Chapter 17

798 118 59
                                    

SOOYOUNG POV

Ku letakkan sepatuku di rak yang berada di dekat pintu masuk apartemenku. Aku pun berjalan menuju kamarku untuk berbenah diri. Sangat gerah rasanya, padahal hari ini aku tidak latihan karena ada konser SM Town. Hanya para SM Rookies saja yang bisa tampil sementara aku yang notabenenya tidak termasuk SM Rookies hanya datang untuk menyupport sesama trainee. SM sangat baik kali ini. Ia memberi kesempatan beberapa trainee untuk tampil dalam konser SM Town. Aku memilih untuk tidak masuk dalam jajaran SM Rookies karena fokusku bukan hanya pada latihan. Waktu penawaran itu datang, aku juga harus mengurus penelitianku. Lagi pula kemampuan danceku masih sangat buruk. Taeyong Oppa masuk dalam SM Rookies. Dan... ia bahkan sudah memiliki fansclub. Wajar sih, ia memiliki wajah tampan serta kemampuan rap dan dance yang bagus.

“Sooyoung-ah...”, langkahku terhenti. Aku membalikkan badan dan kutemukan seorang namja yang tengah duduk di sofaku. Posisi duduknya sangat nyaman. Awalnya aku berharap itu Doyoung karena hanya dia yang mengetahui password apartemenku. Tapi nyatanya bukan.

“Kenapa kau ada disini?”, tanyaku pada namja itu.

“Bukannya kau sendiri yang bilang kalau tidak masalah mengunjungi rumah pacar sendiri”, ia berdiri dari posisi duduknya. Sontak aku mundur satu langkah. Apakah dia sedang mabuk?

“Ha? Sejak kapan aku mengatakan itu?”, aku mulai ketakutan. Aku tidak tahu kenapa dia bisa masuk di apartemenku. Apa yang akan dia lakukan? Dan kenapa sikapnya berubah seperti ini? Apa dia benar-benar mabuk? Aneh sekali rasanya.

“Waktu itu di rumahku. Kau lupa? Hahaha. Apa perlu aku ingatkan dulu?”, ucapnya sambil tersenyum manis padaku. Senyumnya memang sangat manis, tapi kalau dalam kondisi seperti ini menjadi senyum yang menakutkan. Ia semakin mendekat ke arahku. Aku kembali mundur satu langkah.

Chakamman... Oppa kau mabuk? Oppa kenapa kau bisa masuk di apartemenku?”, aku mengangkat kedua telapak tanganku menghadap ke arahnya.  Memberi tanda agar ia berhenti berjalan ke arah.

“Hahaha.. Aku tidak mabuk Sooyoung-ah.. Ahhh... Commal.. Kau terlihat sangat takut hahaha”, ucapnya sambil kembali duduk di sofa. Aku memberanikan diri untuk berjalan ke arahnya. Kalau bukan mabuk terus kenapa dia bisa ada di sini?

“Oppa kau tahu dari mana password apartemenku? Ani... ani... kenapa kau begitu lancang masuk di apartemenku? Aku tidak suka”, ucapku dengan nada suara yang datar. Sebenarnya aku marah tapi ku usahakan dapat mengontrolnya. Kalau aku bersuara dengan nada tinggi, bisa saja malah akan memicu keributan.

“Makanya jadi orang jangan teledor. Waktu itu kan aku datang ke apartemenmu dan kau sangat jelas menekan tombolnya. Bagaimana kalau tiba-tiba ada orang lain yang jalan di belakangmu? Untung waktu itu hanya aku”, ucapnya menjelaskan.

“Tapi bagaimana pun masuk dalam rumah orang tanpa izin itu tidak sopan Oppa”, aku pun menyandarkan tubuhku ke sofa yang lain. Tentu saja aku tidak duduk di sofa yang sama dengannya.

“Aku kebelet mau buang air, lagi pula kau sangat lama datang. Jadi aku masuk saja”, ucapannya masuk akal bagiku. Tapi aku masih tidak terima dengan sikapnya.

“Tapi.. Oppa kan bisa menelponku. Kenapa tidak menelponku sih.”

“Yaaa! Coba cek ponselmu. Aku sudah menelponmu lebih dari satu kali tapi tak sama sekali kau angkat”. Aku pun mengecek ponselku. Benar saja, ada enam panggilan tak terjawab.

“Mian hehehe”, hanya itu yang bisa aku ucapkan padanya.

“Aish.. Cincaaa”, ucapnya dengan nada kesal. Aku pun berjalan menuju dapur untuk mengambil minum untuknya. Hanya minuman kaleng saja. Soalnya hanya itu yang ada.

Research in Love [ysj.psy] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang