Vote dulu kuy 😊
***
Semenjak kejadin terakhir seminggu yang lalu di rumah Gibran, sharen gak hanya diam diam saja. Dia mencari tahu siapa vanesha dan mencari informasi dari berbagai penjuru agar permainannya berjalan lancar.
Sharen mendapat informasi bahwa vanesha memiliki mantan bernama Adit, orang yang menjadi sahabat sekaligus orang yang pernah menyakiti hati vanesha. Kabar menarik menurut sharen, dia bisa bermain main.
Sudah semingguan juga sikap sharen ke vanesha sangat baik, seperti berteman baik dimata gibran. Ya emang itu yang ia mau.
*
"De El ntar jalan yuks, gue kangen bareng-bareng kalian""Sih tumben lo, emang pawang lo ngebolehin" ujar dea.
"Pawang?"
"Iya itu loh sha, kak gibran" ucap adel sambil menunjuk gibran yang bertengger di pintu.
Vanesha menoleh yang ditanggapi senyuman termanis oleh gibran.
"Bentar ya, gue bilang dulu"
"Hai sayang"
"Hai kak, dari tadi?"
"Baru saja kok, langsung pulang?" Tanya gibran sambil mengelus kepala vanesha.
Vanesha menggeleng "mau kemana?" Tanya gibran.
"Aku mau jalan bareng dea dan adel boleh kan kak?"
Gibran tersenyum "boleh dong, mau jalan kemana? Apa perluh kaka anter"
"Gaperluh kak, ngerepotin"
Gibran menakup kedua pipi vanesha "ngerepotin apa sih hmm, ayo kalian kakak anter aja"
"Tapi kak-"
"De, El yuk" ajak gibran
"Loh, lo ikut kak?" Tanya dea
"Maunya gitu, tapi gak boleh sama nesha"
"Kenapa sha?" Tanya adel
"Gue kan tadi bilang pengen bareng-bareng kalian, udah lama gak jalan bertiga"
"Ealah sha gpp lagi. Ikut aja deh kak gib gpp lagi" tukas dea.
"Serius boleh?" Tanya gibran
Dea dan adel mengangguk mantap
"Oke yuk" ajak gibran yang diikuti adel dan dea dibelakangnya. "Aku gak bakal ganggu kok nes, kaka cuma nemenin aja" bisik gibran
*
Sesampainya di mall, ketiga gadis itu berjalan kearah tempat pakaian. Mereka ingin habisin uang haha.
"Sha bagus gak?" Tanya adel sambil memperlihatkan baju yang dia pilih dan tempelkan ke tubuhnya.
"Wow bagus el, cocok sama kulit lo"
"Iya el beautiful"
Gibran hanya menjadi buntut ketiga gadis tersebut, ya walaupun kadang risih melihat tatapan-tatapan mupeng dari gadis-gadis yang lewat.
Melihat vanesha kebingungan dengan baju yang akan dibeli gibran menghampiri "ambil keduanya aja kalau mau nes"
"Ih kakak ngagetin, bagus yang mana kak?"
"Kamu pakai apa saja cantik"
Vanesha hanya mendengus, tanya sama gibran semua pasti dibilang oke oke aja.
"De El menurut kalian gue bagus pake yang mana?"
Adel dan dea memperhatikan baju yang dipegang vanesha. Dengan kompak mereka menunjuk baju warna toska
"Good, oke gua ambil ini"
Selesai berbelanja mereka menuju ke timezone.
"Waw udah lama gue gak main bareng kalian kesini""Ya lo sama kak gibran mulu sih" ujar dea
"Ya kan kamu juga bareng kak dafa, de" ucap adel
Dea hanya nyengir.
Gibran ikut bermain dengan ketiga gadis itu. Melihat ketiga gadis yang kelelahan gibran pamit membelikan mereka minuman.
Saat kembali ke tempat permainan gibran melihat vanesha sedang bermain basket dan disampingnya ada cowok yang menurutnya tidak asing.
"Itu tangannya gak bisa dikondisikan ya" ketus gibran
Keduanya menoleh dan "eh lo gib, apa kabar?"
"Kok lo ada disini dit?"
Vanesha memukul gibran "kalau ada orang tanya jawab dulu kek, gak sopan malah balik tanya"
"Ya maaf yang, nih yang minum. Dea dan adel mana?"
"Itu masih main yang lain" gibran ber oh ria.
"Dit lo kok ada disini?" Tanya gibran lagi
"Tadi gue mau ketemuan sama orang disini eh gataunya ketemu vanesha"
Gibran menatap menyelidik
"Elah gib. Masih aja cemburu. Gue cuma gasengaja ketemu"
"Oke oke. Awas ae lo"
"Kak ih kebiasaan"
"Iya iya yang, ya kan aku gasuka kamu dideketin cowok, apalagi dia mantan kamu"
Vanesha hanya menggeleng.
"Loh adit" ucap adel
"Kok lo bisa disini dit?" Tanya dea
"Nih minum" ucap vanesha sambil menyodorkan minuman ke dea dan adel
"Thanks" ucap keduanya.
Akhirnya mereka memutuskan untuk makan bersama, sambil bercerita dan bernostalgia. Wkwk
Tapi mereka tidak menyadari jika ada seseorang yang mengawasi mereka.
***
KJ😘
KAMU SEDANG MEMBACA
GibraNesha
RomanceMasa lalu memang pahit tetapi terkadang indah tapi jika dengan adanya dirinya hidup ini terlalu berharga untuk disia siakan dengan banyangan masa lalu. Karena sosoknya terlalu nyata dan telah mengambil alih semua hati dan hidup ini. Menyita fikiran...