dua puluh delapan

85 7 0
                                    

Author pov

*flashback on

"Ma ,kemarin aku melihat Hary di kantor pak Dirto"

"Sedang apa dia disana?"tanyanya penasaran

"Entahlah, yang pasti dia harus menemui Aisyah. dia harus tau kenyataan yang sesungguhnya "

"Tapi aku ga mau kehilangan Aisyah mas"ujarnya sedih

Risa sedang berada didepan pintu kamar orang tua nya, ingin menemui  papanya untuk meminta tandatangan persetujuan pertukaran pelajar di Jerman. Belum sempat ia mengetuk pintu,  tidak sengaja ia mendengar apa yang dibicarakan kedua orangtua nya.

"Aku juga ga mau,  tapi setidaknya dia harus bertemu dengan papa kandung nya"ucapnya menenangkan sang istri

"Lalu bagaimana dengan Risa?"

"Biarkan saja, Risa lebih baik tidak tahu tentang ini"

"Risa juga perlu tahu siapa kedua orangtuanya"

Gumpalan cairan bening berkumpul dipelupuk matanya, hatinya terkoyak. Memikirkan jika dia bukanlah anak kandung dari orangtuanya. Orang tua yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang.

Batal sudah rencananya untuk menemui papanya, ia segera berbalik dan tidak sengaja menabrak bi Inah.

praaannnnkkkk

"Maaf bi,  aku ga sengaja"jawab Risa dengan suara serak menahan tangis

"Iya gapapa non. Non Risa kenapa? Abis nangis ya"Tanya bibi penasaran

"Gapapa kok bi" sambil menyeka airmatanya,  "ohiya bi, aku nitip ini ya tolong kasih papa .bibi mau masuk kan?"

"Iya non, tapi kenapa ga non Risa sendiri aja? "

"Aku ada janji sama temen mau ngerjain tugas, ga enak mereka udah nunggu lama"alibi Risa

"Iyaudah, nanti bibi yang kasih"

*flashback off

Sesampainya Risa di Bandara, ia langsung menuju rumah sakit tempat dimana Aisyah berada. "Pokoknya kamu ga boleh pergi Syah, coba aja kakak ga ninggalin kamu gini pasti kamu ga bakal kecelakaan"ucapnya menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi.

Risa menatap jendela mobil resah, "pak tolong tambah kecepatannya ya pak saya buru-buru banget"pintanya kepada supir jemputan yang dikirimkan mamanya.

Pikirannya tidak tenang, mendengar jika dari mamanya jika semenjak kemarin Aisyah masih belum sadarkan diri. Setelah operasi yang dilakukan, ia masih dalam kondisi koma.

"Pak saya turun depan pintu masuknya aja" setelah mengatakan itu Risa langsung membuka pintu mobil dan sedikit berlari masuk ke dalam rumah sakit. Setelah bertanya letak ruangan pada satpam dia lanjut berlari kecil menuju ruang Aisyah dirawat.

Sesampainya di depan pintu ,Risa berdiam diri . Bingung akan masuk atau tidak,  sudah lama dia tidak berbicara dengan mamanya selain untuk keperluan hidupnya di Jerman. Risa tau pasti akan canggung jika bertatap muka, selepas semua yang terjadi di antara mereka semua.

Cukup lama ia berkutik dengan pikirannya , tiba-tiba pintu kamar itu pun terbuka menampakan sosok perempuan tua namun masih terlihat cantik dengan muka yang terlihat sangat lelah.

"Ma.."belum sempat Risa melanjutkan bicara ,mamanya langsung memeluknya tiba-tiba sambil menangis lagi.

Melihat mamanya yang seperti ini, Risa tidak kuat untuk tidak ikut menangis. Risa membalas pelukan mamanya ,rasa rindu bercampur perasaan bersalah menjadi satu. Cukup lama mereka berpelukan sampai akhirnya Risa melepaskannya terlebih dahulu dan bertanya "Ma gimana keadaan Aisyah?"

A RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang