Part 51: Dia kembali

262 18 4
                                    

Yuk langsung simak aja... Mohon maaf author 2 bulan ini nggak bisa update authornya sibuk persiapan buat sidang skripsi dan sidang skripsi juga sekaligus ngurus persiapan pendaftaran yudisium dan wisuda juga.. 🙏🙏

Ya udah yuk simak lagi kelanjutannya...

Di rumah Kaffa*
Khanza masih tampak lemas dia disambut oleh asisten rumah tangganya.

"Non kok mukanya pucat?" tanya bibi khawatir.

"udah saya nggak apa-apa kok bi, cuma nggak enak badan. Nanti juga kalau istirahat pasti udah baikan". Ucap Khanza tenang ia tak ingin ada kekhawatiran.

"mamang gimana sih nggak dijagain nyonyah nya!" gerutu bibi ke mamang.

"maaf neng, nyonya sendiri yang nggak mau ditemani" kata mamang.

"alah dasar kamu ya". Kata bibi.

"udah mang bi, jangan bertengkar saya nggak apa-apa, tapi jangan sampai tuan tau ya, bilang saja saya baik-baik aja kalau dia nanya". Kata Khanza.

"ya udah non saya antar ke kamar" ajak Bibi.

Sesampai di kamar, Khanza rebahan kepalanya masih terasa berat. Ia merasa lelah sekali, akhir-akhir ini kesehatannya menurun mungkin benar kata dokter Qila dia banyak pikiran. Khanza kembali teringat dengan si duda tampan yang dimaksud si suster Indah tadi. Tiba-tiba yang terlintas dipikirannya sosok Azka.

"mang nyonya kenapa?" bibi kembali bertanya pada suaminya karena dia khawatir dengan majikannya.

"tadi nyonya di klinik jatuh pingsan" jelas sang suaminya.

"apaa... Ya Allah nyonya!" bibi kaget.

"tapi nyonya juga minta jangan kasih tau tuan, kasian sekali nyonya" lanjut mamang.

"tapi... " kata bibi tertahan karena pintu rumah diketuk.

"Assalamualaikum" di balik pintu.

"Waalaikumsalam tuan". Jawab bibi yang sudah kenal dan sadar bahwa itu suara Raffa.

"Khanza udah pulang bi?" tanya Raffa.

"Udah tuan, nyonya di kamar lagi istirahat". Jawab bibi sebenarnya ia ingin sekali bilang (nyonya tadi pingsan tuan) tapi mulutnya tertahan.

"Dia baik-baik aja kan bi? Soalnya hati saya gelisah ada rasa kekhawatiran takut Khanza kenapa-kenapa? Makanya saya pulang" Jelas Raffa.

"Nyonya baik-baik saja tuan". Jawab Bibi.

"Syukurlah bi, saya ke dalam ya bi mau ketemu Khanza". Kata Raffa ia merasa ada yang memanggilnya segera pulang dan yang terlintas dipikirannya adalah istrinya.

Sesampainya di kamar, Raffa melihat Khanza tertidur tenang dan dia menatap wajah teduh sang istrinya yang nampak pucat.

"Sayang... Maafin aku ya, aku lupa bahwa hari ini kamu check kandungan, seharusnya aku menemani kamu bukan orang lain, maafkan aku sayang aku suami yang buruk". Lirih Raffa sayup2 masih terdengar di telinga Khanza.

Setelah berbicara seperti itu, Raffa kembali menatap wajah Khanza, istrinya yang selama ini selalu ada dan sabar. Wajahnya Khanza pucat tampak kesehatan menurun. Kemudian Raffa mencium kening sang istri dan mengucapkan kalimat maaf berkali-kali.

"Sehat terus anak dan istriku" kata Raffa sebelum pada akhirnya ia keluar dari kamar.

Sementara itu Khanza tersenyum hangat, ia tak benar-benar tidur. Khanza senang pada akhirnya suaminya kembali, ada rasa bahagia yang ia dapatkan setelah mendengar ucapan suaminya darahnya rasanya kembali mengalir dan Khanza berasa kembali sehat. Apakah perhatian suaminya telah menjadi penyembuh baginya.

Rahasia Cinta💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang