Part 14

398 19 2
                                    

Happy reading ^^

***

Setelah pertemuan antara Vanesha dan mami Gibran, mereka akan mengadakan liburan bersama dengan para sahabatnya di Puncak. Gibran juga tidak sabar untuk segera memberikan surprise kepada Vanesha.

Matahari sudah menampakkan sinarnya tetapi lelaki itu masih asyik dengan dunianya dibawah alam sadarnya. Masih menggeliat mencari tempat ternyaman tanpa ganguan sang mentari pagi. Tetapi sang mentari terus menampakkan diri memasuki ceruak sela-sela jendela kamar sang lelaki. Sampai terdengarlah teriakan sang mami memanggilnya.

“RE GANTENG BANGUN SAYANG, AYO SARAPAN”

Tetapi apa daya sang lelaki itu masih tak bergeming dalam mimpinya.

“RE, KALAU KAMU GAK BANGUN. VANESHA MAMI SURUH PULANG NIH!!”

Mendengar nama sang pujan hati, secara langsung mata Gibran terbuka dengan sempurna.

“IYA MI, RE SUDAH BANGUN” Teriak Gibran dari dalam kamarnya.

Mami Gibran tersenyum puas, karena sudah menemukan cara termuda membangunkan Gibran.

Gibran bergegas ke kamar mandi dan mengguyur sekujur tubuhnya dengan bersenandung riah karena yang dia pikirkan Vanesha telah menunggunya di ruang makan. Padahal itu hanya cara busuk maminya untuk membangunkan anak tunggalnya yang manjanya minta ampun. Ya Gibran memang di rumhanya manja melebihi cewek tetapi jika di sekolah Gibran berbanding terbalik.

“Eh, anak mami sudah ganteng” ucap mama Gibran sambil tersenyum kearah anaknya.

Gibran celingak-celinguk mencari sang pujaan hatinya.

“Cari siapa kamu?” Tanya sang papi.

“Vanesha, mana dia pi?”

“Dikibulin mami kamu?”

“Eh? Maksudnya pi?”

“Mana dari tadi papi disini gak ada Vanesha, itu mah cara mami kamu buat kamu bangun re. kamu sih kalau dibangunin susah” jelas sang papi.

“Ih mami rese banget sih” Gibran cemberut kearah maminya, sang mami hanya nyengir.

“Ya kamu sih dari tadi mami teriakin engga mau bangun, yaudah pake cara itu aja. Dan terbukti kamu langsung bangun kan” tutur sang mami.

‘hmm”

“Dih anak mami ngambek pi”

“Tau ah, Re ngambek sama mami”

Papi dan mami Gibran terkikik melihat raut wajah cemberut sang anak.

“Re, papi mau ngomong serius nih sama kamu”

Gibran mengadahkan kepalanya “Ngomong apa pi?”

Papi dan mami Gibran saling tatap, hanya mereka yang tahu arti tatapan mereka masing-masing.

“Mau ngomong apa sih papi sama mami, malah main tatap-tatapan gitu”

“Kamu sama Vanesha belum pacaran kan?”

“masih proses pi, tenang aja ntar bakal jadi kok. Vanesha hanya belum siap aja buat pacaran” jelas Gibran

“Papi mau ngomong tapi jangan kamu potong sampai papi selesai ngmong, oke” Gibran mengangguk tanda mengerti.

“Papi sepakat dengan rekan kerja papi mau menjodohkan kamu dengan anaknya”

“Tapi pi-“ potong Gibran

“Jangan di potong dulu Re” timpal sang mami.

“Papi tahu kamu sudah bisa move on dari masa lalu kamu dan papi juga tahu kamu sayang banget sama Vanesha. Tapi kali ini papi gak bisa nolak re, papi dan mami hanya minta itu aja kok. Mau ya?”

GibraNeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang