feel the wind

430 74 128
                                    

Hari demi hari kami lalui, tak terasa beberapa hari lagi aku harus meninggalkan tempat nan indah ini. Mama kemarin hanya menetap dua hari satu malam disini, dan langsung pulang untuk kembali ke Jakarta karena ada urusan bisnisnya.

"Guys!"

Teriak Arjuna sembari tergopoh-gopoh lari dari dalam membawa sapu.

"What happened?" Tanya Luke yang lagi bersantai didepan teras, "if you asked me to help you doing chores, I dont have time." Ucap Luke dengan senyum malasnya yang sengaja ia lukiskan diwajahnya.

Mimik Arjuna langsung berubah menjadi datar yang tadinya sedang bersemangat, "okay then, have a good time with lizard in your bedroom." Arjuna langsung duduk disebelahku yang sedang menikmati secangkir cokelat hangat.

"My bedroom? I have Michael as my roommate," ujar Luke sembari berdiri dan memasang muka bingung, "so, it should be called Muke's room, not my bedroom."

"That's the same thing, breadstick!" Seruku sembari menghancurkan tataan rambutnya yang menjulang keatas. "Go kick the lizard out of Muke's room and don't let it escape."

"We still got time." Kata Luke yang langsung dikeplak kelapanya menggunakan sapu oleh Arjuna. "Bantuin anjing." Sumpah serapah akhirnya keluar dari mulut manis Arjuna.

"I'm not sure if dog could help us," Luke pun langsung meraih sapu yang Arjuna bawa dan langsung menuju kedalam. "Where's Michael? He should help me too cause I'm not the only one who sleep in there right?"

"Michael, Calum, and Ashton are already in Muke's room to catch the lizard, but all of us didn't nailed it."

"Seriously? What kind of lizard is this?" Tanyaku yang bingung kenapa dengan kekuatan empat pria mencari seekor kadal tetapi tidak tertangkap juga. "Is this lizard like in Cinderella's or maybe The Amazing Spiderman?"

"Give me a flashlight! It's so pitch black." Teriak suara Michael yang teredam pun terdengar saat kami baru mau memasuki kamar Muke.

Michael sedang berada dikolong ranjang dengan posisi tengkurap, Ashton berada diatas ranjang pertama sembari memegang centong dan panci, sedangkan Calum sedang mencari-cari barang yang tak ku ketahui apa.

"Aha!" Kata Calum setelah melihat ponsel Luke yang berada didalam kantung jeans depannya. Belum sempat Luke marah, Calum sudah mengambil dan mengutak-atik pinsel Luke. "Here!" Kata Calum sembari memberikan Michael ponsel Luke.

"Oh my gosh! He stuck between these boxes!" Ucap Michael dengan kegirangan. "He's so stink!" Kata Michael lagi.

"Do you need a hand Michael?" Ucap Arjuna yang ikut melongok kebawa kolong ranjang. "Yes, I do." Kata Michael yang hendak keluar tapi kepalanya malah kebentur atas dari ranjang.

"Ashton, I need you to make a stronghold with that pan between the doorframe." Ucap Michael yang sedang menyusun strategi. "Are you sure if it's gonna okay?" Tanya Ashton sembari mengetuk pantat panci dengan centong ditangannya.

"Of course, private!" Ucap Michael, "Yes, sarge!"

"And Calum, I need you to hold this phone and pointed the flashlight exactly from up here to here," kata Michael yang menyuruh Calum naik keatas ranjang tetapi harus menyenteri bawah ranjang, "dont make any moves okay."

"This is so ridiculous." Kata Calum yang memang sudah muak dan ide Michael terdengar akan gagal.

"And Lucas!" Michael mendekati Luke yang tengah bersandar didahan pintu, "you poking those boxes with the broom until the lizard come out." Michael pun meradakan bagaimana cara kerjanya.

Hi or Hey // 5SOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang