Part 17

2.1K 59 1
                                    

#Warning typo

Semoga suka sama ceritanya.
Jangan lupa ya sama kritik, saran atau apapun deh yang bisa dikasih demi keberlangsungan cerita ini.
Happy reading, all!!

Andrea POV


Saat ini aku sedang berusaha mencerna apa yang terjadi. Kenapa pria di sebelahku ini begitu ngotot untuk mengantarku sementara beberapa menit yang lalu dia menyatakan ketidak peduliannya padaku. Dan satu lagi ada apa dengan otak pria ini kenapa dia bawa mobil sangat cepat? Apa dia kira jalanan ini miliknya?

"Austin..apa yang kau lakukan? Jika kau ingin mati, jangan mengajakku?" Ucapku panik melihat angka kecepatan mobil terus bertambah.
"Diam!!" Ucap pria itu pendek tanpa mempedulikanku dan terus memacu mobilnya lebih cepat. Akupun mengikuti arah pandangan pria itu. Okey sepertinya scene ini layak dimasukkan di film Fast and Furious. Yah tepat di belakang kami ada sebuah mobil mengejar dengan kecepatan tinggi. dan bisa kutebak pemilik mobil itu adalah pria itu.
"apa-apaan ini? Apa aku sepenting itu baginya kenapa dia malah mengikuti mobil ini? Apa sebaiknya aku menemui pria itu dan menanyakan siapa dia? Dan kenapa dia mengetahui namaku?" Ringisku dalam hati.
"Sekarang jujur padaku, tadi malam apa yang terjadi antara kaubdan pria itu?" Ucap Austin seraya menurunkan kecepatan mobilnya setelah aku lihat mobil yang sedari tadi mengikuti kami sudah tak lagi terlihat.
"Tidak terjadi apa-apa, Austin. Dia hanya datang ke mejaku menawarkan minum, namun aku tolak baik-baik lalu pergi ke toilet tapi sebelim aku keluar dari toilet aku menyadaei pria itu mengikutiku!"
"Lalu kenapa dia kelihatan sangat terobsesi padamu?" Lanjutnya lagi dengan tatapan penuh selidik yang kubalas dengan gelengan kepala.
"Kemarin kau mengeluh tidak menyukai club, jadi kenapa kau bisa ada disana. Dan demi Tuhan kau masih di bawah umur!" Ucap Austin lagi yang membuatku meringis mendengar kenyataan yang baru saja dipertegas Austin.
"Maafkan aku, ulah temanku, Sam. Dia jauh-jauh datang dari New York buat bertemu, dan aku gak tau kalau tempat yang ingin dia kunjungi di Chicago ini adalah club. Dan terimakasih untuk tadi malam!"ucapku akhirnya tentu saja aku tulus mengatakannya.
"Jangan ulangi lagi, ingat kau masih 17 tahun, dan syarat masuk club malam 21 tahun. Kau tidak tau bahaya apa yang mengintaimu di club malam?"
Kali ini aku melihat keseriusan di kedua bola mata Austin yang menatapku tajam seolah menegaskan kalau dia sedang tidak main-main.
"Tidak akan!"ucapku meyakinkan pria itu.

Author POV

Pria bersetelan mahal itu kini duduk diam di mobilnya. Semenit yang lalu dia memutuskan berhenti mengikuti mobil yang di tumpangi wanita yang dikejarnya. Bukan karena tidak yakin bisa mengejar mobil itu, tapi lebih tidak yakin pria yang di sebelahnya akan memberikan kesempatan padanya berbicara dengan Andrea. melihat bagaimana sikap pria itu di depan gedung tinggi yang ditinggali kedua makhluk itu.

"Gimana Dylan, kemana tujuan mereka?'
"...."
"Okey..awasin terus Dylan, beritahu aku kalau pria itu sudah pergi.
"...."
Tak sampai 15 menit pria itu kembali memacu mobilnya dengan cepat. Yah dia baru saja mendapatkan kabar dari informannya bahwa Austin Casalegno sudah meninggalkan Andrea di bandara. "Sepertinya pria itu sangat bodoh dalam hal menjaga wanita. Annie..tunggu aku!" ucap pria itu tersenyum senang. Setiba di bandara pria itu merogoh kantong celananya dan menelpon seseorang. "Dylan, dia dimana?"
"......"
" Baiklah..terimakasih Dylan!" Senyum lelaki itu tidak dapat ditahannya lagi begitu melihat wanita yang ada di hadapannya. walaupun wanita itu belum menyadari kehadirannya. Diapun melangkahkan kakinya selebar yang dia bisa dengan harapan dia dapat berada di hadapan wanita itu hanya dalam waktu 5 detik.
" Annie...!!"

Andrea POV

"Annie!! suara dan panggilan itu lagi. Akupun membalikkan tubuhku begitu juga dengan Kent yang kebetulan berada di sebelahku. Aku hanya menatap pria itu mencoba mengingat siapa dia.
Di dunia ini hanya 3 orang yang memanggilku dengan sebutan itu. Mom, dad lalu kakak angkatku Cliffton.
"Ann..kau melupakanku?" Ucap pria itu menatapku dengan tatapan memelas. Kini mataku tertuju kearah dua bola mata milik pria itu. Ohh no...benar dia Clifton bodohnya aku tidak menyadari mata itu dari awal.
"Ann..kau mengenal pria itu? Kalau kau tidak kenal abaikan saja. Ayo pulang!" ucap Kent.
"Kent..kau duluan saja. aku mengenalnya!" ucapku yang dihadiahi senyuman dari pria yang berada dihadapanku.

My Glorious AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang