Tale Seventeen (bag 2)

2.9K 272 17
                                        


Audio: No One Else - Seung Hee

***

Tale Seventeen (bag 2)

"Kalau kau menyukai seseorang lebih dari dia menyukaimu, maka wajar jika kau merasa lebih sakit hati di bandingkan dengannya."

Master's Sun–

Keesokan harinya Damar kembali datang ke rumah sakit dan mendapati Sam sedang duduk di pinggir ranjang Ayya yang masih belum sadarkan diri. Dia bisa melihat bekas air mata yang mengalir di wajah Sam, apa cowok itu menangis semalaman? Wajah yang biasanya selalu ceria kini berganti muram.

"Bangun, Ayy. Jangan tidur terus dong, kamu nggak kangen sama aku?" Sam bertanya, dia menggenggam tangan Ayya dan menempelkannya ke wajahnya.

"Aku tau, aku emang salah. Harusnya aku nggak ngajak kamu kencan, harusnya aku biarin kamu diem aja di rumah." Sam diam sesaat. "Semua ini juga salah aku. Kalau aja aku nggak maksa kamu, kalau aja aku nggak bergantung sama kamu, semuanya nggak bakal kayak gini. Kamu pasti baik-baik aja."

Belum pernah Damar melihat Sam semenderita ini. Melihat Ayya terbaring kritis seolah telah merenggut cahaya di wajah Sam.

"Bangun, Ay, aku mohon. Jangan kayak gini, jangan diemin aku, kamu boleh pukul aku, kamu boleh neriaki aku, kamu boleh nyumpahi aku, tapi aku mohon bangun. Jangan tidur terus." Sam menahan tangisnya dan menatap Ayya serius. "Aku nggak mau bikin janji sama kamu, tapi aku bakal berusaha buat jadi lebih baik lagi, aku bakal berusaha buat nggak nyusahin kamu, aku bakal berusaha buat jadi anak baik tapi aku mohon kamu bangun.

"Aku tau kamu lagi mimpi indah, tapi jangan lama-lama. Jangan tinggalin aku. Kalau kamu mimpi terus yang nemenin aku siapa? Jangan tinggalin aku kayak Mama ninggalin aku. Kalau kamu pergi aku bakal benar-benar hancur.

"Jadi kumohon bangun, untukku, untuk ibu sama ayah. Ayya, bangun ... jangan tinggalin aku kayak gini. Jangan kayak Mama."

"Kalau kamu pergi aku bakal sendirian, aku takut sendiri. Aku nggak mau sendiri. Nggak ada orang yang bisa ngerti aku kayak kamu. Kamu juga tau kalau Mama udah ninggalin aku padahal aku udah janji nggak bakalan nakal lagi, apa kamu juga bakal kayak Mama. Ninggalin aku meski aku udah berusaha? Kamu mau nyakitin aku kayak Mama nyakitin aku?"

Sam membenamkan kepalanya ke ranjang dan menangis tersedu-sedu. Damar tidak tega melihatnya, dia tidak tahu bahwa kehidupan Sam sangat rumit. Padahal keliatannya dia baik-baik saja.

Karena ada Ayya yang mengontrolnya. Namun sekarang, Ayya tidak bisa menenangkan Sam yang lagi sedih.

Saat Damar hendak beranjak pergi, tiba-tiba dia mendengar Sam berteriak memanggil dokter. Sontak saja dia terkejut sekaligus ingin tahu apa yang terjadi. Para suster memaksa Sam keluar agar dokter bisa berkonsentrasi menyelamatkan Ayya yang tiba-tiba saja kejang-kejang dengan detak jantung melemah.

Damar ikut melihat ke celah kaca pintu, di sana dia melihat seorang dokter sedang berusaha untuk mengembalikan detak jantung Ayya yang kian melemah. Dan saat dia melihat ke samping, wajah Sam benar-benar pucat, di wajahnya terdapat bekas air mata. Dan sekarang basah lagi saat melihat keadaan Ayya.

If I Could Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang