Happy Reading^^
***
Ketika pelayan akan membukakan pintu ruangan tiba-tiba Vanesha meminta ijin ingin ketoilet.
“ma pa nesha ke toilet sebentar ya”
“yaudah hati-hati jangan lama-lama ya sayang”
“iya ma”
“papa tunggu didalam ya sayang” dibalas anggukan oleh vanesha
Vanesha keluar dari toilet dengan membenarkan gaunnya tanpa memandang ke depan sampai dia menabrak seseorang didepannya.
Bbugh
“maaf maaf saya tidak melihat jalan” ujar vanesha
Deg
Suara ini, batin lelaki itu
Lelaki itu memperhatikan gadis yang masih menunduk sambil meminta maaf, dia berdiri dan mengulurkan tangannya ingin memastikan bahwa dugaannya benar.
“Berdirilah”
Vanesha langsung menengadah menatap sosok lelaki yang mengulurkan tangannya, dia membelalakan matanya dan mengerjapnya berkali kali bahwa yang ia liat ini hanya ilusinya saja.
Vanesha menggeleng sambil bergumam “gak gak ini sudah kelewatan masa iya aku halu gini”
“kamu engga halu? Berdirilah sayang”
“eh dia bisa ngomong”
Lelaki itu semakin dibuat gemas oleh gadis cantik didepannya ini. Lelaki itu jongkok menghadap vanesha “kamu ngapain disini hmm?”
Vanesha menakup wajah lelaki itu “eh ini beneran kamu kak?”
“iya kamu kira siapa?” jawabnya sambil terkikik “ayo kaka bantu berdiri”
“kaka ngapain disini?”
“acaranya diadain disini, kamu sendiri ngapain?”
“aku lagi makan malam bareng mama sama papa”
“yaudah ayo kaka anter dulu ke papa mama kamu”
“engga usah ka, nanti kaka keburu dicariin sama om dan tante”
“kaka engga suka dibantah sayang”
Vanesha memutar bola matanya “iya baiklah”
Gibran menggandeng tangan vanesha dengan erat “kamu cantik malam ini”
Vanesha menoleh “hanya malam ini?” ujar vanesha sambil menaikkan satu alisnya dan memberhentikan langkahnya.
“maksud kaka kamu canti tiap hari hanya sekarang kamu sangat sangat cantik”
Blush
Pipi vanesha memerah “ish paan dah gombal receh” Gibran hanya tertawa sambil melajuhkan langkahnya yang sempat terhenti.
Sesampainya di depan pintu “kamu serius ini ruangannya yang?”
“iya kak, tadi mama sama papa masuk kedalam”
Gibran semakin bingung, bukankah ini ruangan yang dipesan papinya.
“kenapa kak?”
“engga cuman papi kaka juga ada di dalam” lirihnya di tujuh kata terakhir.
“apa kak?”
“engga ayo masuk”
Gibran membukakan pintu dan benar saja disana ada papi dan maminya dan juga ada papa dan mama vanesha, apa maksud semua ini.
“lo kok tante sama om ada disini?”
“eh kalian udah datang” ujar mami Gibran
“iya sayang sini kalian duduk dulu, mama dan papa memang mau makan bersama dengan keluarga Gibran” ucap sang mama vanesha
“tapi ma-“
“udah kamu duduk dulu sayang” potong sang mama
Gibran dan vanesha saling pandang kemudian mengambil duduk berhadapan dan orang tua mereka duduk disebelah mereka.
“jadi..?” Tanya Gibran
“papi yang mengundang orang tua vanesha hadir disini agar acara perjodohan kamu berjalan lancer”
“maksud papi? Papi tega gitu vanesha sakit hati melihat re dengan orang lain di depan matanya secara langsung gini”
“bukan gitu re, kamu tenang dulu” ucap sang mami
“tapi mi, kan re sudah bilang. Re gak mau dijodohkan dengan rekan bisnis papi-”
“jika calon kamu vanesha bagaimana?” potong sang papi
Vanesha yang awalnya menunduk langsung menengadah dan memandang kedua orang tuanya meminta penjelasan, tapi papa dan mamanya hanya tersenyum.
“re engga ngerti maksud papi”
“makanya kamu jangan emosi dulu dengerin kalau papi ngomong”
Gibran mendengus kesal
“papi dan bapak Andrew memutuskan untuk menjodohkan kalian karena papi tau kalian saling mencintai”
“iya nak re, maaf kalau selama ini kami tidak memberitahu kalian berdua” ucap mama vanesha
“maksud papi calon Re, vanesha?”
“iya, apa kamu menolaknya?” Tanya papi
Vanesha memandang Gibran yang Nampak masih bingung.
“jelas Re tidak menolak pi, kalau dari awal calonnya pacar re sendiri mana mungkin re sampai sakit kemarin” Gibran menatap dan tersenyum ke arah vanesha yang dibalas senyum termanis oleh vanesha.
Jujur hati vanesha awalnya sakit jika akan melihat calon Gibran secara langsung malam ini, tapi ternyata calonnya Gibran dia. Entah vanesha harus mengespresikan perasaannya bagaimana sekarang yang jelas dia sangat sangat bahagia.
“tapi calon re beneran vanesha kan pi mi?”
“iyalah re sayang, kan mami sudah bilang mami sudah suka sama calonnya. Bukankah mami pernah bilang jika mami mengharapkan kalian berdua sampai menikah” ujar mami Gibran
“jadi kamu udah engga marah kan sama papi?”
“engga pi” ujar Gibran dengan terkekeh
“jadi kamu mau dipercepat atau diperlambat re? Tanya papa vanesha
“iya Gib, tante jadi gak tega melihat vanesha lama-lama galau”
“mama apaan sih?”
Semuanya tertawa melihat ekspresi vanesha yang menggemaskan
“secepatnya kalau bisa om”
“yasudah nih sematkan ke jari calon kamu sekarang” ucap mami Gibran sambil memberikan kotak beludru biru.
“tapi tante vanesha kan masih sekolah”
“apa kamu lupa sayang, siapa pemilik sekolah dan donator sekolah kita?” Tanya Gibran
Vanesha mengingat-ingat “udah kamu gausah sok mikir, siniin tangan kamu”
Kedua orang tua mereka hanya tersenyum senang melihat anak-anaknya bahagia.
“libur kalian kan tinggal semingguan, karena acara kalian kami kacaukan jadi kalian boleh liburan sesuka kalian kemanapun sebelum masuk sekolah” ujar papa vanesha
“serius pa?”
“iya sayang, papa sudah cukup lihat kamu seminggu ini melamun terus”
“emang dia kalau dirumah suka gitu ya om?”
“kok om sih re?” tegur mama vanesha
“panggil papa aja kan biar samaan seperti vanesha” tambahnya. Gibran menanggapinya dengan anggukan.
“dia selama tau kamu dijodohkan kerjaannya nangis dan melamun ngurung diri dikamar terus”
“papa ih sudah jangan di bocorin”
“ya gpp kali sayang, sama calon sendiri juga” ujar Gibran
“kaka ih”
“aduh jadi engga sabar liat kalian nikah nih” ujar mami Gibran
“sama sin, aku juga gak sabar pingin cucu” ucap mama vanesha
“mama belum-belum udah minta cucu” celoteh vanesha
“ya gpp sayang, gimana kalau kita buat dulu” Gibran sengaja menggoda vanesha
“kaka mesum ih, sana buat sama cabe-cabean kaka”
“kaka maunya sama kamu, gimana dong?”
“ya nikah dulu”
“hla pi vanesha udah mau ini, cepetin deh. Katanya mama udah mau cucu” jawab gibran.
Kedua orang tua Gibran dan vanesha tertawa melihat percakapan anaknya.
*
Mereka menikmati liburnya ke pantai saja , lima hari mungkin cukup.
“kak”
“iya sayang” jawab Gibran sambil memasukan koper kedalam villa yang hanya ada satu kamar tapi cukup besar.
“kok kamarnya Cuma satu?”
“kenapa?” Gibran berbalik menghadap vanesha yang masih berdiam di ambang pintu.
“masa kita tidur seranjang?”
Gibran tertawa, Gibran tau apa yang dipirkan vanesha “kita hanya tidur sayang, kaka janji sebelum kita sah engga bakal macem-macem. Ini juga usul orang tua kita”
“tap-“
“udah sini masuk” Gibran menarik tangan vanesha “kamu percaya kan sama kaka?” Tanya Gibran sambil menghadap ke arah vanesha
“iya” vanesha tersenyum dan memeluk Gibran.
“sini foto sama kaka dulu, terus kita mandi dan makan”“kita mandi?” Tanya Vanesha
“iya”
“berdua?”
“ya engga lah sayang, belum waktunya. Emang kamu mau mandi bareng kaka?” ucap Gibran sambil menaikkan turunkan satu alisnya
“eh engga lah kak”
“yaudah kita mandinya gentian terus makan”
“oke, tapi nanti sore kita ke pantai”
“iya sayang”***
Yey aku up kan 😂
Maafkan lama menunggu, karena kemarin-kemarin aku sangat sibuk. #siapayanggnanya
Ah yang penting aku sudah up dan kalian jangan lupa vote and coment oke. 😉
Marhaban Ya Ramadhan😊By_KJ😘
KAMU SEDANG MEMBACA
GibraNesha
RomanceMasa lalu memang pahit tetapi terkadang indah tapi jika dengan adanya dirinya hidup ini terlalu berharga untuk disia siakan dengan banyangan masa lalu. Karena sosoknya terlalu nyata dan telah mengambil alih semua hati dan hidup ini. Menyita fikiran...