Part 19 : Terluka

1.5K 75 0
                                    


Author:
     Setelah merasa surat nya tak kunjung mendapat balasan, khanza terus mencoba bertanya-tanya pada diri nya sendiri apa yang terjadi sebenarnya?

    ..minggu-minggu ini Azka juga terlihat menjauhinya tak lagi seakrab pertama kali mereka bertemu dan berkenalan dengan menjabat sebagai pengurus asrama.

     Dari hari ke hari Azka terus saja, menjauhi nya, tak lagi seperti azka yang ia kenal yang akan siap mengajarkan nya jika ia tak mengerti dengan tugas yang harus ia kerjakan.

     Dengan begitu, suratlah yang mampu menjawab semua pertanyaannya, khanza memilih mengirim surat walaupun sekarang sudah berada pada zaman yang memiliki teknologi canggih.

       Ia tetap memilih surat sebagai alat komunikasi nya, karena dengan begitu ungkapan hati nya cukup ia, azka dan Tuhan saja lah yang tau.

      Meskipun begitu komunikasi nya lewat handpone pun tetap berjalan dengan lancar sebagai mana mestinya.

      Kali ini khanza mengirim surat yang ketiga setelah surat pertama dan kedua nya tak mendapat balasan.

      Betapa bahagia nya khanza ketika membuka lokernya ternyata ada surat balasan, iya benar khanza menulis namanya dengan jelas di surat itu makanya azka tau siapa pengirimnya.

        Tetapi muka bahagianya seketika sirna ketika membaca balasannya, bukan itu yang ia inginkan, bahkan di surat itu azka seakan menyudutkan nya, meanggap ia salah.

      Sebenarnya apa salahnya jika khanza menuntut untuk memperjelas hubungannya, di suratnya kan sudah jelas tertulis jika ia minta kepada Azka untuk menghalalkannya.

    Khanza tak pernah tahu bahwa suratnya tidak pernah sampai ke tangan azka, melainkan ke tangan sahabatnya dan di situ suratnya juga telah berubah jika sampai di tangan azka.

     Khanza bertanya-tanya kenapa surat balasan azka begitu menyakitkan, disurat itu seakan-akan ia yang mengejar-ngejar, padahal pada kenyataan nya Khanza hanya ingin kepastian tidak ingin berpacaran yang akan menjadi maksiat.

      Umi sangat menyayangi khanza seperti anaknya sendiri, ia bahkan bersedia menjadi teman curhat khanza, ia sangat mengerti bahwa sekarang khanza dalam keadaan tidak baik.

      Azka pun jika sedang berhadapan dengan teman-teman seperjuangan serta dihadapan umi akan bersikap seperti biasanya saja dengan khanza.

       Seperti tidak ada masalah, namun ketika diluar dari itu, maka Azka akan berubah total dan menjauhi khanza.

      Akhir-akhir ini Azka juga sering menghabiskan waktunya dengan zakiah, melihat keadaan itu khanza semakin sakit dan lebih sakit lagi.

      Sehingga pikiran nya yang selama ini menganggap azka lelaki yang menjaga jarak  dengan perempuan dan imam sejati pun, hilang seketika.

      Khanza benar-benar terluka hatinya, umi sangat mengerti perasaan mahasiswa yang tinggal di asrama apalagi yang bersangkutan dengan musyrifah.

      Malam itu, kegiatan asrama sedang longgar, umi memanggil khanza ke rumahnya, dengan sigap dan tanggap khanza segera melaksanakan mandat dari umi.

      Ia bertanya pada umi ada apa sebenarnya yang membuat umi zulaiha memanggilnya.

"Nak, maafkan umi malam-malam begini meminta mu datang kemari"!!!kata umi zulaikha sopan dan lembut

" tak apa-apa umi, khanza siap lahir batin dan tak ada beban jika ini sudah menjadi kewajiban khanza" jawab khanza seraya tertunduk sopan.

" langsung saja ya nak maksud umi membawa mu kemari, hanya ingin tahu permasalahan mu saat ini, karena akhir-akhir ini kamu kelihatan murung, kurang bersemangat dan teramat pedih lagi kamu sering menangis"kata umi seakan tau semua permasalahan khanza

" Umii....maafkan khanza umi"!! Jerit khanza merasa bersalah.

" kenapa kamu harus meminta maaf"??tanya Umi Zulaikha

"Khanza merasa bersalah umi, pasti umi memanggil saya, karena saya tidak bekerja dengan baik di kepengurusan saya siap menanggung konsekuensi nya umi" jawab khanza matanya mulai berkaca-kaca dengan tetap menunduk

" tidak nak, kamu tidak salah sudah sayang jangan menangis, umi hanya ingin tau kamu ada masalah apa, cerita saja sama umi biar semua plong dan kalau bisa nanti umi beri solusi"!!! Tambah Umi lagi

" Umiii ...hiks..hiks..hiks" jerit khanza sambil terisak di dalam tangisnya kini air matanya sudah sukses mengalir dan membasahi kedua pipi putihnya.

" sudah sayang tenangkan dirimu lalu perlahan cerita sama umi ya" kata Umi seraya tangan nya merangkul khanza

" umi maafin khanza umi..."!!! Ucap khanza disela-sela tangisannya

" lo...kok maaf lagi umi nggak marah kok sama nak khanza," kata umi zulaikha lembut sambil membelai pucuk kepala khanza dengan penuh kasih sayang.

       Khanza yang diperlakukan seperti itu merasa sangat terharu dan bahagia sekali dia sangat merindukan belaian lembut sosok ibu.

     Khanza merasa nyaman di sisi umi zulaikha ia merasa memiliki ibu sekarang, tempat ia mencurahkan seluruh keluh kesahnya serta kesedihan.

      Umi Zulaikha pun masih setia dan sabar menunggu khanza menceritakan masalahnya, ia sangat mengerti bahwa gadis ini dalam masalah dan perlu sandaran.

     Khanza telah merasa tenang dan yakin, ia pun menceritakan semuanya dari awal ia tertarik dengan sosok azka, hingga akhirnya ia mengirim surat dan mendapatkan balasan yang menyakiti hatinya.

" Oh jadi itu masalahnya nak, kamu belum tahu ya status Azka sekarang apa"??Tanya Umi

" maksud umi status apa"?? Tanya khanza balik muka benar-benar dalam kebingungan

" Iya kamu harus tau nak khanza, sebenarnya tidak salah jika kamu menyukai nak Azka, dan meminta kepastian darinya, namun salahnya nak khanza harus tau, bahwa Azka sudah menjadi 'calon suami orang lain"!! Tegas Umi

          Bagaikan disambar petir, hati khanza bertambah sakit seketika mendengar kata terakgir yang diucapkan umi zulaikha, mengapa ia sebodoh itu mencintai calon suami orang.

" benarkah umi, sungguh umi khanza tidak mengetahui akan hal itu"!! Ucap khanza

" benar nak, dan calon istri nya juga pernah menjadi musyrifah di sini mereka sudah bertunangan" Tambah Umi lagi

" siapakah wanita yang beruntung itu umi, semoga mereka suatu saat menjadi keluarga yang bahagia" Kata khanza terlihat tegas namun hatinya sangat sakit.

" kamu pasti terkejut jika mengetahui calon istrinya dan tentunya kamu sangat mengenalinya, dan kata azka ia akan menikah setelah wisuda" Lanjut Umi lagi

" apakah dia kak zakiah umi" tebak khanza

" tepat sekali nak, mereka bertunangan saat liburan kemarin" jawab umi mantap

" ya sudah sayang, pesan umi nak khanza fokus saja pada kuliah nya dulu kalau sudah sampai jodohnya pasti nak khanza akan menemukan laki-laki yang tepat dan jangan lupa berdoa dan ikhtiar kepada Allah" Tambah umi

"Iya Umi, umi khanza pamit ya ini sudah malam" kata khanza seraya berlalu dari hadapan umi untuk kembali ke asrama.

      Sesampainya pada kamarnya, ia langsung merebahkan tubuhnya air matanya mengalir mengingat kata-kata umi tentang azka.

" ya Allah cobaan apa ini, kenapa di saat hamba ini mencoba jujur dengan perasaan hamba, hamba harus memperoleh sakit begini, apakah azka tak pantas untukku" batin khanza

     Karena terlalu lelah menangis akhirnya khanza tertidur ia berusaha membuang semua beban pikirannya.

     Berusaha membuang perasaannya yang telah subur menancap tepat direlung hatinya.

      Bahkan ia berjanji akan membuang jauh-jauh perasaannya yang mungkin tak di ridhoi oleh Allah.

Alhamdulillah selesai juga bagian ini, maaf ya updatenya lama.

Rahasia Cinta💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang