Tale Ten

2.7K 254 15
                                    

Tale Ten

"Ketika Tuhan mengambil sesuatu dari genggamanmu Dia tak menghukummu, namun hanya membuka tanganmu tuk menerima yang lebih baik."

–5 CM–

Sam duduk memeluk lututnya ketakutan melihat kedua orang tuanya bertengkar lagi. Belum pernah dia melihat hal seperti ini sebelumnya, karena setahunya ayah dan ibunya tidak pernah bertengkar seperti ini yang ada mereka selalu bersama tampak bahagia, tapi kenapa akhir-akhir mereka berubah jadi menakutkan.

Apakah karena dirinya nakal makanya mereka marah dan bertengkar?

Apa semua ini karena salahnya yang selalu nakal dan tidak pernah menuruti kata-kata ayah dan ibunya.
Apa kalau dia tidak nakal ayah dan ibunya tidak bertengkar lagi?

"Jangan memutuskan sepihak seperti ini," kata Henry mencoba untuk membujuk. "Pikirkan dulu anak-anak, perkembangannya akan buruk nanti jika kamu pergi begitu saja."

Rena menatap tajam Henry. "Jangan mencari alasan yang nggak jelas. Anak-anak akan baik-baik saja. Mereka akan mengerti sendiri, jika memang kamu kasihan padanya nikahi saja wanita itu dan jadikan dia sebagai ibunya Sam."

"Wanita siapa? Kamu salah paham, Rena. Dengerin aku dulu sebentar!"

Rena menepis tangan Henry dengan dingin. "Nggak perlu ada yang didengerin semuanya sudah jelas di mataku. Kamu diam-diam selingkuh dengannya dan aku punya banyak bukti."

Henry belum menyerah, dia berusaha menjelaskan pada Rena bahwa wanita itu kliennya tidak lebih, namun sepertinya keputusan Rena sudah bulat untuk bercerai dari Henry membuat lelaki itu marah.

"Baik, jika itu yang memang kamu inginkan. Pergilah! Aku akan menandatangi surat cerainya."

Rena menghapus air matanya kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk membawa semua pakaiannya.
Sam yang menyaksikan hal itu, berlari masuk ke dalam kamar sang ibu. Dia melihat Rena tengah membereskan barang-barangnya. "Mama mau pergi ke mana?" tanya Sam pelan.

Rena tidak menghiraukan Sam dia memasukan pakaian terakhirnya ke dalam koper dan hendak pergi, Sam kembali mengejar.

"Mama mau pergi ke mana? Sam ikut! Ma."

"Sam nggak boleh ikut, Mama bakal pergi jauh," sahut Rena pada akhirnya.

Sam merengut. "Sam mau ikut Mama," rengek Sam terus mengikuti Rena ke luar dari dalam rumah. "Sam janji Sam nggak akan nakal tapi Mama jangan pergi. Jangan tinggalin Sam sendirian."

Rena kembali mengabaikan Sam yang terus menangis, tidak ingin sang ibu pergi meninggalkannya.

"Ma jangan pergi, Sam nggak akan nakal lagi tapi Mama jangan tinggalin Sam sendirian. Sam takut."

Sam mengetuk kaca pintu mobil Rena. "Mama jangan pergi!" katanya namun tak didengar. Dia berlari mengejar mobil sang ibu namun kakinya yang kecil tak cukup cepat untuk menyusulnya.

Sam menangis melihat kepergian Rena, kenapa ibunya berubah seperti itu? Kenapa ibunya jadi jahat seperti itu? Dia sudah berjanji kalau dia tidak akan nakal lagi tapi kenapa Rena malah tetap pergi meninggalkannya.

"Mama," tangis Sam. Dia tidak melangkah sedikit pun dari tempatnya berada, terduduk di atas rumput taman kompleknya. Menangis dengan harapan Rena akan kembali dan membawanya pergi.

"Kamu sedang apa di sini?" Seseorang bertanya melihat Sam yang terduduk di atas rumput hampir seharian.

Sam hanya mengangkat wajah sembabnya lalu mengalihkan perhatiannya ke depan. Mengabaikan anak kecil itu.

If I Could Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang