1.7

3.9K 258 6
                                    

Happy Reading!

Author POV

Adam Levine sebagai Alvaro♥

Megan menunggu sahabatnya Jenni di sebuah cafe ternama yang tak jauh dari Apartemennya. Megan ingin mengobrol dalam suasana nyaman dan tak ingin terus-terusan didalam apartemennya.Megan sudah tak sabar menceritakan kejadian tadi malam mengenai dirinya dan Keenan.

Megan sangat senang melihat Keenan dengan wajah bodohnya yang terlihat lucu dimata Megan membuat Megan ingin sekali lagi mengerjainya.

"Hai, maaf lama" Jenni duduk didepan Megan. Namun ada yang aneh karena Jenni memakai kacamata hitam sekarang. Padahal cuaca cukup dingin mengingat sebentar lagi akan Natal.

Jenni memanggil pelayan dan memesan minuman kesukaannya. Ia belum juga melepas kacamata itu. Megan juga memperhatikan lebih jika Jenni memakai makeup terlalu berlebihan hari ini. Biasanya Jenni tidak suka memakai makeup tebal.

"Jenn? Are you ok?" Tanya Megan memegang tangan Jenni.

Jenni tersenyum tipis, ia melepas kacamatanya perlahan. Megan terkejut dibuatnya. Bagaimana tidak? Mata Jenni terlihat membengkak tak seperti biasanya. Jenni meneteskan air matanya kembali membuat Megan panik dan langsung menenangkannya.

"Sttss sudah Jangan menangis lagi Jenn. Gue nggak mau lihat lo kayak gini" Megan mengusap punggung Jenni lembut.

"Diaa... hikss.. Sean jahat Meg. Hikss.. gue mergoki dia bercinta sama dua orang wanita sekaligus kemarin hikss.. gue marah sama dia tapi dia malah nampar gue dan mutusin gue.. hikss gue benci sama dia Meg gue bencci!" Jenni setengah berteriak beruntunglah pagi ini Cafe masih sedikit sepi.

Megan tak menyangka jika Jenni akan semenderita seperti ini. Biasanya Jenni adalah gadis yang ceria seperti tak ada masalah dalam hidupnya. Jenni dan kekasihnya bernama Sean itu sudah berpacaran cukup lama sekitar 3 tahun lamanya. Namun Megan tak pernah melihat Jenni semenderita ini sebelumnya.

Megan masih menenangkan Jenni. Ia pasrah jika bajunya basah oleh air mata sahabatnya ini. Setelah cukup lama, tangis Jenni mereda. Ia sedikit lebih tenang dari sebelumnya. Jenni meminta agar Megan merahasiakan ini dari Jonas kakaknya.

"Bagaimana kalo nanti malam kita minum-minum di club?" Tawar Megan.

"Boleh. Tapi gue mau tidur seharian ini. Gue dari kemarin nggak tidur" jawab Jenni dengan suara seperti orang kena Flu "Bagaimana dengan Keenan? Apa lo berhasil goda dia?"

Megan tersenyum mendengar nama Keenan disebut. Bukan hanya karena ia suka nama itu, namun juga ia teringat kejadian tadi malam. Megan mulai menceritakan semua pada Jenni. Jenni sedikit terhibur dengan cerita Megan sesekali mereka tertawa mengingat bagaimana wajah bodoh Keenan.

"Meg. Gue teringat sesuatu yang harus gue omongin segera ke lo. Gue lihat..."

------

Keenan sedang berkencan dengan Safa hari ini. Ia terlihat lebih bahagia sekarang mungkin karena efek kemarin malam ia berdansa dengan Megan? Keenan pun tak tau alasannya.

Keenan mengajak Safa masuk kedalam toko perhiasan. Safa cukup bingung karena melihat Keenan yang ceria bukannya marah karena ia tak datang. Diajak masuk kedalam toko perhiasan siapa yang tak mau bukan?

"Aku ingin membelikanmu gelang. Kau mau?" Tanya Keenan bodoh.

Safa mengangguk cepat "Apa kau baru saja menang lotre? Atau proyekmu berhasil?" Tanya Safa basa-basi.

"Aku hanya... Merasa bahagia sekarang. Silahkan sayang pilih gelang sesukamu berapun harganya"

Mata Safa membulat, sungguh ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Safa langsung memilih gelang yang menurutnya bagus dan mahal. Setelah mendapatkan, Safa langsung menunjukannya pada Keenan dan tanpa tunggu lama Keenan membayar gelang itu.

The DifferenceWhere stories live. Discover now