Chapter 10

826 121 30
                                    

“Noonaaaa, aku lapar”, tuturku pada Noona yang duduk di depanku. Sudah sekitar satu menit lebih aku duduk di depannya tetapi ia tetap saja mengabaikanku. Ia tetap saja menyantap makanan yang ada di depannya sementara tidak ada jatah makanan yang ia berikan padaku. Untuk urusan makanan, Noona yang mengatur karena masakan Noona sangat enak dan memasak sudah menjadi hobinya. Oleh karena itu, Eomma memberikan Noona peran sebagai penyedia makanan di rumah.

“Noonaaa, mana makananku?”, tanyaku pada Noona yang ia masih saja menyantap makanannya. Ah... nampaknya Noona serius dengan omongannya tadi pagi. Ia betul-betul mengabaikanku saat ini, jatah makananku pun tak ada. Jangankan jatah makanan, mengajakku berbicara dan melihatku saja rasanya ia tidak sudi. Kalau sudah begini, Noona betul-betul marah padaku. 

Ku arahkan sendok yang ku pegang ke arah makanan yang ada di depan Noona dan berusaha untuk mengambil makanannya. Tapi bukannya berhasil, Noona malah beranjak dari tempat duduknya dan membawa piringnya itu. Aku mengikuti Noona, aku tidak akan menyerah untuk mengambil makanan Noona dan membuat Noona tidak lagi mengabaikanku. Namun.. bukannya melunak, Noona malah buru-buru masuk ke kamarnya dan mengunci kamarnya itu. Ah.. tidak ada jalan lain. Aku menghubungi manager Hong untuk membawakanku makanan. Untung saja ia mau.

Sekitar 30 menit kemudian, ku dengar suara bel rumahku berbunyi. Pasti itu manager Hong yang membawakanku makanan. Ternyata tebakanku benar. Saat ku buka pintu rumah, ku temukan manager Hong bersama dengan tentengan yang ada di tangan kirinya. Tetapi.... betapa kagetnya aku ketika aku menemukan di belakang manager Hong telah ada seorang wanita yang tidak ingin aku temui saat ini.


Nana Noona.

Ah... tidak..

Kenapa manager Hong datang bersama dengan orang ini?

“Ah... Sungjae-ah. Kami tidak datang bersama. Aku juga kaget melihatnya ada di belakangku”, tutur manager Hong yang sepertinya bisa membaca pikirannya.

“Nee”, jawabku kepada manager Hong. Aku yakin manager Hong tidak berbohong akan hal itu karena aku tahu kalau manager Hong dari dulu tidak menyukai Nana Noona. Di kala semua member merestui hubunganku, hanya manager Hong sajalah yang tidak merestuinya.

Ku persilahkan manager Hong untuk masuk duluan ke dalam rumah sementara aku harus berbicara terlebih dahulu dengan Nana Noona. Ku ajak Nana Noona ke arah taman rumahku dan duduk di kursi taman.  Kini ku lihat wanita yang ada di depanku itu. Sudah satu tahun lebih hubungan kami berakhir tetapi ia masih saja mengejarku seperti ini. Padahal ia bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik daripadaku. Dia cantik dan banyak lelaki yang ingin dengannya. Tapi entah mengapa dia selalu saja mengekor padaku.

“Ada apa lagi?”, tanyaku kepada Nana Noona.

“Sungjae-ah...”, tutur Nana Noona padaku.

“Langsung saja Noona. Apa yang ingin kau katakan padaku?”, tanyaku.

“Sungjae-ah.. tidak bisakah kita seperti dulu lagi?”, tutur Nana Noona sambil menyentuh tanganku. Aku secara perlahan melepaskan tangannya dari tanganku.

“Maaf. Aku tidak bisa. Perasaanku padamu sudah hilang”, tuturku sambil menatap tepat di manik matanya.

“Hahaha.. kau bohong Sungjae-ah. Kau masih menyayangiku. Ia kan?”

“Tidak. Sudah berapa kali aku mengatakan padamu. Aku tidak mempunyai perasaan apa-apa lagi padamu”, tuturku dengan suara yang mulai meninggi. Jujur saja aku lelah dengan jenis percakapan ini. Setiap aku bertemu padanya, pasti isi percakapannya seperti ini. Kenapa ia tidak mengerti sih?

“Hmmm... Baiklah.. kalau kau sudah tidak punya perasaan padaku”, tutur Nana Noona sambil menundukkan wajahnya. Ah.. akhirnya dia mengalah. Tapi tunggu dulu... sekarang dia mengatakan apa?

Research in Love [ysj.psy] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang