1.1

4.1K 268 8
                                    

Happy Reading!

Los Angeles..

Safa memijat pelipisnya karena pusing. Karim memarahinya karena Safa dianggap tak bisa bergerak cepat dalam mendekati Keenan dan memintanya menyetujui memberi investasi pada perusahannya.

Padahal Safa sudah setengah mati mencoba mendekati Keenan yang membuat detak jantungnya bergemuruh.

"Kau harus terus mencoba Safa. Dia sekarang di Chicago bukan? Kirimlah dia pesan-pesan manis yang membuatnya berpikir jika kau masih mencintainya" ucap Karim.

"Aku tidak bisa!" Tolak Safa.

"Ini salah satu caranya. Setelah kau dapat mendekatinya kau bisa meminta apa pun kepadanya bukan?"

Benar kata Karim. Akhir-akhir ini Safa tidak bisa berbelanja karena Karim hanya memberinya uang untuk membeli makanan saja. Tangannya sudah gatal ingin membeli tas baru, baju baru dan juga perhiasan baru.

"Akan ku coba" putus Safa.

"Aku mencintaimu Safa. Ingat ini demi masa depan kita"

"Aku juga"

&&&&&

Hari terakhir di Chicago, Keenan mengajak Megan jalan-jalan mengelilingi kota. Tanpa diketahui Megan, Keenan menyewa motor besar sekaligus helmmya untuk ia gunakan dengan Megan.

"Meg udah siap belom?" Keenan mengetuk pintu kamar Megan.

"Bentarr" Megan membuka pintu kamarnya. Keenan memperhatikan penampilan Megan dari atas hingga bawah. Megan memakai rok selutut dengan penampilan sangat feminim "Apa? Apa ada yang salah?"

"Ganti baju!" Keenan menarik Megan masuk dan langsung membuka lemari pakaian Megan.

"Kita mau jalan-jalan aja kan?" Tanya Megan bingung. Keenan tak menjawab dan terus membongkar isi lemari Megan. Tak banyak baju disana.

"Apapun tapi jangan rok Megan" jawab Keenan menyerah.

Megan menghentak-hentakkan kakinya kesal. Ia memilih skinny jeans 3/4 yang disetujui Keenan "Terus mau apa disini? Gue mau pake celana keluar dulu sana!" Usir Megan.

"Nggak mau pake didepan gue aja?" Goda Keenan.

"Keenn" Keenan tertawa lalu keluar dari kamar Megan.

Megan sudah mengganti pakaiannya. Ia masih saja cemberut dan Keenan menyadari itu. Megan menggerutu tidak jelas dan Keenan hanya mendiamkannya.

Tapi, Megan terdiam seketika saat ia melihat motor besar didepan rumahnya. Seumur hidupnya ia ingin sekali dibonceng pria menggunakan motor besar namun belum kesampaian.

"Jadi... Kita akan naik ini Keen?" Tanya Megan masih belum percaya. Megan menatap Keenan yang hanya tersenyum mengangguk "Ayok!"

Keenan menaiki motor itu terlebih dahulu sembari memekai helmnya. Keenan memberikan helm lain untuk Megan namun Megan tak bisa memakainya.

"Bisanya lo apa sih hm? Berlenggak-lenggok pake bikini diatas catwalk?" Canda Keenan membuat Megan menggembungkan pipinya lagi "Bercanda Sayangku!" Ucap keenan dengan senyuman manisnya membuat jantung Megan bergemuruh. Perutnya bergejolak dan pipinya memerah seakan ingin meledak. Keenan mengambil alih helm yang masih Megan pegang lalu memakaikannya dikepala Megan "Sudah! Yuk naik" Megan dengan cepat naik dibelakang Keenan dengan berpegangan bahu Keenan.

Keenan menyalakan mesin motornya yang terdengar sangat berisik seperti kebanyakan "Sudah siap?"

"Emm, Keen. Lo bener bisa naik ini kan?" Tanya Megan memastikan.

The DifferenceWhere stories live. Discover now