Part 16

406 17 0
                                    

Happy reading ^^

***

Seakan bumi ini runtuh ketika mendengar suaranya yang terdengar kecewa dan sedih. Semoga kali ini Tuhan berpihak kepada Gibran agar dia bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

“Nes”

“Kamu dari kapan disitu?” Tanya Gibran

Vanesha masih diam dan membendung air mata yang ia tahan.

“Kamu tidur lagi ayo kaka anterin”

Gibran hendak memegang tangan Vanesha tapi langsung ditepis oleh Vanesha.

Vanesha masih diam dalam fikirannya entah apa yang sekarang dia pikirkan.

“aku jelasin dulu ya kamu dengerin kaka ngomong”

Namun Vanesha tetap diam.

“sayang, aku mohon dengerin aku dulu. Aku bakal ceritain semuanya dari awal dengerin aku ya”

“aku gak mau denger kak, yang jelas kaka di jodohin”

“kamu tadi dengernya gak dari awal sayang, dengerin kaka dulu ya”

“aku mau pulang”

“jangan bertingkah gini dong sayang, aku jelasin dulu, please dengarin dulu penjelasan aku”

Air mata itupun jatuh begitu saja di kelopak mata Vanesha yang gak bisa terbendung lagi sedari tadi.

“Jangan nangis ya sayang, aku mohon jangan nangis apalagi gara-gara aku”

Gibran sungguh gak sanggup melihat air mata yang jatuh membasahi pipi gembil Vanesha, rasanya dia juga ingin merasakan apa yang sekarang Vanesha rasakan juga biar semua beban Gibran saja yang nanggung. Asalkan dia tidak melihat air mata lagi dari kelopak mata pujaan hatinya. Ini membuat berlipat-lipat rasa sakit dihati Gibran.

“Jangan gini sayang, aku juga sakit melihat kamu nangis” Gibran mengusap lembut pipi Vanesha yang dibasahi air mata.

“dengerin kaka ya” Gibran membawa Vanesha di dekapannya untuk menenangkannya.

“ini bukan kemauan kakak sayang, kakak bakal cerita tapi kamu jangan nangis ya?” Vanesha mengangguk

Gibran menceritakan bagaimana kejadian dia bisa dijodohkan sampai tuntas ke Vanesha.

“Jadi alasan liburan kita dipercepat ini?” Tanya Vanesha

“iya, maafin kaka ya”

“Siapa namanya?”

“nama siapa?”

“cewek yang dijodohin sama kaka?”

“Angel”

“pasti dia cantik seperti namanya, cocok sama kaka”

“kamu ngomong apa sih?”

“kaka ganteng, pinter, famous dan kelihatan dari namanya saja cewek itu-”

Gibran mengarahkan telunjuknya ke arah bibir Vanesha “Tidak ada yang kaka cinta selain kamu, mau dia seperti apa kaka maunya kamu. Jangan pernah bandingin kamu sama yang lain, kamu sangat beda. Dan inget kamu Cuma punya kaka” Gibran kembali memeluk Vanesha.

“aku takut kak?” gumam vanesha yang masih terdengar dalam pelukan Gibran

“takut kenapa?”

“Aku takut kakak bakal ninggalin aku seperti Adit ninggalin aku”

“gak bakal, gimana kaka mau ninggalin kamu, jauh sama kamu aja kaka gak sanggup”

“ih receh”

GibraNeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang