Part 18

439 21 0
                                    

Happy reading ^^

***

Hari sudah mulai malam tapi Gibran masih belum sadarkan diri, apakah ini cara Tuhan untuk menggagalkan acara perjodohan itu. Vanesha masih setia menemani Gibran di sampingnya, papa dan mamanya sudah menghubungi orang tua Gibran jika Gibran menginap dirumahnya. Awalnya vanesha takut-takut jika orang tua Gibran tidak mengijinkan apalagi sekarang adalah malam dimana mereka akan menjodohkan anaknya yang lebih tepatnya juga kekasihnya.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Vanesha terlelap dengan menggenggam tangan Gibran dengan erat. Tiba-tiba Gibran sadar walaupun demamnya belum benar-benar turun.

Matanya terbuka dia tersenyum melihat gadis yang sangat dia cintai ada disampingnya dengan menggenggam erat tangannya. Gibran menoleh ke samping kanan dan kirinya, dia baru nggeh jika sekarang dia ada dikamar vanesha.

"aku tau kamu gak bakal tega melihat aku seperti tadi, dan aku tau kamu berusaha menghindar dari aku, aku mohon jangan lakukan itu, nes" dalam hati Gibran berbicara.

Tangan Gibran mengusap lembut tangan vanesha yang menggenggam tangannya, hal itu membuat vanesha terbangun.

"Engh kaka sudah sadar?"

"maaf ganggu tidur kamu ya?"

"engga kok, kaka mau apa? Minum?"

"iya"

Vanesha membantu Gibran bersandar di kepala ranjang, kemudian menyodorkan gelas untuk membantu Gibran minum.

"Maafin kaka ya Nes, jangan gituin kaka lagi"

"aku yang salah kak, aku yang harusnya minta maaf" vanesha mulai menunduk "kaka jangan sakit lagi ya"

Gibran jadi gemas sendiri melihatnya "iya makanya kamu jangan gitu lagi" kekehnya.

"ayo kaka makan, kaka sedari siang tadi belum makan"

"suapin"

"manja"

"kan aku sakit, harus dimanja" rajuk Gibran

"dih anak mami dasar" mendengar kata mami, Gibran jadi ingat dengan acara perjodohannya.

"sayang ini jam berapa?"

"jam delapan malam" bagaimana bisa dia pingsan selama itu

"hp kaka mana?"

"itu di samping kaka" Gibran mengambil hpnya cepat, ada 3 panggilan dari papinya dan 5 panggilan dari maminya.

"sayang, kaka pulang dulu ya"

"makan dulu kak, lagian kaka mau kemana?"

"kaka mau pulang sayang, kamu tahu kan sekarang hari apa? Tadi papi sama mami telfon kaka waktu kaka pingsan"

"Iya aku tahu sekarang hari perjodohan kaka, tapi kaka kan lagi sakit" dalam hati vanesha merasa hatinya sakit.

"yasudah kaka pulang saja terserah" vanesha menaruh kembali makanan untuk Gibran.

Melihat raut wajah vanesha murung Gibran jadi merasa bersalah "sayang mau kemana?"

"mau ke dapur"

"sini dulu" vanesha menghampiri Gibran

"kenapa?"

"katanya tadi suapin kaka"

"gak jadi, kan kaka mau pulang"

"setelah makan kaka pulang"

"yaudah makan sendiri, pulang sendiri bisa kenapa makan gak bisa" jawab vanesha sekenanya

GibraNeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang