Part 19

375 24 3
                                    

Happy Reading^^

***

Setelah kepergian Gibran perasaan Vanesha  jadi gak tenang. Dia memandang keluar jendela dengan tatapan kosong, sampai-sampai tidak terdengar suara pintu kamarnya telah di buka oleh seseorang.

“sayang” panggil sang mama

“nes” panggil sang mama lagi dengan menepuk bahu Vanesha

“eh mama, kenapa ma?”

“kamu dari tadi mama cari ternyata disini, pakai merenung lagi. Ada masalah?”

“apa sebaiknya aku cerita ya ke mama” batin vanesha

“Heh malah melamun lagi”

“iitu ma”

“apa? Kalau kamu mau cerita ke mama, sini duduk mama dengerin mungkin juga mama bisa memberimu saran”

Vanesha menunduk dia ragu mau cerita karna mamanya terlalu memuja kekasihnya itu, takutnya ntar bakal membuat mamanya memarahi Gibran dan menyuruhnya memutuskan hubungan sungguh Vanesha sangat tidak mau jika hal itu sampai terjadi.

“Apa ini soal Gibran, Nes?” ujar sang mama yang melihat sang anak tidak kelak membuka pembicaraan.

“Iya ma”

“kalau kamu mau kamu boleh cerita ke mama”

Vanesha menghelah nafasnya “Kak Gibran dijodohkan ma” ucap vanesha dengan sekali nafas. Sungguh ketika mengucapkan itu rasanya berat sekali.

Dugaan mama Vanesha tepat pasti ini yang mengganggu pikiran anaknya. “terus kalian tetap berhubungan?”

“iya ma, sebelum kak Gibran dengan orang lain vanesha mau menkmati hari-hari vanesha bersama dengan kak Gibran”

“apakah kamu sangat mencintai Gibran, nes?”

“sangat ma, vanesha sangat mencintai kak gibran. Vanesha gak tau apa nanti jadinya jika kak Gibran udah bukan milik vanesha lagi” vanesha berucap lirih diakhir kalimatnya, tanpa dirasa air mata itu jatuh.

“kamu yang sabar sayang, jika Gibran jodoh kamu dan ditakdirkan untuk kamu dia gak bakal kemana-mana dia bakal balik ke pemiliknya” ucap mama vanesha sambil mengusap air mata yang membasahi pipi vanesha.

“tapi vanesha gak sanggup ma, ini terlalu cepat bagi vanesha. kenapa ketika kak Gibran udah nyembuhin luka vanesha dia malah akan pergi ma. Vanesha menyesal ma engga dari dulu nerima kak Gibran kenapa penyesalan itu datang terlambat ma” vanesha semakin menangis.

Mama vanesha memeluknya “mama tahu gimana perasaan kamu nes, tapi kamu harus kuat dan sabar ya. Mungkin ini cobaan Tuhan buat menguji hubungan kalian kamu harus kuat menghadapinya jangan malah terpuruk gini”

“Tapi ini gak adil ma dulu ketika pertama vanesha merasakan jatuh cinta tetapi malah dipermainkan, sekarang ketika vanesha sudah merasa menemukan sosok yang sangat sempurna di hidup vanesha malah dia dijodohkan. Hati vanesha sakit ma, ini gak adil vanesha merasa dipermainkan oleh takdir”

“Melihat kamu seperti ini mama jadi gak tega sayang, maafkan mama ini juga demi kebaikan kalian. Ujian ini juga buat kalian agar tidak main-main ketika kami menjodohkan kalian, toh ini juga kebahagiaan yang kalian harapkan” batin mama vanesha

“udah kamu jangan nangis jelek itu muka kamu nanti Gibran gak mau sama kamu loh”

“hiks mama ih” vanesha mengusap bekas air matanya.

“kamu mandi terus siap-siap ya ntar setelah sholat magrib kita berangkat”

“iya ma, terima kasih ya ma” vanesha memeluk mamanya

“sama-sama anak mama papa”

*

Sedangkan dikediaman Gibran

“pi mi, apa engga bisa ya jika dibatalkan?”

“engga bisa nak, papi sudah sepakat dan ini juga sudah direncanakan udah lama”

“iya re ini juga udah keputusan mami papi, kamu tinggal nerima aja deh ya” ujar sang mami

“tapi bagaimana dengan aku dan vanesha mi pi”

“ya kamu jangan kasih tau vanesha dulu, ini juga masih tunangan re. nanti kamu bicarain lagi dengan vanesha”

“tapi mi, mami dan papi kan tau jika re mencintai vanesha dan berkat dia re bisa move on dari masa lalu”

“Udah ya re ini udah keputusan papi, apa kamu gak bisa buat papi seneng sekali?”

“tapi gak dengan cara ini pi”

“kamu membantah papi re?”

“engga pi, tapi re engga mau dengan perjodohan ini pi. Jika papi ingin re menikah muda re bakal bilang ke vanesha pi”

“apa maksud kamu?”

“jika papi mau re nikah muda re bakal diskusikan dengan vanesha pi agar yang menjadi pasangan re dia, re juga bakal ngomong baik-baik ke orang tua vanesha pi”

“apa kamu memang benar-benar sangat mencintai vanesha re?’ Tanya mama

“Iya, Vanesha sangat berpengaruh dalam hidup re mi. apa mami dan papi mau melihat re depresi lagi?”

Kalimat terakhir yang diucapkan Gibran sontak membuat papi dan maminya kaget. Mami Gibran memegang tangan suaminya dan menatapnya kemudian menggeleng.

“Kalau kamu sayang sama papi dan mami kamu harus nerima re” ujar papi

“mami juga udah suka dengan calon kamu re”

“yaudah mami aja yang nikah sama dia” ujar Gibran sambil beranjak meninggalkan ruang keluarganya.

“PAPI TIDAK MAU TAHU KAMU HARUS SIAP-SIAP DAN NANTI JAM 6 KITA BERANGKAT” Teriak papi Gibran

“gimana nih pi?”

“udah mami tenang saja”

“mami engga mau lihat Gibran depresi pi”

“kan dijodohinnya juga sama vanesha mi, jadi mami gausah takut”

“oh ya ya”

*

Vanesha memakai gaun berwarna biru langit sedengkul dengan memperlihatkan kedua pundaknya yang putih mulus, dia mempoles bedak tipis diwajahnya dan memakaikan lipgloss di bibirnya. Rambutnya dia gerai dan curly bagian bawahnya. Vanesha memilih high heels warna putih, orang yang melihat vanesha yang sekarang ini seperti melihat putri karena dia sangat terlihat cantik bak cinderella.

Vanesha melihat hasil riasannya di cermin besar “Perfect” serunya sambil terkekeh “mau jalan sama mama papa aja sampe segininya gua”

Vanesha melakukan itu hanya untuk menghilangkan pikirannya tentang Gibran. Dia ingin melepaskan pikiran yang sedari tadi mengganggunya mungkin dengan keluar dengan kedua orang tuanya, tidak buruk.

“NES,AYO SAYANG” teriak sang mama

“IYA MA”

Vanesha mengambil tas selempang kecilnya dan keluar kamar

“wah anak papa cantik sekali”

“berlebihan ya pa?”

“engga sayang, kamu sangat cantik. Gimana Gibran gak suka sama kamu, kamu cantik gini”

Melihat senyum vanesha pudar papa vanesha buru-buru mengalihkan pembicaraan

“ayo sayang”

“mama mana pa?”

“itu mama kamu” ujar papa vanesha yang meilhat mamanya sudah menghampiri mereka berdua.

“ayo keburu macet”

Diperjalanan vanesha hanya memandangi jalanan dengan melamun

“kamu pasti sekarang sudah ketemu dengan calonmu kak, apa kamu suka sama dia? Apa dia cantik? Aku gak rela kak jika kamu lebih milih dia nantinya maaf jika aku egois. Tapi aku mau egois demi merjuangin kamu” batin vanesha

Dia terus memikirkan apa yang Gibran lakukan sekarang apa Gibran sudah melupakannya bahkan Gibran tidak memberikan kabar.

Papa dan mama vanesha yang melihat putri kesayangannya hanya diam jadi bingung mau gimana, tapi toh bentar lagi semuanya jadi jelas.

Mobil keluarga vanesha sudah memasuki parkiran restoran mewah tetapi vanesha masih tak sadar jika dirinya sudah sampai tempat tujuan.

“Nes, kita sudah sampai” ujar papa vanesha

“vanesha” panggil mama

“iya ma”

“kita sudah sampai sayang, kamu melamun mulu ih gak baik tau”

“maaf ma”

“malah minta maaf” ujar papa “ayo ah turun” lanjutnya

Pelayan mengantarkan keluarga Dianta ketempat yang sudah di pesan oleh keluarga Gibran.

“ma pa kok kita makannya ke ruangan sih, kan enak di dekat kolam ikan itu banyak lampuh-lampuhnya”

“papa sudah pesan sayang”

Sedangkan keluarga Gibran sudah berada di dalam ruangan khusus yang sudah dipesannya tinggal menungu keluarga Dianta.

“mi pi Gibran ketoilet bentar ya”

“iya jangan lama-lama” ucap papi Gibran

Ketika pelayan akan membukakan pintu ruangan tiba-tiba…

***


Yuhu back back 😄😄
Votment 😊
And sorry for typo 😉

By_KJ 😚

GibraNeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang