Epilog

997 90 46
                                    

Siapa yang bilang setelah pertemuan lima tahun yang lalu hubunganku dengan Sooyoung akan berjalan dengan baik? Kalau ada yang berpikir demikian, aku saran untuk menghilangkan pemikiran itu. Tidak ada yang tahu akan hati manusia di kemudian hari. Begitu pun dengan Sooyoung, wanita yang sampai aku mati pun tetap aku mencintainya.

Siapa yang menyangka tiga tahun yang lalu Sooyoung menjabat sebagai kekasih seorang idol papan atas, Oh Sehun. Aku tidak tahu jalan pikiran Sooyoung waktu itu. Ia bahkan meninggalkan pekerjaannya hanya demi seorang Oh Sehun. Dan aku juga tidak mengerti dengan diriku sendiri, begitu mudahnya aku melepaskan Sooyoung kepada lelaki lain. Aku ingin marah, tapi apalah dayaku. Aku tidak ada apa-apanya dibanding lelaki itu. Aku kalah darinya. Meskipun aku lebih tampan darinya, tapi tetap saja dia pemenangnya. Dia yang berhasil menjabat sebagai kekasih Sooyoung. Aku ini siapa? Hanya lelaki yang terus mengagumi Sooyoung.

Bahkan sampai saat ini pun aku harus memendam rasa sakit hati melihat wanitaku yang kini tengah berpelukan dengan lelaki yang bernama Oh Sehun itu. Aku tidak tahu mengapa aku harus melihat pemandangan ini lagi. Ini diluar perencanaanku. Aku masih menatapnya dengan hati yang sulit untuk aku deskripsikan. Bahkan mereka berdua pun tidak menyadari keberadaanku. Aku terus memperhatikannya hingga suara tangisan anak usia tiga tahun yang berada di samping menyadarkanku.

“Weo? Ada apa denganmu?”, tanyaku kepada anak usia tiga tahun itu.

“Appa menginjak mainanku huaaaa”, tangis anak itu lagi. Dan apa yang kalian pikirkan itu benar, dia anakku. Namanya Seonho.

“Mianhee appa tidak melihatnya”, ucapku sambil mengambil mainan yang ku injak dan memberikan padanya.

“Seonho-ya, ayo main”, ucap anak seusia Seonho yang kini tengah berdiri di dekat Seonho. Namanya Guanlin. Dia tinggi dan wajahnya mirip dengan Eommanya, Sooyoung. Ya benar, Guanlin adalah anak Sooyoung.
















Dan tentunya anakku juga. Guanlin dan Seonho adalah anak kembar. Guanlin lahir lima menit lebih dulu dibanding Seonho. Jadi Guanlin adalah kakak dan Seonho adalah adiknya.

“Itu Eomma!!!”, teriak Guanlin sambil menunjuk ke arah Sooyoung. Seberapa keras pun teriakan Guanlin, tidak akan berhasil membuat Sooyoung melihat ke arahnya.

“Appa siapa lelaki itu? Kenapa berpelukan dengan Eomma?”, tanya Seonho padaku.

“Mmm.. Dia teman Eomma, namanya Sehun samchon”, ucapku pada Seonho.


Ingin rasanya aku memaki kepada pihak TvN saat ini juga. Bagaimana bisa mereka menayangkan kembali drama tiga tahun lalu itu. Drama yang berhasil membuatku uring-uringan selama sebulan karena melihat kekasihku harus beradegan mesra dengan sunbaenya yaitu Oh Sehun. Drama yang berhasil membuat Sooyoung selalu berada di peringkat pertama pencarian Naver. Drama yang berhasil membuatku tahu ternyata begitu banyak fanboy Sooyoung dari kalangan selebriti. Drama yang berhasil membuat Sooyoung dan Oh Sehun mendapatkan award sebagai best couple yang membuatku iri setengah mati. Drama yang berhasil membuat Sooyoung dan Oh Sehun digosipkan pacaran oleh beberapa media.

Tapi... berkat drama itu pula akhirnya aku dengan berani mengajak Sooyoung menikah. Lebih tepatnya, berkat kecemburuanku. Aku tidak mau shipper Sooyoung-ku dan lelaki yang bernama Oh Sehun itu semakin banyak.

Dan aku sangat bersyukur ketika Sooyoung menerima ajakanku. Kalau Sooyoung tidak menerima ajakanku, Guanlin dan Seonho pun tidak akan pernah ada di dunia.

Sudah dua hari ini, aku menjaga Guanlin dan Seonho seorang diri. Tanpa adanya Sooyoung. Sooyoung aku biarkan untuk berlibur dulu. Kasian dia. Semenjak menikah denganku, ia menghabiskan waktunya hanya untuk menjaga Guanlin dan Seonho tanpa bantuan dari babysitter. Dan tentunya juga menjagaku. Ia tidak mengambil job di dunia entertainment lagi. Ia mengaku lelah dengan dunia entertainment yang penuh dengan jebakan di dalamnya. Meskipun dia seorang psikolog, tapi ada kalanya ia merasa tidak sanggup menghadapi berbagai ocehan tentang dirinya. Ia juga telah memundurkan diri dari ketua proyek SM Counselling semenjak tawaran drama tiga tahun lalu itu. Sebenarnya alasannya bukan hanya karena drama, ada alasan lainnya. Sooyoung sudah berkali-kali mendapatkan klien yang pada akhirnya jatuh cinta kepada Sooyoung. Dalam dunia psikolog, klien dan psikolog tidak boleh terlibat perasaan lebih. Emang susah tidak jatuh cinta apabila psikolognya secantik Sooyoung.

“Ayo kita jemput Eomma”, ajakku kepada Guanlin dan Seonho yang saat ini masih asik bermain di ruang keluarga.

“Jemputnya dimana?”, tanya Seonho. Wajah Guanlin memang mirip dengan Sooyoung tapi sifat Sooyoung lebih banyak menurun ke Seonho, terutama sifat cerewetnya. Bahkan Doyoung selalu mengatakan ‘duo chick’ ketika melihat Sooyoung dan Seonho jalan berdua. Selain sifat, Seonho juga lebih dekat dengan Sooyoung dibanding denganku. Makanya dia begitu cengeng ketika tidak ada Sooyoung di rumah.

“Di bandara”, ucapku sambil memakaikan Seonho pakaian. Sementara, Guanlin memakai pakaiannya sendiri.

***

Aku dan kedua jagoanku sudah menungggu Sooyoung. Tidak lama setelah itu, aku melihat Sooyoung dari kejauhan sambil menarik koper berwarna merah mudanya. Wajahnya tersenyum merekah. Seperti biasa, ia menggunakan baju one piece berwarna putih dengan motif bunga-bunga. Sooyoung berlari ke arahku. Aku otomatis melebarkan kedua tanganku dengan harapan dia akan memelukku. Tetapi apalah dayaku ketika aku dikalahkan dengan anak ingusan tiga tahun itu. Sooyoung kini memeluk erat Guanlin dan Seonho. Aku tahu dia sangat merindukan kedua jagoan ciliknya itu. Tapi apakah dia tidak merindukan suaminya juga?

“Kau tak memelukku juga?”, tanyaku kepada Sooyoung.

“Bagaimana caranya aku memelukmu dengan kondisi seperti ini hahaha. Sabarlah”, ucap Sooyoung sambil memperlihatkan eyesmilenya padaku. Sooyoung sekarang sedang menggendong Guanlin dan Seonho. Guanlin di tangan kanannya dan Seonho di tangan kirinya. Sooyoung adalah wanita yang kuat. Itu lah alasan mengapa aku semakin mencintainya. Aku senang melihat pemandangan seperti ini di depanku. Dan refleks aku mencium bibir ranum milik Sooyoung. Sooyoung pun tidak menolak, ia membalasnya

Kami berciuman.

Setelah dua hari tidak bersama.

Kami berciuman.

“OH MY GOD!!”, ucap Guanlin sambil menutup mata Seonho. Mereka berdua masih berada di gendongan Sooyoung.

Dan aku baru sadar, ternyata kami berciuman di tempat yang tidak tepat, di depan Guanlin dan Seonho. Untung saja Guanlin menutup mata Seonho. Aku tidak tahu apa yang terjadi apabila Seonho melihatnya.

------END------

Epilognya sudah ada ya :). Lama banget jarak waktunya antara chapter terakhir dan epilog wkwkwk. Baru ada niat untuk nulis epilog soalnya. Terima kasih banyak buat beberapa pihak yg masih setia dengan ff ini dan yg telah membangkitkan niat nulis epilog ff ini 😂😂😂

Research in Love [ysj.psy] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang