Karang Side Story

3.2K 215 49
                                    

Dulu dia pernah berpikir kalau hidupnya paling menderita.

Kedua orang tuanya bercerai, hak asuh atas dirinya dimenangkan oleh Mamanya sementara saudara kembarnya dimenangkan oleh Papanya. Mamanya seolah tidak peduli lagi padanya, hampir setiap hari dia melihat wanita itu menangis.

Dia memang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada orang tuanya. Waktu itu saat Mama-Papanya bertengkar dan memutuskan untuk bercerai dia sedang pergi ke Bandung—dibawa oleh neneknya. Hanya Sam yang tahu semuanya karena dia tidak mau berpisah dengan Mama.

Namun dia tidak tahu kalau sebenarnya Sam lebih menderita.

Setiap hari dia selalu bertanya pada Mamanya kenapa mereka hidup terpisah. Hampir setiap hari dia meminta Mamanya untuk mempertemukannya dengan Sam namun bukannya terwujud Mamanya malah marah-marah bahkan hampir memukulnya.

"Lupakan mereka! Lupakan saudaramu! Mereka sudah hilang dari hidup kita!!"

Dan Karang harus puas dengan kata-kata itu.

Hingga suatu hari, saat tahun demi tahun terlewati Karang kembali bertemu dengan Sam, tepat saat dirinya menginjak usia 13 tahun.

Karang mendapati sosok Sam sangat berbeda saat terakhir mereka bertemu 7 tahun yang lalu. Penampilannya sungguh berantakan, Karang dengar dari orang-orang kalau Sam sering berkelahi dan emosional.

Apa hidup Sam berubah saat keluarga mereka hancur?

Beberapa kali Karang menemui Sam, meski sering berkelahi tapi Sam masih tetap jadi cowok hangat. Walau dia sangat tahu kalau di dalam sana Sam sangat menderita dengan keadaannya.

Sam sering bercerita tentang sosok cewek yang selama ini selalu menemaninya, sekaligus cewek yang sudah berhasil mencuri hati saudara kembarnya. Namanya Alayya, nama yang sedikit aneh tapi unik. Seunik orangnya.

Namun saat itu Karang tidak sadar kalau dia juga sudah menaruh hati pada cewek yang secara tidak sengaja selalu didengar ceritanya dari Sam.

Hingga hari itu, ketika Mamanya serta neneknya memutuskan untuk mengirimnya ke London demi melanjutkan ke pendidikan yang lebih bagus. Hah, apa sekolah di Jakarta kurang bagus di mata mereka?

Karang kembali melihat Sam di depan kafe yang didirikan oleh Mamanya tak lama setelah bercerai. Wajahnya benar-benar sangat kacau, terluka di mana-mana, wajahnya yang biasanya bersinar kini terlihat redup dan menyiratkan keputus-asaan.

Ada apa dengan saudara kembarnya?

"Lo nggak masuk?" Karang bertanya sambil menuntun Sam untuk masuk ke dalam.

Kadang Karang heran sendiri, kenapa Sam tidak pernah mau bertemu dengan Mama, padahal setiap hari cowok itu selalu menanyakan kabarnya tanpa henti. Padahal Mama bakalan seneng banget kalau ketemu sama Sam.

"Gue nggak bisa."

Karang berhenti, menatap bingung saudaranya. "Kenapa? Muka lo juga, kenapa babak belur lagi, nggak sakit apa."

"Lebih sakitan hati gue daripada muka gue, Rang." Sam terkekeh. "Gue nggak bisa ketemu sama Mama, gue nggak mau ketemu sama Mama."

Karang tambah kebingungan. Ada apa dengan Sam? Kenapa cowok itu tiba-tiba berubah jadi aneh begini.

Setelah mencari tempat yang cukup aman untuk bicara, akhirnya mereka bisa duduk dengan tenang. Dilihatnya lagi Sam yang masih membungkam mulutnya.

"Jadi ada apa? Kenapa muka lo kayak gitu? Kenapa juga lo nggak mau ketemu sama Mama? Dari dulu gue udah ngasih alamat kafenya 'kan biar lo bisa berkunjung ke sana. Eh, elo malah nggak mau. Tapi sekarang, tanpa ngasih tau gue , elo datang gitu aja."

If I Could Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang