pagi pagi

423 85 34
                                    

Kicauan burung dan juga sinar mentari sudah mulai keluar, aku pun terbangun dan mulai membuka mataku perlahan-lahan.

Bau teh dan juga masakkan memasuki indera penciumanku. Sudah tidak ada Nenek di ranjang disampingku. Ya, aku dan Nenek ranjangnya bersebelahan dan hanya  dipisahkan oleh satu nakas yang berada ditengah.

Lantai yang ku pijak pun terasa dingin diiringi dengan semilir angin yang mulai masuk melewati jendela.

"Pagi, (y/n)." Sapa Mbok Warsih yang sedang menggoreng tempe di dapur. "Pagi, Mbok. Nenek kemana ya?" Tanyaku sembari mengambil satu tempe goreng yang tersaji di piring. "Tadi katanya ke depan halaman, olah raga kecil-kecilan."

"Teh nya diminum dulu, nanti keburu adem itu." Ucap Mbok Warsih, "iya mbok, makasih ya."

Aku keluar dari pintu dan menuju halaman depan, benar saja disitu sudah ada Nenek yang lagi senam bersama dengan Arjuna. Musik senam penguin pun terdengar dari dalam tape yang berada diatas tanah.

"Eh, (y/n) udah bangun. Senam kuy, biar sehat." Kata Nenek mengajakku yang tentu saja aku malas. "Engga ah, Nek. Males."

Jadi, aku hanya menontoni Nenek dan Arjuna yang senam penguin. Lucu. "Arjuna, jangan contoh (y/n) ya, dia emang males." Ucap Nenek yang membuat Arjuna tertawa kecil.

"Berarti dia emang belum berubah ya, Nek?" Kata Arjuna yang membuatku bingung. "Maksudnya?" Tanyaku karena aku tidak mengerti apa yang ia ucapkan, apa aku pernah mengenal Arjuna sebelumnya?

"Kamu ga inget aku memangnya?" Tanya Arjuna yang kemudian mendekatiku yang tengah jongkok di tanah mencari lobang semut.

Berasa lagi ngomong ama mantan.

Apa dia mantan gue?

Haduh dd amnesia nih.

Aku pun menggeleng, "emang kita pernah ketemu sebelumnya?" Tanyaku balik dan memperhatikan wajah Arjuna lekat-lekat.

Anjing.

Demi dewa di khayangan.

Arjuna ganteng banget.

Kek Tomingse.

"Haduh, dasar pikun. Perasaan Nenek yang tua, kok kamu yang pikun?" Ujar Nenek sembari jogging ditempat. "Dia Ajun yang dulu sering main bareng sama kamu kalo kesini waktu masih TK ampe SD."

Aku pun mengingat-ingat masa-masa aku dulu TK atau pun SD saat disini sama Nenek juga. Akhirnya, makhluk yang berada dikepalaku layaknya di inside out memutar kembali memori ku saat masih kecil.

Dibayangan itu aku memang bermain dengan satu anak cowok yang berbadan gempal dan juga berambut gondrong.

"Emang kamu bener Ajun? Ajun dulu gemuk ahh." Kataku yang mencoba membandingkan wajah Arjuna dengan Ajun. Ajun dulu pipinya sampai luber kayak talang air, sekarang tirus dan bahkan jawlinenya lebih kekar dari Calum. "Ya itu kan dulu, nih masih inget ga?"

Arjuna pun menggembungkan pipinya serta menaikkan alisnya lalu tersenyum. Saat itu juga aku baru menyadari jika dia memang bener Ajun. Arjuna masa kecil.

"Nah iya! Ihh gilak puberty hits you so hard, bro!" Pekikku saat tau kalau Arjuna itu Ajun, aku menepuk pundaknya dan yang bahkan saat ia ikut berjongkok akhirnya dia terjatuh duduk di tanah. "You too, (y/n)." Kata Arjuna yang sepertinya kita akan malah bernostalgia. Bukan nostalgia dalam artian semuanya ingat, karena dulu kita itu masih piyik dan sekarang udah kayak bagong.

Hi or Hey // 5SOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang