children of the night

490 83 161
                                    

Aroma tanah yang terkena air hujan membuat pikiranku sedikit terasa santai. Daun-daun pada pepohonan terlihat bersinar setelah air hujan mengguyur mereka.

"Zoning out again?" Michael datang membawa secangkir teh hangat. "Nope." Jawabku sembari mengambil nafas dalam-dalam.

"I just enjoy the smell of the ground because of rain," ucapku sembari melihat matahari yang berlari ke ufuk barat. "But sometimes, people say that's weird."

"No and you know that, I like the smell of the fresh cut lawn." Ucap Calum yang baru datang dengan membawa kaleng kerupuk.

"I really love this frisbee." Lanjutnya sembari memakan kerupuk.

"That's kerupuk."

"Whatever the name this is, i love it." Balas Calum sembari memeluk kaleng kerupuk itu dengan erat.

"How long are you being single? Whole your life?" Tanya Michael yang melihat kelakuan Calum tersebut.

"Watch your mouth, Skunk Boy." Balas Calum sembari menunjuk-nunjuknya memakai kerupuk.

"So why are you hugging that thing like it was your girlfriend?" Kata Michael yang menendang kaleng kerupuk berwarna biru sembari tertera nama orang itu.

"No I'm not!"

"Yes you are!"

"No I'm not!"

"Yes you are!"

Aku tau kemana percakapan itu akan berujung, jadi aku memutuskan untuk masuk kedalam dan mungkin membuat secangkir kopi kembali.

"(Y/n)!" Panggil Nenek yang lagi di ruang keluarga sembari nonton TV.

"Tadi kamu dipanggil Arjuna, katanya sih mau diajak ke nonton balapan apa apa gitu, Nenek kurang jelas tadi." Ucap Nenek yang matanya masih tertuju pada layar pipih itu bersama Luke berdua.

"Rebes dah Nek," balasku yang gajadi membuat kopi, karena nemenin Nenek ama Luke. Katanya kan ga boleh kalo misalnya anak cewe dan anak cowo berduaan, karena diantara keduanya ada setan. Pas banget Nenek itu cewe dan Luke itu cowo.

Jadi, aku duduk dengan santai disebelah Luke yang sedang nonton Adit, Sopo, Jarwo bersama Nenek.

"Ashton kemana nek?"

"Auk nanya ama nenek, emang nenek emaknya." Balas Nenek yang masih melihat kartun itu.

"Ashton mana?" Aku mencolek bahu Luke, "bath room." Jawab Luke yang sama saja seperti Nenek, matanya tertempel pada acara di saluran TV itu.

"Luke," aku pun kembali mencolek bahu Luke yang sangat tegap dan juga bidang itu. "Apa?" Balasnya yang masih tetap saja.

Bahu nya panjang beud

Kek anu nya yang dibawah

Kaki nya panjang

"Colek colek mulu emang gua sabun colek?" Ucap Luke dengan logat aneh yang membuatku jadi ketawa.

"Ya elu awasan, gua nontonin bahu lu dari tadi goblo kaga keliatan mukanya si Jarwo." Balasku yang tak bisa di rem dan membuatnya sedikit bingung, karena kecepatan.

Akhirnya, Luke yang mulai mengerti mulai menyender ke sofa yang membuatku dapat melihat kartun tersebut. Namun, sangat disayangkan karena langsung iklan.

Syalan.

"Ohhiya, (Y/n), kamu udah pernah ke Jogja belom sih?" Tanya Nenek yang mulai melihatku sepertinya. "Belom kayaknya nek." Balasku yang sekarang gantian ga ngeliatin dia.

Hi or Hey // 5SOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang