part 2:kebimbangan

6.7K 234 0
                                    

Author pov #

Di suatu kamar  yang berukuran sedang, nampak seorang gadis sedang merenung,memikirkan apa dia masih bisa melanjutkan pendidikan nya keperguruan tinggi, atau malah tidak.

" Ya Allah, akankah keraguan ini akan terus ada di hatiku?" Tanya Khanza pada dirinya sendiri seakan ia berbicara pada Tuhannya.

 Kebimbangan pun datang merasuki pikirannya walaupun dia sudah mengajukan dirinya untuk mendapatkan beasiswa namun hingga seminggu berlalu gurunya belum memberi tahu apakah dia lulus atau tidak.

Tibalah hari yang ditunggu, ibu kepsek memberikan kabar melalui pesan singkat atau sms bahwa dia lulus tanpa harus mengikuti tes. Tes nya hanya dengan nilai-nilai yang dimilikinya nilai-nilai raport nya, yah wajar saja kalau azura lulus dalam tes karena dia memang siswa yang pintar di sekolahnya dia termasuk siswa yang paling pintar.

                  ****
Notifikasi tanda bahwa ada sms masuk pun membuyarkan lamunan seorang Khanza dan ia segera membuka isi pesan singkat itu, yang begini isinya.

"Alhamdulillah Azura kamu lulus tes, Ibu yakin kamu pasti lulus kamu berhak mendapatkan beasiswa itu. Dan sungguh-sungguhlah kamu belajar agar nantinya meraih kesuksesan".

Setelah membaca pesan singkat itu azura sangat bahagia, semua cita-cita nya tercapai meski sebelumnya ayahnya  sempat menentangnya dan tak mengizinkannya kuliah dengan alasan dia tidak punya uang untuk membiayai kuliah azura.

" Alhamdulillah ya Allah, hamba keterima, tapi bagaimana dengan ayah ya, entahlah? Nanti aku coba berbicara lagi dengannya" Kata Khanza

Meskipun dengan macam-macam cara yang telah dilakukan oleh azura namun ayahnya tetap dengan pendirian. Hingga suatu ketika Azura mencoba bicara lagi dengan Ayahnya, bahwa dia ingin berkuliah dan dia sudah meraih beasiswa.

Azura memberanikan dirinya berbicara pada Ayahnya, hatinya pilu mengingat kekerasan pendirian ayahnya rasanya ingin diurungkannya niat berbicara dengan ayahnya tapi kalau dia tidak menemui ayahnya dia tidak akan bisa kuliah. Akhirnya dia memutuskan untuk tetap mengatakan bahwa dia akan kuliah.

                    *************
Khanza pov#

Aku menemui ayahku dan aku berbicara, mengungkapkan tentang keinginanku berkuliah sekaligus memberitahu bahwa aku mendapat beasiswa. Aku memberinya beberapa pengertian aku bicara secara lembut dengannya dan aku juga memberitahu bahwa aku berhasil meraih beasiswa.

" Ayah...apakah aku mengganggu ayah" Tanyaku pada Ayah.

" Ada apa sayang, kamu mau bicara apa,?" Tanya ayah seakan ia sudah tau maksudku.

" jadi begini ayah, kemarinkan aku ke sekolah, dan aku bertemu kepala sekolahku, terus aku juga sudah mengurus semua persyaratan masuk kuliah dengan melalui beasiswa" jelasku pada ayah dengan antusias

"Azura anakku, kau tahulah ayahmu ini sudah terlalu tua, dan tidak ada biaya untuk melanjutkan pendidikan mu biaya kuliah itu mahal, kecuali jika kamu ingin masuk pondok pesantren" Kata Ayah

" Ayah aku tau, tapi aku punya kabar bahagia buat ayah, aku mendapatkan beasiswa, aku boleh ya kuliah" bujukku

" Baiklah jika itu yang kau katakan itu benar besok antar ayah bertemu dengan kepala sekolahmu itu" pinta Ayah.

" Oke sip...makasih ayah" kataku bahagia.

Di rumah kepala Sekolah//

Aku dan Ayah berangkat, dengan mengendarai sepeda motor, sesampainya di sana tak lupa mengucapkan salam dan aku diterima dengan baik oleh guruku.

" Assalamualaikum bu, !" Salamku

" Waalaikumsalam, eh Azura silahkan masuk, bapak,!!" Kata bu Camelia dengan senyum manisnya

" Jadi begini bu, kedatangan aku dan ayah ingin bertanya tentang beasiswa itu" Kataku memulai pembicaraan.

" Iya...saya sebenarnya ingin menguliahkan anak saya, cuman yah begitulah, nggak ada biaya, tuntutan keluarga saya juga banyak" jelas Ayah

" Oh bapak nggak usah khawatir, Azura sudah terpilih sebagai penerima beasiswa berprestasi" jelas Ibu Camelia

(Kemudian ibu Camelia dan Ayah bercerita panjang lebar, hingga akhirnya kami pamit pulang, karena sudah sore juga).

" Ya udah kalau gitu aku dan ayah pamit pulang ya bu" pamitku.

" Iya...makasih sudah berkunjung ke rumah" jawabnya ramah

" Yuk bu, Assalamualaikum" Kataku lagi.

Akupun pulang dengan senang hati, akhirnya keraguan dan kebimbanganku pun sirna aku sudah dapat izin dan tidak lagi ada hambatan yang menghalangi cita-cita mulia ini. Berkat kesabaranku dan niat yang benar-benar tulus dari hati.

Seperti yang di jelaskan dalam hadis " innaallaha ma'a shobirin" yang artinya sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar.

Aku yakin Allah selalu bersamaku. Malam itu aku melakukan sholat malam sebagai ucapan rasa syukurku kepada Allah Swt.

Hatiku rasanya damai sekali saatku berargument dengan sang pecifta, semua problem hilang seketika kalau lagi sibuk dengan-Nya.

Aku mempunyai saudara laki-laki yaitu kakakku dan mempunyai dua orang saudara perempuan adikku yang masih duduk di bangku SMA itulah sebabnya Ayah belum bisa menguliahkanku sebab tanggungan terhadap adikku yang ingin bersekolah biaya sangat sulit didapatkan karena dia hanya seorang petani.

Ditambah lagi aku sudah tidak mempunyai ibu, ibuku dipanggil ke rahmatullah saat aku masih duduk di bangku SD. Yah disaat itu aku belum tahu apa-apa aku hanya tahu bahwa dia telah pergi meninggalkanku sebab sakit yang dideritanya.

Aku bertekad untuk membahagiakan ayahku yang sudah berjuang sendiri dan inilah awal dari segala kerja kerasku. Dan dari sinilah aku mempersiapkan segalanya, aku yakin suatu saat aku berhasil.

Ukhtiy akhiy...pembaca yang setia, sekarang ceritanya aku revisi nih...!!!

Rahasia Cinta💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang