"Doyoung-ah, bagaimana ini?", keluhku kepada Doyoung setelah kami berdua dipanggil pagi ini oleh dosen pembimbing 'danger' itu. Bagaimana bisa, dosen pembimbing itu tahu kalau aku dan Doyoung lulus audisi SM Entertainment?
"Aku butuh ketenangan saat ini. Aku janji besok kita sudah memiliki jawabannya", jawab Doyoung dengan pembawaan tenang kepadaku.
"Aku percayakan padamu", ucapku ke Doyoung sambil memperlihatkan eyesmileku ini, setelah itu aku berlalu meninggalkannya.
***
Ponselku berbunyi sedari tadi. Berharap itu notifikasi Kakaotalk dari Doyoung. Benar saja.. itu dari Doyoung.
D.young
Sooyoung-ah
Temui aku di tempat biasa
Hari iniDdoongiiiii
Jam berapa?D.young
11.00 o'clock
Jangan terlambat!Ddoongiiiii
Siaap!(Read by D.young at 06.48)
***
Aku sudah berada di cafe tempat biasa aku dan Doyoung menghabiskan waktu untuk sekedar bercerita. Aku sangat senang ketika Doyoung mengajakku bertemu di cafe ini, padahal di apartemen pun sebenarnya bisa. Kau tahu kenapa? Aku bisa makan sepuasnya tanpa harus membayarnya karena cafe ini milik kakak Doyoung.
Maka nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan?
"Aku sudah memikirkannya matang-matang", ucap Dooyoung yang saat ini duduk tepat di hadapanku.
"Jadi bagaimana menurutmu?", ucapku sambil memperbaiki duduk, melipat kedua tangan dan ku letakkan di atas meja.
"Aku akan menerima tawaran dosen pembimbing itu", ada keheningan beberapa detik setelah perkataan itu dilontarkan oleh Doyoung.
"Kau tahu? Setelah aku selediki lebih dalam ternyata belum ada yang penelitian dengan menggunakan subjek seorang idol. Itu artinya kita orang pertama, Soo!", tutur Doyoung sambil mencondongkan badannya ke arahku. Terlihat begitu bersemangat.
"Tapi penelitian ini sulit. Kau dengarkan kemarin yang dikatakan oleh dosen pembimbing? Penelitian ini menggunakan mix method!", suaraku meninggi pada saat mengatakan kata yang terakhir.
"Apakah kau sadar mengapa dosen menyarankan kita meneliti hal itu? Itu karena dia tahu kita lulus audisi SM. Kau tahu SM kan? Banyak idol di dalamnya. Terlebih lagi traineenya sangat dekat dengan para idol dari agensi yang sama. Dia bisa melihat peluang itu. Kita dapat memanfaatkan kesempatan yang kita miliki", tutur Doyoung panjang lebar. Matanya membulat dan nampak senyum dibibirnya.
"Tapi, bagaimana kalau kita debut nantinya?", akhirnya aku mengeluarkan pertanyaan ini. Pertanyaan yang terus berkeliaran dipikiranku.
"Sebenarnya ada poin plusnya jika kita debut nanti", tutur Doyoung yang berhasil membuat dahiku mengerut.
"Poin plus?"
"Kita dapat dengan mudah melakukan sosialisasi akan ilmu yang kita dapatkan selama ini. Kita bahkan bisa membuat lagu atau buku apabila kau mau. Ketika kita terkenal, kita akan mudah mempersuasi masyarakat karena sosok figur yang melekat pada diri kita. Kita akan mengembangkan masyarakat. Bukankah itu tujuan dari ilmu kita sendiri? Mengembangkan masyarakat. Kau juga bisa membantu idol-idol lain. Kemampuan kita kan mendengarkan, jadi kita bisa mendengarkan curahan hati para idol. Sementara senjata kita adalah ucapan, kita bisa membantunya dengan memberikan saran."
"Tapi terserah kamu. Sepertinya aku akan mengambil tawaran dari Lee seonsaengnim", sambung Doyoung.
***
Aku dan Doyoung telah duduk di depan meja yang diatasnya terdapat papan nama dengan tulisan Lee Hyungyu. Dia adalah dosen pembimbingku. Seorang lelaki yang usianya sekitar 30-an tetapi menyangkut pendidikan sudah tidak diragukan lagi. Setelah semalaman memikirkan perkataan Doyoung, akhirnya aku menerima tawaran itu. Hari ini, kami akan menyampaikan kabar itu kepada Lee seonsaengnim.
"Aku dan Sooyoung menerima tawaranmu itu", kata Doyoung kepada Lee seonsaengnim.
"Ah, benarkah?", tanya Lee seonsaengnim.
"Ya", jawab Doyoung singkat.
"Sebenarnya saya sangat senang akhirnya kalian menerima tawaran saya. Asal kalian ketahui, selama ini saya menolak judul-judul penelitian yang kalian ajukan karena tidak cocok dengan kalian. Saya melihat kemampuan kalian bisa lebih dibanding judul-judul yang kalian tawarkan itu. Ekspektasi saya terhadap kalian itu sangat tinggi. Kalian adalah mahasiswa yang berprestasi. Buktinya kalian masih di semester lima tapi sudah mengambil tugas akhir."
Aku melihat Lee seonsaengnim meninggalkan tempat duduknya dan menuju ke arah lemari. Ia mengambil beberapa lembar kertas dan kembali ke tempat duduknya.
"Kalian tidak perlu khawatir dengan penelitian ini. Untung saja audisi yang kalian ikuti dari agensi SM", tutur Lee seonsaengnim.
"Ada apa dengan agensi itu seonsaengnim?", tanyaku penasaran.
"Setidaknya mereka tidak akan menuntutku karena telah memasukkan peneliti di agensi mereka hahahaha."
"Apa maksudnya?", kali ini Doyoung yang penasaran.
"Untuk meneliti tetap ada kode etik yang mengikatnya. Kalau kalian nantinya ambil data, kalian perlu untuk memberitahukan kalau kalian itu peneliti. Apakah kalian lupa akan hal ini?"
"Aku tidak lupa akan hal itu, tapi aku masih tidak mengerti dimana letak kaitannya."
"Jadi begini anak muda, kalian tahu pendiri SM Entertainment?"
"Lee Soo Man?", tanyaku.
"Itu adalah ayah saya", tutur Lee seonsaengnim.
"HA?", aku dan Doyoung kaget.
"Saya sudah memberitahu beliau, kalau kalian adalah peneliti. Jadi kalian tidak perlu takut selama di agensi nantinya. Meskipun demikian, kalian tetap harus mematuhi peraturan yang dibuat untuk para trainee", tutur Lee seonsaengnim.
Lee seonsaengnim lalu memberikan kertas yang diambilnya tadi di lemari kepadaku dan Doyoung. Mataku membulat ketika melihat beberapa kalimat yang tersebar di kertas itu. Begitu pun dengan Doyoung, mulutnya sedikit mengaga dan matanya membulat. Aku yakin, dia juga pasti kaget.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Research in Love [ysj.psy] ✔
FanficPark Sooyoung; Mahasiswa semester lima Departemen Psikologi di Inha University yang harus berurusan dengan subjek penelitian tugas akhirnya, Yook Sungjae. "Kalau saja dia bukan subjekku, aku sudah memecahkan rekor menjadi lulusan tercepat di Univers...