Part 48: Pilihan terberat

277 22 6
                                    

Maaf ya baru bisa update lagi...

Rafa terbangun dari tidurnya ia segera mengambil air wudhu untuk melakukan shalat malam sembari menunggu waktu subuh. Hatinya sekarang dalam keadaan bimbang, ia harus menghadapi pilihan terberat dalam hidupnya.

"Ya Allah beri Raffa petunjuk ya Allah. Hamba bingung hamba nggak tau harus bagaimana disatu sisi Raffa bahagia banget bisa melihat Zara kembali di hadapan Raffa, tapi di sisi yang lain Raffa sekarang sudah memiliki istri bernama Khanza". kata Rafa didoanya.

Setelah itu ia kembali melaksanakan shalat subuh karena sudah masuk waktunya. Pagi itu dia pergi mandi dan berganti pakaian ia disambut mamanya dengan senyum hangat. Rafa merasa dirinya kembali ke masa lalu waktu dimana ia masih remaja SMA yang jatuh cinta dengan teman sekelasnya Zara.

Namun, lamuyan itu menyadarkannya bahwa sekarang ia sudah dewasa dan akan menjadi seorang ayah karena istrinya sedang hamil dan ia sekarang tak bersamanya.

"ya Allah khanza, aku harus segera menemuinya suami macam apa aku ini lari dari masalah" ucap Raffa pelan.

"Sayang putra mama udah bangun dan udah mandi rupanya, makan dulu gih itu di meja udah mama siapin" ucap mama Rafa dengan senyum hangat sama seperti dulu.

"iya ma" jawab Rafa

Mama Rafa memang tidak mengungkit kejadian tadi malam ia hanya ingin melihat anaknya tenang dahulu, baru nanti dibicarakan lagi. Ia sangat mengerti bagaimana karakter putranya sebab itulah ia sangat menyayangi anaknya. Di meja makan Rafa telah ditunggu oleh adik dan papanya. Suasana seperti ini sangat Rafa rindukan ia merasa kembali ke masa mudanya sebagai remaja SMA.

"kakak ternyata ada di rumah, kok ade nggak tau? " tanya adik Rafa

"husshh kakaknya mau makan jangan banyak ditanyain, kakakmu datang tadi malam" . Jelas Papanya Rafa.

"kak Khanza mana ka, nggak diajak makan sekalian?". Adiknya bertanya lagi.

Mama Rafa yang mengerti kondisi dan suasana. Segera menengahi pembicaraan ketiga orang itu.

"ade nggak boleh banyak nanya ah, kaya wartawan aja, ka Rafa datangnya sendiri katanya kangen mama papa dan adek juga lama nggak ngumpul" jelas mama coba beri pengertian ke adik Rafa yang baru masuk kuliah itu.

"beneran kak, adek juga kangen banget sama kakak, abis nikah udah nggak pernah ngumpul. Coba dulu kakak sama kaka Zara aja". Jawab Rifka.

"Eh kok ngomong gitu jodoh mana kita tahu Rahasia Allah". Kali ini mama yang angkat bicara.

"tapi beneran ma, meskipun kak Khanza Itu baik dan cantik. Ade merasa aja dia tuh udah bikin kakak jarang datang ke rumah" lanjut adeknya

"tapi memangnya kamu mau apa sama Zara, dia udah meninggal nggak bisa kita harapkan dulu aja papa dah senang bisa punya menantu kaya dia tapi tuhan berkehendak lain kan". Kata papa wajah sedih.

Mendengar ucapan papanya, Rafa yang tadinya diam, langsung angkat bicara.

"Zara belum meninggal pa, dia masih hidup. Dan untuk Ade Khanza nggak seperti itu kok, kakak aja yang nggak sempat main ke rumah, dan lagian kemarin kakak kuliah di luar negeri". Jelas Rafa.

Mama Rafa, Papanya dan juga adeknya terkejut secara bersamaan mendengar ucapan Rafa.

"jadi Zara masih hidup, ya Allah Alhamdulillah " kata mama bahagia sekaligus terharu.

Keluarga Rafa, sudah sangat mengenal Zahra. Apalagi Rifka ia sangat dekat dengan Zahra makanya ia sempat kecewa saat Rafa memutuskan menikah dengan Khanza. Tapi ia tidak bisa berkata apa-apa sebab baginya kebahagiaan kakaknya nomor satu ditambah lagi fakta yang cukup menyedihkan kepergian Zara membuat kakaknya terluka dan gagal move on dari situlah Rifka belajar mengikhlaskan kakanya menikahi Khanza.

" jadi itu sebabnya kamu tadi malam nggak pulang ke rumah" tanya Sandi ayahnya Rafa.

"bukan cuma itu aja pa, Rafa ada sedikit masalah sama Khanza, sejak hamil ia menjadi gampang marah" jelas Rafa.

"emang ya ka Khanza nggak pengertian, nggak kaya kak Zara, coba aja kak Zara kembali nya cepat mungkin kakak nggak harus nikah sama ka Khanza" kata Rifka

"Rifka kamu nggak boleh gitu, kamu jangan buat suasana makin memanas, wanita hamil wajar begitu moodnya bisa berubah ubah". Kata Amara menyela ucapan Rifka.

"udah ah Rifka malas bahasnya mama selalu aja belain menantu kesayangan mama itu, aku pergi kuliah dulu Assalamualaikum " kata Rifka sembari meninggalkan meja makan dan mamanya dengan penuh kecewa.

"Rifka dengarin penjelasan mama"kata mama mencoba menghentikan Rifka.

"udah-udah ma nanti Rafa yang ngomong". Kata Rafa.

"tapi ka, ade udah keterlaluan tau nggak sih! Untung istri kamu nggak ada di sini, jadi rencana kamu sekarang apa? ". Tanya mama.

"kamu sudah bertemu dengan Zara, terus kamu bilang apa sama dia? " kali ini Sandi papanya yang bertanya.

" Rafa udah bertemu Zara, dan Rafa nggak bilang apa-apa, Rafa bingung ma pa, ". Kata Rafa.

"menurut mama lebih baik kamu jujur sayang, kamu bilang kamu udah menikah dan punya istri, meskipun kita semua sayang Zara. Tapi kita tetap harus memberitahukan kenyataan yang sebenarnya". Kata mama.

" Mama kamu benar ka, dan waktunya kamu pulang dan selesaikan baik2 masalah yang terjadi diantara kamu dan istrimu" ucap Sandi.

"terus untuk Rifka adik kamu biar mama yang kasih penjelasan, anak itu masih belum bisa move on dengan rasa sayang berlebihannya ke Zara". kata Amara.

"Tapi Rafa juga memiliki keraguan ma, Rafa masih sayang sama Zara, Rafa nggak bisa bilang kenyataan nya" lanjut Rafa.

"Tapi sayang, kamu sudah menikah dan sebentar lagi punya anak, kamu nggak boleh gitu. Mama tau kamu sangat mencintai Zara dan mama paham perasaan mu sekarang, pasti ini pilihan terberat buat kamu" Kata mama.

" Ini berat banget buat Rafa ma, Rafa nggak tau harus bagaimana dan Rafa nggak bisa merelakan Zara meninggalkan Rafa untuk kedua kalinya" Ucap Rafa dengan suara serak.

Telepon rumah berdering tanda ada panggilan masuk, dan itu menghentikan percakapan keluarga itu. Amara bergegas menghampiri telepon dan mengangkatnya.

"Hallo, Assalamualaikum siapa ya? ". Tanya Amara di telepon.

"Waalaikumsalam, ma ini Khanza gimana kabar kak Rafa"? Suara di balik telepon ternyata Khanza.

" Eh sayang, Rafa baik2 aja sayang bentar lagi dia mau pulang ke rumah kalian, Oh ya kamu gimana baik-baik aja kan? " Kata Amara ia nggak ingin menantunya sedih jika mengetahui kenyataan sekarang suaminya bimbang dengan perasaannya.

" Alhamdulillah baik ma, ma maafkan Khanza ya ka Rafa pergi dari rumah gara-gara Khanza, aku benar-benar nyesal ma". Kata Khanza.

"udah udah nggak apa2 asal nanti masalahnya segera diselesaikan ya sayang" kata mama.

" Ya udah ma udah dulu ya Assalamualaikum". Ucap Khanza mengakhiri telepon dan jawab salam oleh mertuanya.

Amara menghampiri putranya dan membujuknya untuk segera pulang dan menyelesaikan masalahnya dengan istrinya serta memberikan nasihat lainnya.

"Ya udah ma pa Rafa pulang ya, doakan Rafa terus ya" Kata Rafa sembari pamit dan mencium punggung tangan kedua orangtuanya.

Amara dan Sandi, termenung bingung harus bagaimana tapi sebagai orangtua hanya dukungan dan nasihat lah yang bisa ia berikan untuk putra putri mereka.

Rafa pulang dengan muka lesu, dia benar-benar merasa dalam kondisi dan pilihan yang teramat berat dalam hidupnya semoga Rafa mampu melewati semuanya.

Segini dulu ya... Author minta maaf baru bisa update ya.
Eh gimana nih nurut kalian Rafa harus gimana kasian dia dihadapkan dengan pilihan terberatnya.

12 September 2020.

Rahasia Cinta💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang