Austin POV
Aku termenung menatap champagne yang ada di tanganku.Saat ini aku sedang di club terbesar di Chicago. Tujuan utamaku datang ke tempat ini adalah untuk mencari pelampiasan untuk hasratku, namun sepertinya itu cuma sekedar angan-angan karena aku sama sekali tidak menemukan tempat yang bagus untuk melakukannya. Tiga bulan mengenal Andrea ternyata sangat berefek untuk hidupku. bayangkan selama 3 bulan ini aku tidak menyentuh wanita sama sekali. Sepertinya saat ini aku layak masuk world record bisa menahan libidoku selama 3 bulan, padahal sebelum aku mengenal wanita itu aku selalu melampiaskan libidoku tiap hari. Segala cara sudah kulakukan dan setiap wanita di club dan di kantorku bahkan sudah ku coba, tapi tetap saja "dia" tak beraksi. Membayangkan wanita lain adlah Andrea, aku juga pernah mencobanya, namun ternyata "dia" tahu bahwa aku berniat menipunya. Shit!! Apa mengenal Andrea telah mengubahku menjadi seorang pria impoten? tidak mungkin, kalau aku impoten tak mungkin"dia" bereaksi saat di dekat Andrea. Sepertinya Andrea benar bahwa sekarang aku telah berubah jadi maniak. Maniak akan dirinya. Lihatlah Andrea, cepat atau lambat aku pasti akan memasukimu." batinku dalam hati seolah yang aku ucapkan itu merupakan janji yang harus aku tepati.
Akupun melangkah keluar dari club, karena percuma saja aku buang waktu disini menatap wanita-wanita murahan itu membuatku membenci diriku sendiri.
Tepat saat mobilku terparkir di depan gedung tempatku tinggal, sebuah mobil sport hitam terparkir di belakang mobilku. Aku sangat ingat mobil itu, mobil yang tadi pagi mengejarku. Aku tetap memerhatikan pria itu yang keluar dari kursi kemudi dan berjalan mengitari mobilnya dan detik berikutnya aku tak bisa menahan diriku untuk tidak keluar dari mobilku. Aku terkejut melihat ternyata yang keluar dari kursi penumpang adalah wanita yang dari tadi menyita perhatianku, Andrea. Sebenarnya aku sudah bersiap-siap untuk menyeret wanita itu dari sana, namun akal sehatku mengatakan agar aku tidak melakukannya aku kembali masuk ke mobilku dan memarkirkan di parkiran khusus.
Ini adalah kali kedua aku membatalkan pintu lift ini tertutup. Apa yang aku lakukan sekarang? Kau benar-benar kacau Austin!" ucapku dalam batin dan kini membiarkan lift tertutup namun sepertinya tanganku lagi-lagi tak sejalan. Pintu lift terbuka dan Andrea berdiri disana. Ohh..ternyata bukan aku yang menahan pintu ini," ucap batinku lega
"Darimana kau pulang semalam ini?"ucapku dingin."Ketemu teman!" Ucap wanita itu dengan senyumannya. Hatiku berontak saat melihat senyum Andrea yang begutu lebar hanya dengan mengucapkan kata "teman" saja. Senyum gadis itu benar-benar berbanding terbalik dengan suasana hatiku saat ini. Hanya mengingat sumber senyum Andrea adalah pria asing saja suasana hatiku berubah menjadi buruk.
Sungguh gadis ini selalu saja berhasil membangkitkan amarahku. Akupun terkekeh sambil memasang tatapan meremehkan " Jangan bersikap murahan Andrea, kau lupa saat ini kau membawa nama keluarga Casalegno di kota ini? Bahkan baru 12 jam yang lalu kau memohon-mohon padaku untuk membantumu menghindari pria itu, dan sekarang kau malah bersenang-senang dengannya?" Ucapku yang siapapun akan tau bahwa aku sednag kesal hanya dengan mendengar nada suaraku.
"Jadi kau membatalkan masuk penthouse duluan dan menahan lift ini berkali-kali hanya untuk mengatakan kalimat itu?" ucap Andrea menatapku penuh minat.
"Apa dia melihat hal konyol yang kulakukan barusan?" ucapku dalam hatiku dan jawaban Andrea benar-benar membuatku tak bisa bicara lagi. Aku bagaikan kucing yang tertangkap basah mencuri ikan majikannya sekarang. Tapi tidak dengan wanita itu, dia tersenyum puas melihatku tak bisa berkata apapun lagi. "Sialan!" Teriak batinku dan kuputuskan untuk menoleh ke arah yang berlawanan dari Andrea sebagai pertanda aku mundur dari perdebatan ini.Andrea POV
Aku berteriak kegirangan dalam hatiku yah suatu hal yang langka membuat pria ini terbungkam. Ekspresi yang terpasang di wajahnya cukup membuatku terhibur. Dapat kulihat jelas bahwa telinga pria itu sedang memerah. Apa dia malu ketahuan menungguku? Rasain kau tuan Austin Casalegno!" ucap batinku tertawa kegirangan.
TING!!
Suara lift menyadarkan kami berdua dan tanpa menoleh ke arahku dan tanpa bicara apapun lagi pria itu kabur ke kamarnya. Dan tingkahnya itu membuatku tertawa.
" Kapan lagi melihat seorang Casalegno malu seperti ini!" ucapku kemudian dan langsung melangkahkan kakiku menuju kamarku sembari bersenandung kecil
Wise men say only fools rush in
But I can't help falling in love with you
Shall I stay
Would it be a sinIf I can't help falling in love with you
Untuk pertama kalinya setelah 3 bulan tinggal seatap dengan pria ini aku bersenandung senang sambil tersenyum-senyum bagai orang gila. Setelah menyelesaikan lagu itu akupun mulai berpikir penyebab dari hal janggal ini terjadi.
"Apa karena aku berhasil mengalahkan Austin? Ahh tifak mungkin..aku rasa aku hanya terbawa suasana setelah bertemu Kak Clifton lagi" ucapku pada bayanganku yang tercetak di cermin dengan yakin.To be continued.....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Glorious Angel
Romance"Kenapa?? Apakah kau akan menciumku lagi?" Kata Andrea menatap tajam ke arah pria itu. Namun pria itu hanya tersenyum sinis. " Dengar ya Tuan Austin mesum yang terhormat, jangan kira anda bisa menyentuhku lagi!! Tidakkk dalam satu kesempatanpun!! Uc...