membaca berita tentang skandalnya. Lee seonsangnim pun mengabariku kalau masalahku tertutupi dengan berita skandal dari Taeyong Oppa. Terlebih lagi pihak SM Entertainment mengonfirmasi kebenaran dari skandal Taeyong Oppa. Padahal skandal itu tidak benar. Sebelumnya Taeyong Oppa pernah menceritakan masalahnya ini padaku. Seorang teman sekolahnya menggunakan akunnya untuk melakukan penipuan itu. Tapi karena tidak ada bukti yang kuat sehingga Taeyong Oppa tidak bisa begitu saja menuduh temannya. Masalah Taeyong Oppa telah lama dicium oleh pihak agensi, tetapi pihak agensi tidak menanggapi. Tetapi ketika masalahku muncul, Taeyong Oppa pun meminta kepada agensi untuk membesarkan skandal itu dan membenarkannya. Padahal jelas-jelas itu tidak benar. Oleh karenanya, rasa bersalahku pada Taeyong Oppa begitu besar.

Research in Love [ysj.psy] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang