Happy reading^^
***
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan melelahlan. Akhirnya mereka sampai dikediaman keluarga Dianta.
"Akhirnya sampai" vanesha tersenyum merekah.
"Yaudah turun yuk"
Tak ada pergerakan dari vanesha yang membuat gibran bingung.
"Nes"
Yang dipanggil menghadapnya tapi anehnya dia seperti ingin menggoda gibran dengan posisi setegah berdiri di jok depan mobil tempat yang vanesha duduki. Dengan senyuman yang menurut gibran mencurigakan.
"Kamu kenapa dah Nes?"
"Hei hei Nes, jangan aneh aneh ya"
Vanesha yang semakin mendekat kearah gibran membuat gibran gugup. Masalahnya ini dirumah camer bro kalau bukan mah oke aja.
"Nes ntar ketahuan papa mama loh"
Venesha ketawa terpingkal melihat raut wajah gibran yang terlihat menggemaskan ada muka muka mesum dan takutnya.
"Maaf kak maaf sengaja"
"Kamu!"
"Pengen aja ngerjain kakak"
Vanesha terus terkikik. Gibran yang melihat justru senang. Dia bahagia jika dengan dia terlihat bodoh tapi membuat orang yang dicintainya bahagia dan melihatnya ketawa suatu keharusan yang harus gibran pertahankan.
Gibran menarik vanesha kedalam pelukannya "terima kasih sayang, aku selalu mencintaimu"
"Aku juga"
Mereka turun dari mobil yang disambut oleh tuan dan nyonya dianta.
"Papaaa" jerit vanesha yang langsung menghambur memeluk papanya.
"Pa nesha kangen"
"Papa juga kangen sama princess papa"
"Oh sama mama engga nih"
"Kangen dong ma" ujar vanesha yang beralih memeluk mamanya.
"Ayo gib masuk" ajak papa vanesha.
"Iya pa, gibran turunin barang barang vanesha dulu"
"Biar saja, nanti biar mang tejo yang bantu bawa"
Mereka masuk kedalam rumah dan betapa senangnya vanesha bahwa teman temannya ada dirumahnya juga.
"ADEL DEA" teriak vanesha.
"Huuuah gue kangen sama lo berdua"
"Gue juga kangen tau gak sha" ujar dea
"Sama de, aku juga kangen sama vanesha" sahut adel.
Gibran hanya tersenyum melihat kecintaannya tersenyum ketawa.
"Sayang" panggil gibran
"Ya sayang" goda dea
Membuat semua yang ada disitu ketawa.
"Kenapa kak" sahut vanesha.
"Sini deh"
"Ih kak gibran, udah nyulik vanesha ini kita lagi kangen kangenan malah mau diambil lagi"
Vanesha menonyor kepala dea "lo kira gue barang, main ambil"
"Apa kak? Jangan dengerin dea"
"Aku pamit ya"
"Yaudah kak, aku anter kedepan ya" dibalas anggukan oleh gibran.
"Ma pa gibran pamit pulang dulu ya, audah ditungguin mami sama papi"
"Iya nak, salam buat mami sama papi kamu ya gib" sahut mama vanesha
"Hati hati calon menantu" ujar papa vanesha.
"Nanti gibran sampaikan ma pa" gibran menyalim tangan kedua orang tua vanesha.
"De, El, pamit ya"
"Iya kak" teriak dea dan adel.
Papa mama vanesha geleng kepala, tidak geran dengan dea dan adel.
"Nesha kedepan dulu ya ma pa"
Mereka berjalan beriringan serasa enggan untuk berpisah "jangan kangen ya"
"Pedenya tolong ilangin deh"
Gibran tekekeh "salim dulu sama calon"
Vanesha menurut "hati hati kak"
"Kissbye mana dulu"
"Ih malu tau didepan rumah juga"
"Oh kalau didalam gpp?"
"Kak!"
"Iya iya sayang"
"Yaudah bye sayang" gibran mengecup kening vanesha.
"Kak" panggil vanesha ketika gibran akan membuka pintu mobil.
"Kenapa yang?" Vanesha mengampiri
Cup
Setelah melakukan kecupan dipipi Gibran, Vanesha ngabrit kedalam rumah, melihat itu gibran hanya tersenyum senyum dan geleng kepala dengan tingkah kekasihnya ini.
Gimana aku gak makin cinta sama kamu nes, kelakuan kamu lucu gini-Gibran.
Terimakasih masih membaca cerita aku.
KJ😘
KAMU SEDANG MEMBACA
GibraNesha
RomanceMasa lalu memang pahit tetapi terkadang indah tapi jika dengan adanya dirinya hidup ini terlalu berharga untuk disia siakan dengan banyangan masa lalu. Karena sosoknya terlalu nyata dan telah mengambil alih semua hati dan hidup ini. Menyita fikiran...