Setelah kesepakatanku dengan Ken di cafe tempo hari mengenai aku yang bersedia menjadi pasangan prom nightnya, aku baru selesai memutuskan gaun mana yang akan aku pakai. Sabila mengambil andil besar dalam hal ini, mengingat betapa buruknya aku dengan benda aneh nan sexy bernama gaun itu.
"Le, lo ga tengsin apa ke acara prom night SMA nya Ken? Secara gitu kan disana pasti pada lebih muda dari kita?" Tanya Sabila saat kami sampai di kamarku. Aku meletakan belajaanku di dekat lemari dan ikut duduk di kasurku dengan Sabila.
"Bodo amat. Lagian pesta topeng kok. Muka gue gabakal keliatan ini." Sabila menganggukan kepalanya, menyetujui.
"Kan elo sendiri yang bilang gue harus uji hati gue." Sambungku.
"Tapi lo harus hati-hati Le." Kata-katanya terdengar begitu serius dan penuh peringatan. Aku menautkan alisku tak mengerti.
"Maksud lo?"
"Ya.....bukannya gue mau jelekin orang ya, tapi gue sih ngerasanya ada yang ga beres sama cowo-cowo yang deket sama lo akhir-akhir ini. Ada banyak rahasia yang kasat mata dan tertutup dari lo. Pokoknya lo hati-hati aja, gue rasa ini saling berhubungan." Sabila menepuk kedua bahuku seakan memberiku semangat dan pesan jika ia akan selalu membantuku.
Mau tak mau kata-katanya barusan membuatku berpikir untuk bertindak hati-hati dan tidak gegabah. Semua rahasia yang mungkin saja benar adanya itu pasti akan terbuka secara perlahan. Hanya tinggal aku saja yang harus menyiapkan diri saat mengetahui rahasia-rahasia itu.
***
20 menit lagi Ken akan datang menjemput. Ia memberiku kabar kalau ia terjebak macet dan berusaha untuk datang tepat waktu.
Suara hape di meja rias membuyarkan lamunanku. Ada 1 pesan dari Raka yang langsung aku buka. Sudah hampir 3 hari ia tidak memberiku kabar. Aku berusaha tidak peduli tapi tetap saja saat ada notif pesan dari dia tak urung membuatku senang juga.
From: Raka
Hai Le. Sorry ga ada kabar dari gue beberapa hari ini. Gue sibuk banget sampe ga sempet megang hape. Btw lo lagi apa?
Aku tersenyum kecil membaca pesannya tapi saat aku mengetikkan balasan aku langsung meralat balasanku. Mana mungkin aku memberitahunya kalo aku sedang menunggu Ken menjemputku kan? Aku tidak seberani itu untuk mengatakannya. Bukankah dia calon suami yang dijodohkan denganku? Ya kan?
From: Me
Oh iya gapapa kok. Gue lagi diem aja. Lo sendiri?
Tidak lama kemudian balasan Raka datang.
From: Raka
Gue lagi mikirin elo ^^ wkwkwk
Aku memegang pipiku yang memanas. Raka selalu tau bagaimana membuatku menjadi kepiting rebus seperti ini. Untung saja dia tidak melihatku sekarang.
From: Me
Apaan sih lo gombal banget -_-
From: Raka
Beneran kali suer deh hehehe
From: Me
Serah lo deh fufufu
From: Raka
Yeee ngambek :p eh lo ada acara ga besok? Jalan yuk, kangen gue sama lo
From: Me
Hmmm gue harus cek jadwal gue dulu nih, orang sibuk banyak acara kkkkkk
From: Raka
Gaya lo :p gue jemput ya besok jam 10. Awas lo kalo belom bangun, gue cium :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Do Men Cry?
Teen FictionPerpisahan mana yang tidak memberikan rasa hampa? Setidaknya rasa kehilangan itu pasti terasa tanpa disadari. Azalea baru saja berpisah dengan Alfaro yang pergi melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Ternyata benang merah sudah menyatukannya deng...