Happy reading^^
***
Dari semenjak kejadian di rumah Vanesha. Perlahan tapi pasti Vanesha mulai terbiasa akan ketidak bersamaannya bersama Adit. Mungkin memaafkan jauh lebih baik dari pada membenci, lebih tepatnya vanesha kecewa dengan Adit yang mempermainkan perasaanya. Vanesha yang selama ini belum pernah pacaran, sekali pacaran langsung mendapat rasa patah hati yang teramat-amat luar biasa dari teman SD nya dan sekaligus pacar pertama vanesha.
Vanesha mulai mengikuti bagaimana perasaannya bermain-main dengan cintanya dan sampai sejauh mana permainan ini akan berakhir.
Tanpa vanesha sadari ada seseorang yang selalu ada untuknya dalam keadaan baik atau buruknya dan dia yang selalu menggemgam erat tangan vanesha sampai sih empuhnya membawanya kedalam dekapan yang sangat nyaman.
"Sha" panggil adel.
"Vanesha" panggil adel lagi. Vanesha tak bergeming dari lamunannya.
"VANESHA ANGELICA" teriak adel.
"Eh? Ya el kenapa?" Jawab vanesha dengan muka linglungnya.
"Kamu kenapa sha?"
"Gue gpp" vanesha mengalihkan tatapannya ke jendela. Mereka berada di dalam kelas yang sepi karna sedang jam istirahat.
"Kamu mikiran Adit?" Tebak adel.
Diam hanya itu yang vanesha lakukan ketika mendengar nama itu disebut.
"Kalau kamu masih belum bisa move o-"
"Gue bukannya gak bisa move on el, gue cuma masih gak percaya dan gue sangat kecewa"
"Mau sampai kapan kamu begini terus sha, aku kangen liat kecerian kamu" tukas adel sambil memegang bahu sasha agar menghadapnya.
Vanesha hanya memeluk adel dan tidak mau menangis lagi. Buat apa menangisi orang yang menyakiti kita, enak sekali dia dapat tumpahan air mata berharga dengan gratis. Mereka hanya berdua karena Dea sedang ada rapat.
Ddrrrrrtt....drrrrt......
"Hp kamu bunyi sha" mereka melepas pelukannya. "Siapa?" Tanya adel.
"Kak Gibran"
"Angkat saja sha, kasihan dia sejak kamu putus dari adit dia tidak kamu temuin sama sekali" tukas adel.
"Tapi gue belum siap buat ketemu dia el" lirih vanesha.
"Udah angkat saja dulu, kapan lagi kamu di khawatirkan oleh seorang Gibran Rehardian" goda adel.
"Ish rese"
- hallo
- ya Allah Nes, lama bener ngangkatnya. Gue kira lo kenapa-napa. Lo dimana?
- hehe maaf kak. Di kelas ini bareng adel.
- kesini dong.
- dimana? Mager kak.
- liatin gue main basket biar lo tau pesona gue.
- idih najis banget.
- gak boleh durhaka sama kakak Nes ntar kulawat.
- please deh kak gausah typo-typo gitu.
- buru sini gue kangen.
- lagaknya pake kangen segala. Cuma seminggu dianggurin udah kangen apalagi seabad.
- gila lo Nes seabad. Sejam gak ketemu lo gue udah pingin kendat.
- lo, gue tinggal kok makin jadi ya kak.
KAMU SEDANG MEMBACA
GibraNesha
RomanceMasa lalu memang pahit tetapi terkadang indah tapi jika dengan adanya dirinya hidup ini terlalu berharga untuk disia siakan dengan banyangan masa lalu. Karena sosoknya terlalu nyata dan telah mengambil alih semua hati dan hidup ini. Menyita fikiran...