“Wah... Chukkaee Doyoung-aahh.. Akhirnyaaaa selesai jugaaa”, ucapku kepada Doyoung sambil memberikannya buket snack yang telah ku beli sebelumnya.
“Ahhh... Gomawoooo Sooyoung-ah. Kau cepatlah nyusul”, tuturnya padaku sambil memukul-mukul pundakku.
“Pasti heheheh”, ucapku sambil nyengir dihadapannya.
“Chukkae Doyoung-ah”, tutur Yerin.
“Gomawooo Yerin-ah. Makasih juga sudah sempat hadir hehehe”, tutur Doyoung sambil tersenyum.
“Chukkaeeee Doyoung. Akhirnya selesai juga. Sudah tidak ada alasan telat latihan lagi dong”, tutur Taeyong Oppa sekaligus menyindir Doyoung, bukan hanya Doyoung saja sih yang tersindir. Aku pun demikian.
“Wah Hyung kau datang juga hahaha. Ahh.. malas ah latihan”, tutur Doyoung sambil tertawa.
“Awas saja kau masih telat latihan, ku cincang kau hahaha”, ucap Taeyong Oppa yang membuat kami semua tertawa. Namun tawa kami berhenti ketika Doyoung mulai angkat bicara lagi.
“Giman sebentar?”, mendengar pertanyaan itu aku diam sejenak.
“Sooyoung tidak bisa ikut”, ucap Yerin melirik ke arahku.
“Weo?”, tanya Doyoung padaku.
Aku masih saja diam. Entah apa yang membuatku terdiam. Mungkin karena aku tidak bisa berbohong pada Doyoung. Ia sangat tahu kalau aku berbohong. Untung saja Yerin membantuku untuk menjawab.
“Katanya ada janji dengan dosen. Iya kan Sooyoung?”, tanya Yerin padaku.
“Hmm.. yaa.. hehehe”, tuturku sambil tertunduk. Seakan-akan mengetahui ada yang mengganjal dari cara menjawabku, Doyoung langsung menarik dan membawaku pergi menjauh dari Yerin dan Taeyong Oppa. Jujur aku tidak enak dengan mereka berdua.
“Ada apa denganmu?”, tanya Doyoung sambil melepaskan tangannya yang sedari tadi menarikku ke tempat ini.
“Weo? Benar kok aku akan bertemu dengan Lee seonsaengnim”, tuturku meyakinkan Doyoung seakan tahu kemana arah pembicaraannya.
“Yaa.. aku tahu. Tadi di dalam ruangan Lee seonsaengnim menanyakan tentangmu. Tapi... aku yakin seratus persen kalau pertemuanmu sama Lee seonsaengnim itu tidak bakalan lama. Ini baru jam satu dan kita kan pergi jam empat nanti. Masih ada tiga jam untuk menunggu”, ucap Doyoung panjang lebar padaku.
“Apakah kau tahu? Aku membuat janjian pukul empat karena tahu kalau kau bakalan bertemu dengan Lee seonsangnim siang ini. Aku berharap tidak ada alasan lagi darimu, tapi ini... kau lagi yang membatalkannya.”
“Mianheyo..”
“Jadi apa alasanmu mengapa tidak bisa ikut?”
“Aku harus bertemu dengan Sungjae Oppa... jam lima sore”, ucapku sambil memperlihatkan lima jariku di hadapannya.
“Ah... aku lupa. Sekarang kau terikat dengan Sungjae Sunbaenim”, ucap Doyoung setelah 15 detik terdiam. Mungkin ia mencerna jawaban yang kuberikan padanya.
“Baiklah.. tidak masalah. Kita batalkan saja”, sambung Doyoung.
“Jangan.. aku tidak mau hanya karenaku, kau malah membatalkannya. Kau pergi saja sama Yerin dan Taeyong Oppa. Neee?”, ucapku sok imut dengan Dooyoung agar ia mau mengikuti permintaanku. Jujur saja aku tidak enak hati.
“YAAA!!! Jangan sok imut begitu. Aku tidak suka. Aku tetap akan membatalkannya”, tutur Doyoung sambil membuang muka padaku.
“Kajjaaaa!”, tuturnya sambil menarik lenganku dan kembali bertemu dengan Yerin dan Taeyong Oppa. Doyoung tidak memberikanku kesempatan untuk membela diri lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Research in Love [ysj.psy] ✔
FanfictionPark Sooyoung; Mahasiswa semester lima Departemen Psikologi di Inha University yang harus berurusan dengan subjek penelitian tugas akhirnya, Yook Sungjae. "Kalau saja dia bukan subjekku, aku sudah memecahkan rekor menjadi lulusan tercepat di Univers...