PROLOG

7.8K 173 14
                                    

Lelaki itu duduk disamping gundukan pasir cokelat dan bau wangi harum yang semerbak. Ia tersenyum melihat bingkai foto yang ditaruh diatas gundukan pasir itu.

Lelaki itu membawa buku diary berwarna cokelat yang diikat dengan tali agar kertas-kertas bertuliskan hari-harinya itu tidak hilang, terbang, pergi.

Dengan pelan, ia mengelus bingkai foto itu, mengulang kembali kenangan yang pernah ia lakukan bersamanya. Andai saja waktu bisa diulang, lebih baik ia tidak usah mendekatinya.

Pergi itu untuk selamanya. Tapi ia percaya, manusia yang ada di bingkai foto itu bukan pergi untuk selamanya. Ia akan tetap ada di hatinya. Sampai kapanpun.

"Dit, ayo."

Ia tersenyum. Lalu menaruh satu bunga mawar mekar, mewakili seluruh bau wangi dari bunga-bunga lain.

"Malam, sayangku."

Ucapnya lirih. Lalu pergi meninggalkan gundukan cokelat itu.

⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫

Flashback

Angin Pada Raina [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang