Aisyah povAcara demi acara sudah kami lalui, kini tiba acara puncak yaitu api unggun. Suasana malam ini cukup dingin dan sialnya aku lupa bawa jaket. Kebiasaan pelupa ku memang susah untuk hilang, padahal seingatku kemarin aku sudah memeriksa semua bawaan sebelum berangkat tapi yang namanya manusia wajarkan kalau lupa? Aku yakin kalian juga pasti sering sepertiku.
Acara api unggun berlangsung dengan hangat, tiap kelompok menyanyikan yel-yel nya . Ada yang menyanyikan sambil menari, ada yang menggunakan gitar, ada juga yang di iringi dengan beatbox.
Di penghujung ada penampilan duet dari Fani dan pacarnya.Aku tidak tau siapa pacarnya itu, karena aku tidak suka mencampuri urusan orang lain jika itu tidak terlalu berpengaruh kepada ku.
Aku melihat kak Rendi memegang gitar , mungkinkah pacar Fani itu kak Rendi?
dia berjalan pelan di belakang Fani, lalu duduk di bangku yang disediakan panitia di dekat api unggun.
Dan ternyata benar dugaanku, kak Rendi adalah cowo yang akan duet dengan Fani a.k.a pacarnya.
Jujur ada rasa sesak ketika tau orang yang duet dengan Fani a.k.a pacar Fani adalah kak Rendi. Tapi rasa sakit ini hanya bisa ku pendam ,tidak mungkin juga aku bilang kalau aku cemburu kan?. Lagi pula aku bukan siapa-siapa untuk dia bahkan mungkin ga berarti di hidup nya , lebih baik aku memendam rasa ini sendiri entah sampai kapan itu.
Kak Rendi mulai memetik senar gitar itu pelan lalu mulai terdengar kak Fani mengeluarkan suara
berawal dari tatap
indah senyummu memikat
memikat hatiku yang hampa laraLagu ini sebenarnya cocok untuk ku, berawal dari tatap di perkenalan waktu itu aku jatuh hati dengan kak Rendi.
senyum membawa tawa
tawa membawa cerita
cerita kasih indah tentang kitaterkadang ku ragu
kadang tak percaya ooh
tapi ku yakin kau milikkuTapi yang ku cinta ternyata telah mempunyai kekasih, bahkan sedang berduet dengan kekasihnya.
Kemudian ku dengar kak Rendi menyanyi
kau membuatku bahagia
di saat hati ini terluka
kau membuatku tertawa
di saat hati ini terbawa
terbawa oleh cintamu untukku, untuk kitaterkadang ku ragu, kadang tak percaya ooh
tapi ku yakin kau milikku(Yura - berawal dari tatap )
Mereka terlihat sangat serasi disana, tanpa sadar air mataku mulai menetes. Aku mundur perlahan dari keramai itu, bukan untuk melarikan diri melainkan untuk mencari ketenangan.
Aku butuh waktu untuk sendiri saat ini.
Disinilah aku berada, di depan tenda aku duduk .Yang ku lakukan adalah menangis dalam diam, aku tidak mau menunjukkan kepada orang lain kalo aku selemah ini. Menangisi seseorang yang bahkan tidak tahu kalo kita sedang menangis karena nya.
Sakit? Sesak? Tapi aku hanya bisa diam. Aku memeluk erat kakiku sambil menundukkan kepala .
Tiba-tiba...
"Aisyah , lo ngapain disini?" Sapa seseorang
Mendengar itu aku segera mengelap air mataku, lalu berkata "hhmm.. gue lebih suka disini, tadinya sih mau tidur. Eh lo dateng" ucapku dengan sedikit gugup
"Lo abis nangis? "Tanya Diraf lagi
"Engga , gue ngantuk makanya mata gue begini" jawabku berbohong.
"Yakin?"
"Iya Diraf, lo sendiri ngapain disini?" Tanya ku mengalihkan pembicaraan, daripada dia nanya-nanya terus nantinya.
"Males aja disana , mending gue disini aja temenin lo"
"Dih apaansi , gombalan lu basi hahaha"
"Cieeee ketawa, akhirnya ga nangis lagi "
Jadi Diraf tau kalo aku nangis?aku langsung Te
rdiam ketika dia bilang begitu.Diraf masih menemani ku, kita berbicara banyak hal dari hal ga penting sampai ngomongin guru-guru di sekolah.
Oh iya fyi Diraf anak 10 IIS1 , kami memang bukan teman dekat. Kita saling kenal karena satu eskul bareng, itu juga hanya sekedar kenal nama. Entah kenapa malam ini kita bisa ngobrol banyak.
Ternyata dia anaknya asik juga.
****
Seperti biasa, Aisyah hari ini menggunakan seragam sekolahnya dengan rompi, kali ini aku memilih untuk mengepang rambut bentuk waterfall.
Ia menyusuri koridor sekolah dengan santai. Disepanjang koridor ia banyak membalas sapaan dari teman-temannya tak jarang juga ada kakak kelas yang menyapanya.
Saat sudah sampai di kelas ia meletakan tasnya di meja. Lalu ia duduk menunggu bel masuk tiba.
Saat itu ia teringat kejadian camp dua minggu yang lalu. Sakit sekali rasanya melihat orang yang kita sukai bahagia dengan orang lain. Mungkin ini terdengar egois tapi inilah yang Aisyah rasakan, dan aku pun akan seperti Aisyah jika kejadian itu menimpa ku (tapi semoga aja engga wkwk).
Tapi untuk apa mencintai seseorang yang bahkan dia tidak tahu kalo kita mencintai dia. Entah dia tahu atau cuma pura-pura tidak tahu.
Aisyah pov
Tiiiiinnggggnoooonnngg
Pak Heru masuk ke kelas, lalu memberitakan kalau hari ini ada ulangan harian.
'Hari ini kita ulangan ya'sapaan pagi yang di ucapkan pak Heru
Semua murid protes akan hal itu, tapi pak Heru tidak menghiraukan nya.
"Aaahhh.. gila, gue belom belajar lagi" keluh Vannesa
"Gue juga belom kali van" ucap ku menambahkan
"Lah kalian mending paham, lah gue? Ngerti aja engga" sambung Maya
Kertas ulangan pun sudah dibagikan, mereka mengerjakan soal-soal itu dengan cepat. Mereka tidak peduli dengan nilai, yang penting ulangan telah berlalu. Sekalipun remed, remedial nya bareng-bareng ini.
Setelah waktu habis ,mereka segera mengumpulkan kertas ulangan ke meja guru. Beberapa murid setelah itu langsung menuju kantin.
"Van, ya ayok ke kantin , laper nih gue "
"Iya sama, gue juga laper nih"Jawab Maya
"Ayok lah, energi gue terkuras habis nih gara-gara mikir" tambah Vannesa
Kami pun berjalan menuju kantin, tapi sayangnya tempat sudah tidak ada yang kosong. Kami mencari tempat yang masih tersisa untuk duduk, hanya ada 1 tempat yg tersisa yaitu meja Diraf dan Fito .
"Raf ,kita gabung sama kalian ya?" Ujar Maya
"Sokin lah " jawab Diraf
Akhirnya kami gabung bersama mereka. Oh iya fyi Maya adalah sepupu Diraf, dan Maya sering menceritakan tentang Diraf ke kami . Diraf itu bekulit sawo matang, ia tidak ganteng tetapi dia mempunyai kharisma yang membuat cewe-cewe terpikat padanya dan satu lagi dia itu asik di ajak ngobrol ,
ditambah sedikit playboy.
*****
Makasiihh yang udah baca 😍😍💜💜💜
Jangan lupa vomment ya 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
A Rainbow
Ficção AdolescentePersahabatan memanglah sangat indah. Dan sahabat adalah keluarga kedua kita, bahkan kita lebih dekat dengan sahabat di bandingkan dengan keluarga sendiri. Tapi di setiap persahabatan pasti terdapat masalah. Lalu bagaimana jika permasalahan itu ada...