Happy reading ^^
***
Setelah Citra mengetahui siapa Vanesha, dia merasa kikuk. Citra takut jika nanti bokapnya balal di pecat atau apalah itu.
"Lo gak usah takut Cit, gue gak bakal aduin kelakuan lo sama papa kok" ucap Vanesha.
"Sungguh? Yang salah gue Sha jangan sampai papa gue di pecat dari kerjaannya cuma gara-gara ulah gue" tutur Citra.
"Iya gue ngerti, asal lo mau berubah jadi yang lebih baik lagi"
"Gue usahain bakal berubah, lo mau kan bantu gue berubah?"
"Kenapa harus Shasa?" Tanya Dea.
"Udah De, baiklah gue bantu" jawab Vanesha.
"Kenapa lo lakuin itu Cit?" Tanya Dafa.
"Gue suka sama Gibran jadi gue gak mau dia deket sama siapa pun selain gue"
"Eh gak bisa gitu dong, gue suka sayang bin cintanya sama Vanesha. Apa hak lo larang-larang orang lain suka sama gue, lo kira gue ngempeng dan lahir dari lo. Idih gila" ucap Gibran.
"Diem deh Kak, apa salahnya dia suka sama lo? Kan dia udah mau berubah, caranya saja yang salah" ujar Vanesha.
"Sayang, jangan marah dong" ucap Gibran dengan wajah memelas.
Dafa dan Reno yang melihat langsung menonyor Gibran. "Muka lo Gib kek kambing nyari emaknya" ujar Dafa, membuat yang lain tertawa.
Citra memperhatikan Vanesha, menyadari bahwa dia harus mencontoh bagaimana dia harus hidup sebagai orang yang benar. Bukan ngandelin kekayaan atau kecantikan, Vanesha cantik, kaya dan pintar tapi dia bersikap sederhana dan sangat ramah bukankah itu luar biasa. "Ternyata lo baik ya, gue ikhlas kalau Gibran sama lo"
"Baguslah kalau lo sadar" timpal Gibran.
"Gue sama kak Gibran hanya deket kok, status kita-"
"Udah gak usah di lanjut dan di perjelas deh yangg, status dia sama gue pacar" potong Gibran. Gibran tau Vanesha akan melanjutkan apa, gak bakal Gibran biarin Vanesha mengatakan kalimat laknat itu.
"Kayaknya seru nih, sampai gue datang gak tau" ujar seseorang yang tiba-tiba berada di meja mereka.
"Adit, lo kapan datang?" Tanya Vanesha.
"Baru kok" kekeh Adit.
"Kita ke belakang aja yuk, di sana tempatnya enak dan bisa leluasa. Sambil dengerin band cafe nyanyi" ajak Adel.
Mereka semua bergegas ke tempat dimana ada tempat kotak-kotak yang tertata rapi, hanya ada meja panjang tanpa kursi. Yang di tengahnya ada panggung kecil yang tersedia peralatan band. Dekorasi cafe milik Vanesha memang memiliki dua tempat, tempat utama seperti cafe yang bernuansa eropa, dan cafe kedua yang bertempat diluar ruangan tetapi beratap. Sangat nyaman apalagi berdekatan dengan taman bunga karena memang bersanding dengan toko bunga vanesha.
"Waw" kagum Reno.
"Lo hebat banget sha bisa dirikan ini" lanjut Reno yang masih mengagumi cafe flowers ini.
"Kenapa Vanesha yang hebat?" Tanya Citra.
"Oh lo belom tau ya kalau dia pemilik nih cafe, yang lo kira pelayan" sindir Dafa.
"Udah deh kak, apaan coba" timpal Vanesha.
"Sorry ya Sha" ucap Citra.
"Santai lagi Cit"
"Dit, lo ngapain ke sini?" Tanya Dafa.
"Gue mau main aja sih"
"Kiara gak diajak Dit?" Tanya Vanesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
GibraNesha
RomanceMasa lalu memang pahit tetapi terkadang indah tapi jika dengan adanya dirinya hidup ini terlalu berharga untuk disia siakan dengan banyangan masa lalu. Karena sosoknya terlalu nyata dan telah mengambil alih semua hati dan hidup ini. Menyita fikiran...