Part 10

3.3K 89 2
                                    

#Maafkan untuk segala bentuk typo

Mohon bantuan kritik, saran dan komentar dalam bentuk apapun

Karena suara kalian menentukan nasib cerita ini selanjutya!

Happy Reading!!

Andrea POV

Seminggu setelah kejadian di mobil hubunganku dan Austin menjadi buruk. Well..selama ini hubungan kami tidak pernah baik, tapi ini bahkan jauh lebih parah lagi. aku bisa melihat tatapan pria itu selalu menajam dan rahangnya mengeras setiap bertemu denganku. Aku bahkan baru tau pria bisa sependendam ini hanya karena kata "supir" saja.  Apakah itu benar-benar  sangat melukai harga dirinya??"

Minta maaf? yah..hal itu pernah terpikir di otakku gimanapun menyebalkannya pria itu sangat tidak etis mengucapkan kata se "kasar" itu. Mungkin kalau dad tahu aku baru saja menyakiti hati orang lain selama 1 minggu tanpa berniat meminta maaf, dia akan sangat kecewa padaku. Tapi gimana bisa aku meminta maaf, kalau tiap kali aku mendekatinya, pria itu secara otomatis memasang wajah emosinya dan hal itu selalu membuatku bergidik ngeri dan membatalkan niat baikku.

Tapi malam ini tatapan apapun yang akan diluncurkan pria itu aku tidak akan mundur. Persetan dengan Austin dan tatapannya. Aku tidak mau dad bangkit dari kuburnya setelah mengetahui putri kesayangannya berubah jadi gadis tidak tau sopan santun seperti ini. Semangat Andrea!! ucapku dalam hati.

Jam sudah menunjukkan jam 11 malam namun tak ada tanda-tanda pria itu pulang. Aneh..biasanya dia selalu pulang sebelum jam 9, kenapa dia belum pulang? Apa terjadi sesuatu?

TING!!

Bunyi lift memecahkan pikiranku dan segera berlari ke arah lift." Kamu kenapa pulang terlambat? Apa ada masalah? Kau tidak apa-apakan?" kataku membabi buta.

Tatapan heran pria itu menyadarkanku dari tingkah ajaibku akupun menggaruk tengkukku dan berkata," well aku cuma heran saja tidak biasanya kau pulang selarut ini!"

"Apa sekarang kau tidak akan mengizinkanku masuk ke rumahku sendiri?" ucap pria itu dingin.

Yaa..saat ini aku berdiri di depan lift dan menghalangi jalan pria itu memasuki penthousenya. akupun bergeser seolah memberikan jalan dan tak menunggu lama pria itu langsung melangkah masuk. Akupun menghembuskan nafas jengkel saat dia berlalu dan mengabaikanku begitu saja,  ingin rasanya mencakar wajah tampannya itu. Upppss...apa aku baru saja mengakui kalau Austin tampan?? Oh no!" Teriakku memulai pergumulan di dalam pikiranku sendiri sembari masih mengikuti langkah kaki Austin. Iya sih dia memang tampan tapi sebagai  manusia biasa  yang selalu memiliki standart untuk tiap hal, pria itu termasuk pria yang sangat amat menyebalkan.

"Kenapa kau mengikutiku? ucap Austin menatapku aneh yang menyadarkanku kembali kepada kenyataan dan niat awalku.
"Kau lupa kamarmu ada di sebelah sana?" Ucapnya lagi dan membuatku mengikuti pandangan pria itu ke arah kamarku lalu menggeleng kan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan pria itu.

"Ahh..itu..mmm...a..ehhmm...welll...aku!" kataku gugup.

"Aku tidak ada waktu untuk mendengarkan ocehanmu yang tidak jelas itu nona Andrea!" Ucap pria itu menghela nafas lelah.

"Ahh..kau mau kopi?" come on Andrea..you have to say sorry not that stupid words. ucapku merutuki diriku sendiri. 

"Kopi di malam-malam ini? Kau ingin membunuhku?Seharusnya aku tau dari awal kamu itu memang aneh." ucapnya membalikkan badannya dan hendak membuka pintunya.

"MAAFKAN AKU!" ucapan itu berhasil membuat gerakan Austin membuka pintu tertunda dan kembali membalikkan badannya menatapku. Aku jangan ditanya aku benar-benar malu sekarang. 

My Glorious AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang