empat belas

169 15 0
                                    

Author pov

Aisyah sedang bermalas-malasan di rumah,  ini adalah hari minggu. Tidak ada aktivitas sekolah, dan waktunya istirahat.

Rumah Aisyah terasa sangat sepi semenjak kepergian Risa ke Jerman. Mamanya yang biasa ada di rumah, sekarang bekerja di kantor. Aisyah sendiri tidak tau mengapa begitu.

Semuanya berubah,  perlahan satu persatu kehidupan Aisyah mulai berubah.

"Non, ada surat untuk non Aisyah " ucap asisten rumah tangga yang sudah ada semenjak kak Risa masih kecil , bahkan sebelum Aisyah lahir.

"Dari siapa bi?" jawab Aisyah sopan.

"Ga tau non, ga ada nama pengirimnya" katanya sambil menyerahkan surat itu.

"Oh yaudah,  makasih ya bi"Aisyah mengambil surat itu, ia penasaran siapa pengirim nya.

'Di jaman canggih seperti ini masih ada aja yang pake surat-suratan' pikirnya.

Karena penasaran Aisyah pun membuka surat itu, lalu ia terkejut.  Tertulis dengan noda darah

bersiap-siap lah, saya akan merebut semua kebahagiaan yang anda miliki !!!

-ms.X

*****

Aisyah pov


Ms.X. siapa dia?apa sebenarnya yang dia inginkan?merebut kebahagiaanku? Apa salahku?

"Syah lo kenapa sih?"tanya Vannesa dan Maya menghentikan lamunan ku.

"Ehh..mmm gaaa...gapapa kok" jawabku sedikit gugup

"Bohong "Maya menatapku dengan tajam.

"Iyaa, pasti ada yang lo sembunyiin dari kita"tambah Vannesa tidak mau kalah.

"Ga apa-apa kok, gua cuma kecapean aja"aku terpaksa berbohong,  aku tidak mau mereka tahu kalau aku sedang di teror.

"Syah,  klo ada apa-apa tuh cerita. Jangan di pendem sendirian, buat apa ada kita disini klo lo aja ga mau berbagi sama kita?"ucap Maya sambil memelukku

"Inget lo sendiri yang bilang ke kita,  jangan pernah merasa sendirian.Tapi kenapa sekarang lo sendiri yang begitu?" Tambah Vannesa seraya ikut memeluk.

"Hhmmm... untuk saat ini,  gua ga ga bisa cerita "setelah mengucapkan itu, air mataku menetes di pipi .

"Wah kalian ngapain? Mau juga dong di peluk "ucap Diraf seraya duduk ,ia datang bersama Fito.

"Mesum dasar"ucap Fito sambil menoyor kepala Diraf .

"Sirik ae lo To "balas Diraf kesal

Kami segera melepas pelukan, bukannya aku tidak mau cerita kepada mereka. Cuma ada saat dimana kita punya rahasia yang tidak perlu siapa pun tau,  termasuk sahabat kita sendiri.

"Hahaha mesum dasar" ucap Vannesa ikut komentar

"Mesum mesum amat"jawab Diraf

"Udah ah, mending kita pesen makan"ucapku melerai , sekilas aku melihat Diraf melirik ke arahku.

"Dikit lagi bel masuk,  mending kita ke kelas aja"ujar Maya menyarankan.

"Baru juga dateng "keluh Fito

"Lo sih lama,  gua ajak dari tadi juga"katanya sambil mengambil minuman Maya yang berada di atas meja.

"Yaudah yuk ke kelas"ajak Vannesa

A RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang