Part 10

514 26 7
                                    

Happy reading ^^

***

Setelah kejadian di cafe Flowers mereka mulai akrab dengan ditambah Citra, Adit dan Kiara. Walaupun Gibran masih ragu akan kedekatan Vanesha dan Adit, tetapi Gibran percaya bahwa perasaannya akan secepatnya terbalas. Mungkin dengan dia mempercayai seseorang yang dia sayang akan mempermudah alur dari kisah cinta diantara Vanesha dan Gibran.

Mungkin masa lalu yang pernah Gibran alami sudah hilang dengan adanya kedatangan sesosok Vanesha di kehidupan Gibran. Percaya atau tidak Gibran merasa vanesha adalah anugerah terindah yang saat ini Tuhan Kirimkan untuknya.

Siapa sangka orang seperti Gibran sosok yang diidamkan oleh semua kaum hawa, yang memiliki paras tampan, pintar, ramah, dan juga dermawan. Memiliki masa lalu yang begitu sangat buruk yang pernah mempengaruhi jiwanya.

*

Vanesha mulai merasa jika Gibran adalah orang yang istimewa di kehidupan masa putih abu-abu nya. Jika Tuhan mengijinkan, vanesha berharap Gibran akan menjadi bagian di kehidupan di masa depan. Bukan mimpi bukan sandiwara hanya perasaan yang tiba-tiba datang dengan sendirinya, vanesha sudah terbiasa akan perilaku Gibran terhadapnya.

Baru-baru ini vanesha merasa bahwa ada seseorang yang harus ia perjuangkan dan pertahankan bukan hanya papa dan Mamanya melainkan ada orang lain yang harus ia pertahankan. Vanesha tidak akan membiarkan orang itu pergi dari kehidupannya dan tidak akan menyia-nyiakan kasih sayang yang orang itu berikan.

Vanesha sudah memutuskan jikalau Gibran akan mengungkapkan perasaannya lagi Vanessa tidak akan segan-segan akan berkata ya aku mau tanpa penolakan apapun, vanesha sudah memikirkannya matang-matang hal itu yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya sampai membuatnya tidak bisa tidur dan uring-uringan.

"Pagi Sha" sapa Adit yang berkunjung ke kelas Vanesha

"Pagi juga Dit"

"Di mana yang lain"

"Bentar lagi juga akan datang, Oh ya Dit Kapan nih lo ajak Kiara main bareng sama gue"

"Kapan aja juga bisa sha, tenang aja sih gue sama Kiara nggak jadi berangkat ke luar negeri kok"

"Lo serius Dit, Bukannya lu bilang minggu depan akan berangkat ya?

"Gue gak jadi berangkat ke luar negeri"

"Kenapa emangnya?"

"Kiara Masih betah di Indonesia, Yah mungkin karena dia punya temen baru semacam lo" Adit terkekeh.

"Gue senang bisa deket sama lo walaupun Gue pernah nyakitin lo, tapi lo masih anggap gue temen deket lo. Gue terima kasih karena lo mau maafin gue dan mau jadi temen gue, wah gue kok jadi mellow gini ya" lanjut Adit.

"Omongan lo kayak ke siapa aja, santai aja lagi. Gue juga temen lo kan waktu gue SD, gitu sih Ya kalo lo ngakuin gue temen lo. Waktu itu kan gue jelek gak jelek banget sih tapi ya gue cukup bangga karena gue pernah jadi bagian di hidup lo walaupun hanya bohongan tapi gue nggak pernah menyesal pernah mencintai lo"

"Gue bahagia pernah dicintai orang seperti lo. Walaupun waktu itu gue bego banget udah nyia-nyiain orang seperti lo yang tulus mencintai gue, tapi apa boleh buat waktu itu gue terlalu bego dan terlalu menutup hati gue hanya buat satu orang sampai buat nyadarin perasaan gue aja gue gak bisa dan gue terlambat akan semua hal itu sehingga sekarang hati lo udah dimilikin orang lain tapi gue cukup lega karena orang lain itu Gibran bukan?" Adit menatap Vanesha lekat.

"Entah gue harus jawab iya atau nggak sama lo, karena memang waktu itu gue belum bisa menyadari perasaan gue juga untuk siapa yang gue tahu gue mencintai lo dan hanya lo tetapi semenjak sikap Kak Gibran terhadap gue seperti itu gue merasa menjadi orang yang paling beruntung diprioritaskan di kehidupan dia. Menurut lo apa gue pantas bersanding dengan seorang seperti Kak Gibran?" Tanya Vanesha.

GibraNeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang