Tale Twenty Seven

3.2K 240 42
                                        

Tale Twenty Seven

"Ada saatnya untuk segala sesuatu , La. Dan dalam perjalanan menuju saat itu, you'll never walk alone."

-Novel Believe-

Hari ini Samudera dimakamkan namun Ayya tidak datang, dia belum sanggup melihat Samudera benar-benar pergi darinya. Sepanjang pagi ini dia mengurung dirinya dalam kamar, tidak makan, tidak tidur hanya diam dengan tatapan kosong. Ibunya sangat khawatir dengan keadaan Ayya yang mengunci diri di dalam kamar-takut Ayya melakukan hal-hal di luar batas.

Namun nyatanya cewek itu hanya sedang duduk di samping tempat tidurnya, matanya kering dari air mata tapi matanya sama sekali tidak bercahaya. Dia juga mengabaikan hapenya yang terus-terusan berbunyi.
Sam, Samudera ... hanya itu yang ada di pikirannya, hanya itu yang kini dipikirannya.

Dia menyalahkan dirinya sendiri, Samudera pergi karena dirinya, andaikan dulu dia tidak ceroboh maka Samudera tidak akan membuat permohonan yang aneh dan berujung dengan perginya Samudera dari sisinya.

Padahal Ayya sangat sayang sama Samudera.

Masih ingat dulu ketika dia masuk sekolah, Samudera selalu mengikutinya, bertingkah konyol tapi tetap melindunginya. Samudera menjadi tameng dirinya ketika dibully, tidak peduli jika reputasinya hancur. Samudera tetap bertahan di sisinya meski Ayya berulang kali menghinanya.

Dan kini Samuderanya sudah pergi, dan tidak akan kembali.

Siapa yang akan melindunginya kalau begitu?

Apa karena sekarang Citra sudah sedikit baik Samudera jadi bisa meninggalkannya begitu saja. Iya? Tapi sekarang hatinya terluka, apa Samudera tetap bisa melindunginya dan menyembuhkannya?

"Ayya, jangan ngurung diri lo terlalu lama. Bonyok lo khawatir, Tante Hania sama Om Henry juga ngekhawatirin lo, trio bebek juga. Keluarlah sedikit, jangan sedih terus. Sam bakalan sedih banget kalau lo kayak gini. Jangan lupa buat makan. Dan ..." Ayya menoleh ke arah hapenya yang tergelak di depannya. "Gue udah kirim vidio terakhir Sam buat lo. Ya udah, jaga diri lo baik-baik."

Cewek itu masih terdiam, sama sekali tidak merespon voice note dari Citra. Dia melihat USB yang diberikan Citra sebelum dia pulang, katanya Samudera memberikan itu sebelum dia pergi dan menyuruh Citra untuk memberikannya pada Ayya.

Tapi apa isi USB ini? Kenapa Samudera memberikannya padanya?

Beranjak dari tempat duduknya, Ayya mengambil laptopnya dan kembali duduk di tempat semula. Dia terdiam sejenak saat melihat isi file dari USB itu. Matanya berair tatkala melihat banyak foto dirinya yang diambil secara candid, ada juga foto Samudera yang sedang tersenyum ke arah kamera dan di belakangnya ada Ayya yang secara tak sengaja sedang tersenyum.

Ayya tersenyum sedih, dia menyentuh layar laptopnya. Membayangkan kalau dirinya benar-benar sedang menyentuh wajah Samudera.

Sam's Journy

Cewek itu sedikit mengernyit lalu mengklik folder dengan judul yang membuatnya penasaran yang ternyata berisi kumpulan video. Dengan ragu Ayya memutar salah satu videonya dan nampaknya wajah Samudera yang sedang kebingungan di layar laptop sana.

"Ayya nggak mau liat aku lagi! Ayya nggak mau ketemu sama aku lagi! Sedih banget. Padahal aku pengen banget ketemu sama dia, tapi aku juga nggak mungkin egois. Mungkin untuk sementara ini aku menyerah mendekatinya. Tapi nanti, aku bakal datang lagi buat berusaha tinggal di sampingnya."

If I Could Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang