delapan belas

161 14 0
                                    

Author pov

"Gue terlambat,  dia udah pergi" katanya sambil terus menangis.

"Kali ini, mata lo lebih sedih. Dibanding saat lo galauin kak Rendi,  ini lebih terlihat menyedihkan"kata Vannesa lagi

"Ini artinya,  lo lebih sayang Diraf bukan kak Rendi " tambah Maya

Kata-kata itu sukses membuat Aisyah diam seribu bahasa,  ia tidak mengerti dengan keadaan ini.Sungguh , dia tidak percaya dengan yang dikatakan teman-temannya tetapi dia juga tidak bisa mengelak.

'Apa aku benar-benar sayang Diraf? Melebihi kak Rendi? Oh tidak,  Diraf hanya temanku hhmm.. sahabat ' batinnya.

Aisyah saat ini hanya diam, ia sudah menghentikan tangisnya. Lagipula dia hanya mengeluarkan air mata ,tidak menangis sambil meraung-raung seperti kebanyakan wanita.Dia memikirkan perasaan nya saat ini, dia benar-benar tidak mengerti.

Dia menyukai kak Rendi tapi mengapa dia tidak rela kehilangan Diraf? Diraf hanya mengganggapnya sebagai teman curhat bukan?lalu sikapnya mengapa seolah-olah kalau lebih dari itu?

'Oh my god,  kepalaku rasanya mau pecah memikirkan ini' batinnya berteriak.

*****
Aisyah pov


Tiiiiinggggggnooooonggg

"Oiii... kantin yuk,  laper nih "ajak Maya

"Ga deh,  gue disini aja" singkat,  ya aku sedang tidak mood kantin. Apalagi mengingat nanti akan bertemu dengan Diraf. Setelah semalam Diraf yang tiba-tiba marah seperti itu,  aku masih belum sanggup untuk bertemu dengannya. Tapi jujur,  aku masih menunggu chatt dari Diraf.

Aku menunggu karena memang dia sendiri yang bilang kalau akan menghubungi ku bukan? Bukan karena hal lain.

Sambil menunggu kedua temanku yang pergi ke kantin. Aku berjalan keluar kelas dan duduk di bangku yang menghadap langsung dengan lapangan sekolah, kebetulan ada beberapa siswa yang bermain basket untuk mengisi waktu istirahat mereka. Kelas ku memang berada di lantai dua,  jadi cocok sekali sebagai kursi penonton.

Duduk sendirian sambil mengarahkan penglihatan ke arah lapangan adalah salah satu cara ku mengalihkan pikiran,  apalagi pikiranku sedang kacau.

"Syah sendirian aja" sapa Putri , sambil duduk di tempat kosong tepat disamping ku.

"Ehh.. iya" jawabku kikuk,  karena sedikit kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba.

"Tadi lo nangis ya?"

"Ehh.. engga kok" jawabku gugup

"Tadi gue liat kok lo ngeluarin air mata?" Tanya nya lagi,

"Ga kok, tadi gue  kelilipan.terus gue gosok-gosokin mata, jadinya keluar deh air matanya hehe "kataku berbohong

"Ohh.." untungnya aku anak teater,  jadi pasti ekspresi muka ku tadi tidak seperti orang berbohong.

Aku tersenyum kecil ke arah Putri untuk membuktikan jika aku baik-baik saja,  ehh.. maksudnya pura-pura tersenyum.

Saat aku menoleh aku melihat pundak seseorang yang ku kenal, tapi aku tidak tau siapa. Ia langsung pergi ketika aku menoleh. 'Itu siapa ya?'

*****

Author pov

"Van,  May gue balik dulu ya"pamit Aisyah kepada kedua temannya saat sopir mamanya sudah datang menjemput.

A RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang