javanese not japanese

510 92 97
                                    

"I thought you told me to say beli."

Mimik Ashton pun tidak kalah bingungnya dengan aku mau pun Arjuna.

"Tumbas nopo ndok?" Tanya ibu-ibu yang berjualan itu kearah gadis kecil, lalu gadis kecil itu menunjukkan permen lolly dua buah dan belum menyadari keberadaan kami, bahkan Ashton sekali pun.

"Dia bilang, beli beli, gitu tapi pake bahasa Jawa." Jawab Arjuna yang melirik ke Ashton.

"Wait what did she said? She's not said beli beli, but tum-tum what?" Tanya Ashton yang bingung, karena pasalnya ia harus mengucapkan beli tetapi mengapa gadis kecil itu mengatakan tumbas.

"Ohh, she said tumbas that that means beli too, but in Javanese not in Bahasa." Jelas Arjuna yang langsung membuat Ashton mengangguk, "but why was she use Japanese? We're in Indonesia right?" Tanya Ashton lagi yang membuat Arjuna harus menjawab pertanyaan kepo dari Ashton.

Pake v, ton.

Bukan p.

Ga lemes apa tuh kuping.

"Not Japanese but Javanese, she used Javanese cause we're in middle Java, and that's kind of language that authentic in Indonesia." Jelas Arjuna yang membuat Ashton manggut-manggut. "So, you have to say tumbas tumbas instead of beli beli now, whatever you want cause it has the same meaning."

"Okay." Balas Ashton yang mulai menarik nafas, "tumbas, beli, ma'am."

Arjuna hanya bisa melongo dengan apa yang Ashton katakan dan aku sudah bertepuk tangan kecil dibelakang Ashton.

Dia baru saja menggunakan 3 bahasa dalam satu kalimat. Sungguh menakjubkan.

"Masyallah." Ucap ibu-ibu itu terpaku dengan wajah Ashton yang tengah tersenyum kearah ibu-ibu itu. "Mister tumbas nopo? Ehh-mau beli apa-eh-" ibu-ibu itu terlihat bingung dengan kehadiran Ashton dan juga begitu sebaliknya.

"Mm-guys, what did she said? I don't understand." Kata Ashton yang menghadap kebelakang, lalu Arjuna pun yang maju.

"Pagi, Bu." Sapa Arjuna ke ibu-ibu itu, "ehh pagi, Juna. Arep beli opo?" Ibu-ibu itu pun melirik Ashton sebentar, "tunggu dulu ya, Mister."

"Mm-mau beli kartu perdana bu, ada? Soalnya mereka lagi nyari itu." Ucap Arjuna yang menunjuk Ashton dan juga aku yang berada dibelakangnya. "Oalah, ini bule teman kamu toh?"

"Iya bu."

Lalu, ibu itu pun menunjukkan sederetan kartu perdana di etalase. "Sinyalnya yang paling kuat disini apa?" Tanyaku ke Arjuna karena dia pasti tau sinyal-sinyal apa saja yang kuat disini, "terus juga cari yang kuota internet nya gede ya hehehe, jangan lupa yang terjangkau." Lanjutku yang membuat Arjuna menggeleng dan juga tertawa kecil.

"Iya iya."

"Mau 6 ya." Arjuna pun mengangkat jempolnya

"Ashton, does Calum, Mike, and Luke want a new card too?" Tanyaku ke Ashton yang berada di rak permen. "Of course, they haven't have a new card in here."

Betapa bodohnya aku menanyakan hal itu, tentu saja mereka mau. Mereka akan mati kutu jika tidak punya jaringan internet disini.

Hi or Hey // 5SOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang