Tale Two

5.7K 399 18
                                    

Pict: He is Samudera (Sam)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict: He is Samudera (Sam)

(Re-publish)


Tale Two

Samudera duduk di sana, memandang datar seorang pria yang masih muda untuk ukuran seorang dokter ahli. Berkali-kali dia menghela napas panjang dengan tangan diketuk-ketukan ke meja—kebiasaannya jika sedang bosan atau pun cemas.

"Akhir-akhir ini aku jadi suka mengantuk, hampir tiap hari selalu tidur padahal kau juga tau kalau aku nggak suka tidur siang atau sore bahkan pagi. Perutku juga sedikit mual-mual, terus hampir setiap waktunya aku muntah, kepalaku juga selalu pusing." Samudera berpikir. "Apa mungkin aku ... hamil." Tebaknya dengan wajah polos.

Pria yang ada di hadapan Samudera menggelengkan kepalanya. "Kehilangan nafsu makan, terkadang nyeri di persendian tubuh, hidung berdarah ketika kau pusing ... sama sekali kau tidak hamil, Sam, dan kau juga seorang cowok mana bisa kau hamil, memangnya juga kau telah melakukan itu dengan pacarmu."

Samudera menyangkal dengan cepat. "Kau bercanda?! Jelas saja nggak. Pacar aja nggak punya."

Dino menatap Samudera. "Leukimia, Sam. Kau ... kau menderita leukimia stadium tiga." Dino gelisah, berkali-kali matanya menatap Samudera. "Kenapa kau nggak kasih tau kakak semua ini? Kenapa baru sekarang kau datang setelah kakak memintamu sejak dulu. Saat pertama kali merasakan gejalanya."

Samudera tampak bingung. "Apa sih maksud Ka Dino, leukimia apa? Aku menderita apa? Kenapa kak Dino kayak gini."

Dino mengembuskan napas panjang, matanya menatap Samudera. "Kau nggak tau kalau kau menderita penyakit leukimia, kanker darah stadium tiga."

"Apakah berbahaya?"

Ingin rasanya Dino memukul Samudera sekarang juga saking kesalnya pada apapun yang dirasakannya saat ini. "Itu artinya hidupmu nggak akan lama lagi. Kebanyakan orang hanya bertahan empat sampai enam bulan."

Barulah saat itu Samudera mengerti. "Tapi ... selama ini aku baik-baik aja. Aku—aku." Samudera tak bisa berkata-kata, tiba-tiba saja lidahnya terasa kelu. "Bagaimana bisa hal ini terjadi, aku hidup dengan baik."

Mau tak mau Dino menjelaskan bahwa sebenarnya penyakit itu sudah ada sejak empat tahun yang lalu, semakin lama, penyakit itu semakin berkembang. Karena Samudera adalah tipe orang yang cuek, dia jadi mengabaikan segala gejala leukimia yang bisa ditangangi dengan cepat seandainya Samudera memeriksakan kondisinya beberapa tahun atau beberapa bulan yang lalu.

"Maaf dulu kakak mengambil sampel darahmu tanpa izin. Kakak hanya sedikit penasaran, tapi kakak nggak tau kalau penyakit itu akan berkembang cepat. Sejauh ini hanya kemoterapi yang bisa kulakukan. Kakak nggak tau apa itu akan sepenuhnya mengobatimu atau nggak, hanya saja—"

Meskipun sebenarnya Samudera sedikit terkejut namun dia tersenyum juga. "Jangan cemas! Aku bakal baik-baik saja, bukankah selama ini juga seperti itu."

If I Could Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang