Chapter 2

3.8K 108 0
                                    

Gedung inti DAK ada di tengah-tengah gedung putra dan putri. Jadi, jika ada anak yang telat, mereka harus mempunyai alasan mengapa mereka telat, karena gedung utama memiliki gerbang sendiri.

Aku dan Kinas keluar kamar setelah merapikan barang-barang. Tugasnya, kami hanya disuruh membawa bolpoin. Nametag juga jangan lupa.

Kami memasuki ruangan seperti aula, tapi menyerupai ball room. Semua siswa baru ada disini. Ada beberapa kakak kelas juga. Sepertinya mereka anggota OSIS.

"Rei, sini aja." Ucap Kinas sambil mengarahkan tangannya ke kedua bangku yang kosong.

"Yuk."

"Ya, adek-adek semua, silakan duduk. Acara sebentar lagi dimulai." Ucap salah seorang kakak kelas.

Acara dimulai dengan sambutan kepsek. Yang satu ini adalah acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh Raina. Pertunjukkan!

Ada salah seorang yang sangat membuat Raina terpesona. Ia memainkan sebuah piano. Lagu yang ia mainkan adalah Bella's Lullaby. Ost dari film Twilight.

"Itu siapa....."
"Kenapa keren banget mainnya..."
Aku tak sadar sedang bergumam.

"Rei! Hoy! Cogan ini! Jangan melongo!" Sebenarnya ucapan Kinas mengagetkanku.

"Heh sadar heh! Lucu banget lu kalo melongo gitu!" Kak Cantika datang dengan tiba-tiba.

"E-eh. Enggak."

Acara berlangsung lancar. Tepuk tangan meriah saat akhir acara untuk para manusia-manusia berbakat yang tadi tampil.

"Setelah ini, acara bebas sampai jam 2. Jam setengah 3 semua kumpul lagi disini." Ucap salah seorang panitia memberi arahan.

"Jajan yuk." Ajak Kinas
"Ke?"
"Ya cari aja keluar."

Sambil jalan keluar, sebenarnya, Raina was-was melihat sekeliling. Ia ingin tahu siapakah lelaki tadi yang memainkan piano.

"Ntar kalo nggak ngeri jalan baliknya gimana?" Kutanya pada Kinas

"Oh iya! Mampus! Ini tadi udah kemana aja ya?"
"Ngaco lo!"
"Seriusan gue nggak tau."
"Aduuuh. Resiko punya kawan lolog yagini."
"Eh apaan!"

Sumpah. Saat itu aku takut banget. Secara, kita keluar gerbang sekolah, dan cari-cari jalan sendiri.

Untung, saat kita bingung cari jalan, ada orang yang datang.

"Kalian ngapain kesini?"

Dug! Ini.... ini...
Nyata apa?.... Ya Tuhan??

"Heh, ditanya malah bengong."

Dug! Dug! Dug!
Ini bener yang main piano tadi?

"E-eh iya kak. Tadi bingung mau nyari jalan tapi malah kesasar." Kinas bodo sumpah!

"Kin!" Sambil menyenggol punggungnya.

"Besok-besok kalo belum tau jalan, jangan kesini. Disini rawan. Banyak perampok."

"Maaf kak. Kita laper. Makannya kita kesini. Nyari makan kak."

Batinku, buset ni anak!

"Gue ga laper. Nganter lu doang!"
"Udah-udah. Ikutin gue kalo mau balik ke asrama. Daripada dijambret."

Dijambret? Cukup sekali seumur hidup. Aku nggak mau itu ngulang lagi. Cukup.

Udah ya. Segini aja deh :v

Angin Pada Raina [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang