Part 3

5.3K 138 0
                                    

Austin POV
"Leon, panggilkan Stacy ke ruanganku sekarang juga!"
Saat ini aku sedang berada di club malam. Seperti biasa tempat ini selalu ramai, dan aku benar-benar tidak menyukainya bila harus berada di satu ruangan dengan orang-orang yang tidak saya kenal.
Jadi jangan terlalu heran bila saya langsung bisa memasuki ruangan luas dan mewah ini. Yah..saya adalah pemilik ruangan khusus ini. Ohhh..,ralat, saya adalah pemilik club ini. Jadi saya bebas dong harus berada di ruangan mana?
Tak sampai 2 menit aku duduk di sofa ruangan ini seorang gadis memasuki ruanganku. Dia adalah Stacy wanita panggilanku. Wanita yang akan selalu bersedia menemaniku di ranjang dan memuaskan hasratku kapanpun aku mau. Dan sekarang aku benar-benar butuh dia. Dan semua itu karna wanita kecil sialan bernama Andrea Sylvester.
Wanita itu tersenyum menggodaku dan tanpa babibu dia mengecup bibirku dan perlahan mendorong lidahnya masuk. Aku hanya membiarkan dia bereksplorasi di mulutku. Dan berusaha mencari kenikmatan di dalam penyatuan lidah kami. Tangan Stacy itu semakin liar hingga kurasakan tangannya meremas juniorku.
Siall!!  Teriak batinku dan seketika mendorong tubuh Stacy menjauh. Stacy kembali merapatkan tubuhnya kepadaku dan saat ini aku merasa wanita ini benar-benar menjijikkan.
"Apakah kamu sudah tidak sabar lagi sayang? Ingin melakukannya dengan cepat?" Stacy berbisik di telingaku dengan nada sensual. Dan bukannya menambah gairahku malah  saat ini gairahku benar-benar padam. Akupun mendorong Stacy yang mencium cuping telingaku. "Hentikan, Stacy!! Aku benar-benar tidak berminat untuk melanjutkan ini."
Aku melangkahkan kakiku keluar dari club ini dan langsung memacu kendaraanku secepat yang aku bisa. Pulang ke rumah adalah pilihan terakhirku.
Saat tiba di rumah, aku benar-benar tidak menyangka akan menyaksikan kejadian seperti ini. Tidak pernah terlintas sedikitpun dipikiranku kalau aku akan menyaksikan keadaan seperti ini. Menyaksikan asisten rumah tangga kalian duduk di sofa ruang tamu, menonton Televisi, makan cemilan, dan tertawa lepas seakan mereka adalah tuan rumah. Ohh tidakk...wanita itu lagi. Dan benar saja Andrea berada di antara mereka.
"SAYA MENGGAJI KALIAN BUKAN UNTUK SANTAI-SANTAI SEPERTI INI!" Teriakan itu berhasil membuat wajah Lily dan Anne pucat pasi.
"Maaf, Tuan. Kami...kamii,...!
Sebelum kalimat yang diucapkan Anne selesai, sebuah suara memotongnya, siapa lagi kalau bukan Andrea," Jangan salahkan mereka, Austin. Aku yang mengajak dan memaksa mereka menemaniku menonton! Maafkan aku!
"Luar biasa!! Bahkan anda belum 24 jam disini, anda sudah merasa diri anda sebagai tuan rumah?" Kalian berdua cepat pergi dari sini!!
"Austin, aku mohon jangan usir mereka, mereka tidak bersalah! Kamu boleh mengusirku tapi tidak dengan mereka!" Ucap gadis itu dengan nada memohon.
"Anda pikir saya akan mengusir mereka? Tidak Andrea, bahkan jika saya memang harus mengusir mereka, saya harus memastikan bahwa ANDA tidak ada di rumah ini lagi. Kenapa? Karna mereka bahkan jauh lebih berharga bagiku dibandingkan dengan dirimu!" Aku berharap setelah ucapanku wanita bodoh ini akan emosi dan mencaci makiku atas kata-kata yang ku ucapkan, tapi di luar dugaan dia, hmm maksud saya Andrea terlihat lega dengan ucapanku.
"Dan satu lagi Ny. Sylvester jangan pernah memanggilku Austin, karena aku benar-benar tidak ikhlas namaku disebut olehmu." Setelah mengatakan kalimat itu aku melangkah menuju kamarku di lantai 2.

Andrea POV
Aku kira dengan menjadi orang kaya fasilitas kamar lengkap dan mewah akan sangat luar biasa menyenangkan. Tapi saat ini aku sadar aku benar-benar bodoh pernah berpikiran seperti itu. Aku benar-benar bingung apa yang harus saya lakukan. Kemewahan ini benar-benar tidak bermanfaat aku butuh teman. Aku melangkahkan kakiku ke arah dapur dan melihat dua orang wanita kira-kira berumur akhir 20-an sedang bercerita. "Maaf Nona, apa nona butuh sesuatu? Tanya salah satu di antara mereka.
Akupun menganggukkan kepalaku sambil tersenyum," iya..,saya butuh hmmm,..teman!"
Mereka berdua tersenyum dan berkata," Jika itu yang anda butuhkan, bukankah seharusnya nona mencarinya di luar sana, bukan disini tempatnya Nona!"
"Kenapa? Apakah kalian tidak mau berteman denganku?" Sebisa mungkin memasang puppy eyesku, biasanya jika sedang membujuk ayah, aku selalu menggunakan trik ini dan selalu berhasil. Aku harap trik ini juga berhasil untuk mereka. "Bukan seperti itu Nona, kami disini hanya sebagai pelayan, dan sangat tidak etis jika Nona harus bergaul dengan kami. Selain itu Mr.Casalegno pasti akan marah!"
Aku menimbang-nimbang ucapan dari wanita tersebut," Siapa bilang? Ayahku juga pelayan kok dan di rumah ini juga. Masalah Austin, dia bahkan tidak ada hak sedikitpun mengatur saya. Saya disini bukan atas perintah Austin tapi Mr. Adam. Jadi aku mohon jangan jadikan itu alasan."
Dan pada akhirnya mereka berdua menerimaku, Lily dan Anne itulah nama mereka. Saat ini kami sedang duduk bersantai di ruang nonton televisi. Sebenarnya Lily dan Anne menolak mentah-mentah ajakanku, tapi aku kembali mengeluarkan trik puppy eyesku. Dan disinilah kami sekarang.
Saat kami sedang asyik bercerita sebuah teriakan menghentikan aktivitas kami,"SAYA MENGGAJI KALIAN BUKAN UNTUK SANTAI-SANTAI SEPERTI INI!" Aku menolehkan wajahku ke arah sumber suara dan tepat sekali si pria mesum dan saat ku perhatikan Lily dan Anne kelihatan pucat pasi.
"Maaf, Tuan. Kami...kamii,..
Aku sungguh tidak tega melihat Anne dia bahkan tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Dan akupun memutuskan untuk bertanggung jawab atas ulahku," Jangan salahkan mereka, Austin. Aku yang mengajak dan memaksa mereka menemaniku menonton! Maafkan aku!"
Sumpah demi apapun kalimat ini sangat bertentangan dengan egoku, tapi demi Lily dan anne aku bisa melakukannya. Dan lihat pria mesum ini sama sekali tidak terpengaruh.
"Luar biasa!! Bahkan anda belum 24 jam disini, anda sudah merasa diri anda sebagai tuan rumah?" Kalian berdua cepat pergi dari sini!! Teriakan pria mesum ini berhasil membuatku melongo apakah pria ini tidak memiliki perasaan. Ingin rasanya aku memukul pria ini, tapi aku tau tindakanku itu akan membahayakan nasib Anne dan Lily. Akupun kembali memohon kepada pria mesum ini,"Austin, aku mohon jangan usir mereka, mereka tidak bersalah! Kamu boleh mengusirku tapi tidak dengan mereka!"

"Anda pikir saya akan mengusir mereka? Tidak Andrea, bahkan jika saya memang harus mengusir mereka, saya harus memastikan bahwa ANDA tidak ada di rumah ini lagi. Kenapa? Karna mereka bahkan jauh lebih berharga bagiku dibandingkan dengan dirimu!"
Lihatlah betapa arogannya pria ini, aku benar-benar ingin menghajarnyaa hingga dia tidak ada kesempatan bicara lagi, tapi aku harus menahan emosiku. Setidaknya Lily dan Anne tidak akan dipecat.
"Dan satu lagi Ny. Sylvester jangan pernah memanggilku Austin, karena aku benar-benar tidak ikhlas namaku disebut olehmu." Setelah mengatakan kalimat itu si pria mesum pergi.
"Dan satu lagi Ny. Sylvester jangan pernah memanggilku Austin, karena aku benar-benar tidak ikhlas namaku disebut olehmu." Kalimat itu kembali keluar dari bibirku sambil meniru gaya bicara Austin.
" Anda kira aku sudi menyebut namamu? Kalau bukan karna Lily dan Anne aku tidak akan memanggil namamu pria mesum. Dan aku pastikan, setelah ini aku harus mencuci mulutku puluhan bahkan ratusan kali untuk menghapus jejakmu."

"APA ANDA BILANG!" teriakan itu berhasil membuatku terdiam mematung

¤
¤
¤
¤
¤
End of part 3

My Glorious AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang