****
Hingga detik dimana dering smartphone mengaung di ruangan itu, Austin masih sibuk memeriksa file penting yang berada di mejanya. tentu saja dari awal dering di samrtphonenya dia tau siapa yang menelponnya namun dia memilih mengacuhkannya dan memusatkan pikirannya ke kegiatan yang sedari tadi pura-pura ditekuninya. Yh..pura-pura! Bahkan hingga detik ini dia sama sekali tidak bisa mengumpulkan dan menyatukan logikanya. Dia merasa kini logikanya Terpecah berkeping-keping mengikuti setiap alur ceritanya untuk hari ini.
Nampaknya si penelpon belum menyerah menelponnya, dan itu artinya kali ini dia yang harus menyerah. Austin sangat tau bahwa detik dimana dia memegang smartphone itu adalah detik dimana neraka ketiganya dimulai untuk hari ini.
Austin : iya Dad..ada apa??
Adam C. : Austin..kekacauan apa yang sedang kau lakukan di Chicago? Apa kau ingin membuat perusahaanku hancur?
Austin : Ohh..come on Dad!! Perusahaanmu tidak akan pernah hancur hanya karena membatalkan kerja sama dengan perusahan sekecil EL corp.
Adam C. : Austin..Dad tidak pernah mengajarimu utnuk meremehkan perusahaan orang lain? Dad tidak mau Tau kamu harus minta maaf pada pihak EL Corporation Dan kerja sama itu akan tetap berjalan.Austin: ohh...come on Dad...apa kau berniat mempermalukan anakmu sendiri di depan pria itu? Ungkap pria bersetelan itu sembari melonggarkan dasi di lehernya.
Adam C.: Austin...apa ini Karena Andrea?
Tak ada jawaban yang bisa kuberikan saat dengan mendengar pertanyaan itu. Apalagi si penanya adalah pria tua yang ku hormati yang tak lain adalah ayahku sendiri. Aku hanya bisa menyugar rrambutku kesal yang terlihat jelas tidak siap untuk berterus terang.Adam C.: Baiklah...sepertinya tebakanku benar. Untuk Kali ini kau kumaafkan. Dan ingatlah son, kau tidak akan memenangkan hatinya jika kau masih sering bermain-main. Baiklah...dad masih Ada urusan jangan sampai kau mengulangi Hal bodoh seperti ini lagi.
Ucapan itu menjadi akhir dari panggilan yang dilakukan oleh Dad. Akupun menarik dasiku keluar dari kerahlu dan meletakkannya di meja dan kembali duduk di kursi idamannya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
Austin POV
Kusut...yah...sepertilah otakku saat ini. Aku bahkan tidak Tau apa yang harus kulakukan untuk menata kembali pikiranku. Aku benar-benar tidak Tau kalau wanita seperti Andrealah yang berhasil menjungkir balikkan duniaku. Aku makhluk yang sering dikagumi siapapun Karena keprofesianalanku kini lenyap sekejap dengan kejadian Hari ini, aku yang terbiasa berpikir dewasa Dan bisa diandalkan dad jug kini lenyap. Yahh...aku sadar...bahkan sangat sadar semenjak mengenal wanita it aku bersikap sangat kekanakan. Dan lebih kekanakan lagi ketika seorang Clifton Adams muncul merusak rencanaku untuk mendapatkan wanita itu. Sialann....Aku melangkahkan kakiku keluar dari kantor," Claire, kosongkan jadwalku hari ini!" Ucap pria itu yang langsung melewati sekretarisnya dan pulang ke penthousenya.
Bermenit-menit aku mondar-mandir di kamar Andrea sebelumnya dan melihat isi kamar itu sebagian besar telah hilang. Ada sedikit kegundahan dalam diriku menyadari gadis itu kini tinggal dengan pria lain. Demi apapun aku tidak siap menerima kemungkinan terburuk yang akan terjadi dari skenario ini.
Tanpa pikir panjang aku mengambil ponselku dan memutar otak kira-kira alasan apa yang akan aku lakukan untuk menahan Andrea di penthouse ini sedikit lebih lama.
Aku mondar-mandir di ruangan tersebut memikirkannya.Andrea : Halo..
Austin : Datang ke penthouse detik ini juga kalau kau tidak menginginkan figura ayahmu di kediaman Casalegno saya bakar semua!Setelah mengucapkan kalimat itu aku mematikan telpon. Aku yakin 100% cara ini akan sangat berhasil. Yang aku butuhkan hanyalah sedikit waktu untuk menunggu gadis itu hadir di tempat ini
****
"Kau bilang kau akan lama pulang? Kenapa bahkan belum sejam kau pergi, kau sudah kembali??" Ucap Andrea heran melihat Clifton yang menuangkan wine di gelasnya.Cliffton berjalan mendekati Andrea," Annie...kau tidak menyukai tuan Casalegno yang terhormat Kan??
Seketika itu bola mata Andrea terbuka selebar yang dia bisa,"Adams, apa kau kehilangan akalmu? Apa meetingmu dengan klienmu tidak berjalan lancar hingga pikiranmu sangat tidak masuk akal?"
"Yah...jawab saja Annie!!" Ucap pria itu menatap tajam ke arah Andrea.
"Well....tentu saja aku tidak menyukai pria angkuh, kekanakan, bossy, Dan menyebalkan seperti dia kakak!"
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau tidak percaya padaku tuan Cliffton Adams?? Ucap Andrea setelah menyadari tatapan penuh keraguan dari pria di seberangnya.
Dering HP di meja membatalkan niat Adams berbicara. Dan memilih memberikan kesempatan pada wanita itu untuk mengangkat telponnya.
Andrea: Hallo...
.......................
Andrea menatap bingung ke arah telpon genggamnya setelah sipenelpon menutup sepihak telponnya.
"Siapa?? Ucap Adams memperhatikan gerak-gerik Andrea yang janggal.
"Ahhh...bukan siapa-siapa!" Ucap Andrea menjauhi Adams.
"Terus kalau bukan siapa-siapa kau mau kemana? Ucapan Adams menghentikan langkah kaki Andrea.
"Ehhh...hhhmmm...aku Ada janji sama temanku, Kent.
"Kent?? Kent siapa?"
"Kent itu teman satu SMA ku! Aku harus siap-siap!" Ucap Andrea kembali melanjutkan langkahnya sembari mengetik pesan di telpon genggamnya.
"Kent, I need you to help me now! Jemput aku di alamat ini ****.
Tak lama setelah pesan itu terkirim balasan dari Kent membuat Andrea tersenyum.
***
Andrea POV
Kakiku berhenti di depan gedung menjulang tinggi di hadapanku. Yah...saat ini aku berada di depan penthouse keluarga Casalegno. Aku bahkan tidak Tau apa yang merasukiku sehingga aku tidak ingin berpikir dua Kali untuk datang ke tempat ini. Telpon yang aku dapat tadi??, Yah benar...itu dari Austin namun hingga detik in aku bahkan tidak yakin bahwa Hal itu yang mendorongku sampai di tempat ini dalam waktu yang singkat. Akupun melangkahkan kakiku memasuki gedung itu tentu saja dengan harapan semoga keputusan saat ini tidak mendatangkan masalah padaku. Well...apa salahnya berharap, walau aku Tau itu sangat tidak mungkin.
Hingga beberapa menit yang lalu aku tiba di tempat ini, keberanianku untuk menekan bel yang ada dihadapanku tak kunjung datang. Hingga kini aku sibuk berpikir di depan pintu sembari menggigit kuku ibu jariku. Perang dalam batinku tak kunjung usai.To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Glorious Angel
Romance"Kenapa?? Apakah kau akan menciumku lagi?" Kata Andrea menatap tajam ke arah pria itu. Namun pria itu hanya tersenyum sinis. " Dengar ya Tuan Austin mesum yang terhormat, jangan kira anda bisa menyentuhku lagi!! Tidakkk dalam satu kesempatanpun!! Uc...