Part 28

243 12 0
                                    

Happy reading^^

***

"Bran"

Gibran sudah tak asing dengan panggilan ini.
"Kenapa?"

"Ih kamu lupa yaa"

"Oya ada yang harus gue lurusin ke elo"

Mendengar nada lo gue keluar dari mulut gibran, sharen geram. Pasti gara gara cewek itu.

"Kok kamu gitu sih bicaranya, katanya mau ke rumah kamu"

"Iya, sekalian gue mau ngomong sama lo"

"Bentar gue jemput pacar gue dulu, biar gak  salah paham" ujar gibran

"Bran bran" panggil sharen yang melihat gibran meninggalkannya.

Awas aja lo sha, belum tau lo berhadapan dengan siapa, batinnya.

*

Gibran yang melihat tunangannya mengemas buku kedalam tas "baru kelar yang?"

"Eh? Kakak udah dari tadi?"

"Engga baru aja kok"

"Pulang sama aku ya" lanjutnya. Sambil merapikan rambut vanesha yang menghalangi muka ke belakang telinganya

Vanesha mendongak "kan aku bawa mobil kak"

"Nanti biar dafa atau reno yang bawa ya"

"Ada apa hmm?" Vanesha manarik satu tangan gibran yang sedari tadi menakup pipinya dan digenggamnya, bingung dengan gibran yang tiba tiba begini.

Gibran menatap manik mata vanesha "tadi pas dikantin aku iyain sharen mau kerumah, jangan marah dulu yaa-" pinta gibran yang merasakan genggaman tangan vanesha mengendor.

"Itu sebelum aku bilang kekamu, yang niat awalnya cuma keingintahuanku alasan dia pergi. Tapi setelah tahu kamu nangis, makanya kamu pulang sama aku yaa, biar aku gak semobil berdua sama dia. Toh kan dia cuma mau ketemu mami"

Vanesha melepaskan genggamannya.

"Hei jangan marah ya, maafin aku. Iya aku salah tadi"

Diam, entah vanesha hanya ingin diam.

"Sayang, please kali ini saja"

Melihat gibran yang seperti ini seru juga batin vanesha.

Digenggamnya tangan vanesha erat "please, aku minta maaf ini terakhir kali aku gak bilang terlebih dulu kekamu"

Tawa vanesha meledak "wkwk muka kakak wk-"

Gibran membungkam mulut vanesha dengan bibirnya. Untung sekolah sudah sepi, tapi siapa sangkah jika ada orang yang melihatnya.

Pangutan mereka terlepas "ish kakak, kalau ada yang lihat gimana?"

"Bodoamat, suruh siapa ngerjain aku wle"

"Ya habis muka kakak lucu banget" kekehnya

"Terus aja terus"

"Kamu tuh sering banget ya ngerjain aku" lanjutnya

"Dih pede kapan?"

"Ya sering pokok"

"Gajelas ih"

Tangan gibran menyentuh bibir vanesha dengan jempolnya "pengen aku gigit tau gak"

"Paan sih kak, mesum"

"Kamu suka kan?"

"Tau ah" vanesha keluar kelasnya

"Mau kemana" jega gibran menarik satu tangannya

"Pulanglah"

"Ya kan sama aku"

"Trus nih mobilku gimana?"

"Ayo" ajak gibran.

*

Diparkiran ada 5 orang yang sedang menunggu mereka.

"Waw datang juga nih" seru adel.

"Lo berdua lama amat sih" ketus dea

"Panas nih" lanjutnya

"Panas apa dah de, nah lo dari tadi duduk dalam mobil gitu" ujar reno yang dapat delikan dari dea.

"Lo dari mana aja sih gib" tanya dafa

"Tau nih anak, ngapain sih dikelas lama amat" lanjut reno.

Yang ditanya hanya tersenyum.

"Wah sarap sohib lo nih ren, kesambet keknya ditanya bukannya jawab malah senyum, sok manis" ucap dafa

"Maaf lama ya" vanesha menengahi.

"Bran ayo"

Semua langsung menoleh kearah sharen yang tak terlihat keberadaannya dari tadi.

"Eh kok ada lo sih" ketus dea

"Kenapa? Masalah?"

"Wah nyolot"

Sharen memutar bola matanya dengan jengah.

Melihat reaksi sharen, dea menghampirinya dan menantangnya "lo awas ya gangguin sahabat gue, sekali lagi sampai gue lihat vanesha nangis urusan lo sama gue"

"Udah yang udah, kita cuma butuh jaga jaga dari jauh yaa" bisik dafa dengan menarik dea mendekat kearahnya.

"Yaudah deh kak aku pulang sendiri aja deh ya" ujar vanesha yang malas berlama lama dengan keadaan ini.

"Gak yang" jawab gibran tegas tapi seperti rengekan.

Vanesha menatap gibran "gpp kak"

Gibran menarik pinggang vanesha agar vanesha mendekat kearahnya "yang gak ya gak yang" rengeknya

"Yangg jangan ya" ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ya Allah kak gibran mukanya ngakak" ujar dea.

"Bukan temen gue" ujar reno

"Gib gib malu maluin" ujar dafa

"Biarin" ucap gibran dengan muka bodoamatnya.

Sharen melihatnya semakin kesal.

"Ayo bran kok kamu malah ngerengek sama nih cewek sih"

"Lo iri" ujar dea

"Gue gak ngomong sama lo"

"Hahaha kasian ya lo"

"Shar shar udah deh ya gausah ngarepin cowok orang" ucap adel

"Maksud lo?"

"Kak" ujar vanesha pelan sambil mendongak kearah gibran yang dibalas senyuman.

"Eh daf, ren, kalian yang bawa mobil siapa?"

"Gue, kenapa gib" jawab reno

"Gpp, vanesha bawa mobil soalnya tadi pagi ada masalah dikit, tapi gue ajak pulang bareng sekalian kerumah-"

"Loh bran bukannya kamu sama aku?"

"Bentar shar lo diem dulu gue lagi ngomong" jawab gibran datar

Sharen langsung kicep. Membuat dea dan adel bersorak dalam hati.

"Gue minta tolong, daf lo bawa mobil vanesha ya. Oya sekalian nitip sharen tebengin dia kerumah"

"Oke bro, lo hati hati yee" ucap dafa. Vanesha memberikan kunci mobilnya.

"Yok yang-"

"Bran kok kamu gitu sama aku?"

"Kan-"

"Bran kamu saja yang pulang bareng aku, biar dia pulang sendiri, toh kamu juga ngapain sih bareng cewek gatel kek dia"

Mendengar itu rahang gibran mengeras "Kalau lo mau kerumah, ya kerumah aja. Ntar gue jelasin lebih detailnya mengenai cewek yang lo bilang gatel"

"Ayo yang pulang" lanjut gibran menarik tangan vanesha.

Vanesha hanya menurut saja, meskipun dia ingin membalas ucapan sharen.

***

KJ😘

GibraNeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang