Rasanya sangat menyenangkan bisa melihat semua keluarga berkumpul dan ikut merayakan hari kebahagiaan ini. Tak ada tangis, tak ada penyesalan, tak ada kata maaf, semuanya ikut tertawa dan bergembira bersama. Dan salah satu kebahagiaan terbesarku adalah dia. Dia yang sedang dipaksa ikut bernyanyi oleh Opaku. Ya. Dia.
"Le, kok bengong?"
Aku mengerjap dan menoleh pada orang yang menepuk bahuku. Aku tersenyum mendapati Alfa berdiri dibelakangku.
"Engga kok, siapa yang bengong?" kilahku.
"Daritadi kita liat lo cuma diem aja, kenapa? Ga enak badan?" tanya Sabila yang ternyata ada disamping Alfa. Ia menatapku khawatir.
"Gue gapapa kok Bil, gausah khawatir gitu. Masa di hari pernikahan lo gue bikin kacau kan ga lucu." aku tersenyum menenangkan. Ya hari ini adalah hari pernikahan Sabila.
"Yaudah deh syukur, gue takutnya lo kenapa-kenapa. Soalnya kata laki lo dari kemaren lo udah kaga enak badan."
"Udah minum obat kok tenang aja." aku menepuk lengan Sabila, menandakan aku baik-baik saja.
Tiba-tiba tubuhku ditubruk dari belakang, untung saja tidak terlalu kuat jadi aku tak tersungkur ke depan.
"Mommy! Mommy!" rengek orang yang menabrakku tadi. Ternyata Marvell yang menabrakku. Anakku. Jagoanku.
"Ada apa sayang?" tanyaku lembut. Aku menggendong Marvell dan bisa kulihat raut wajahnya yang kecapaian.
"Mommy, eyang nakal suluh Malpel nyanyi mulu, kan cape Mom." adu Marvell. Bicaranya memang masih cadel karna baru 3 tahun.
"Kan eyang pengen denger suara Marvell, kalo Marvell udah capek biar nyanyinya dilanjut nanti aja oke?"
Marvell mengangguk dan mencium pipiku.
"Kok mommynya aja dicium, papa engga?" Ken datang lalu menyorongkan pipinya pada Marvell.
"Papa silik aja sama mommy." Marvell menjulurkan lidahnya.
"Ya, Marvell gaboleh gitu sama papa." ujar Alfa menasehati Marvell.
"Papanya sih nyebelin."
"Kan papanya sayang kamu." kata Sabila sambil meminta Marvell untuk digendongnya. Aku mnyerahkan Marvell ke lengan Sabila.
"Malpell juga sayang sama papa." ucap Marvell.
"Sama mommy engga?" tanyaku pura-pura tersinggung.
"MALPEL SAYANG SEMUAAAAA." teriak Marvell yang langsung disambut heboh oleh orang-orang yang melihatnya. Cubitan dan pujian tak hentinya didapat Marvell. Huh, betapa beruntungnya aku mendapatkan kebahagiaan yang tak terkira dengan melahirkan Marvell.
"Jadi, sekarang kita tukeran pasangan lagi?" tanya Ken sambil menatapku, Alfa dan Sabila bergantian.
"Ya sekarang kembali formasi awal." kata Alfa sembari berpindah posisi jadi disampingku.
"Kamu kok keliatan ga seneng banget balik lagi sama aku?" terdengar rajukan Ken saat sudah disamping Sabila.
"Soalnya deket kamu kuping aku panas, bawel banget sih." ujar Sabila sambil menggosok telingannya.
"Ya! Kamu jahat banget sama suami sendiri." rajuk Ken lagi.
"Cie papa ngambek sama mama hihihhi." kikik Marvell yang geli melihat tingkah Ken.
"Mama nya nyebelin sih Vell." adu Ken.
"Aku kan cuma becanda yang." rayu Sabila sambil mencium pipi Ken.
"Yee jangan mesum depan anak gue dong, gimana sih?" Alfa menarik Marvell ke gendongannya dan tersenyum masam pada pasangan pengantin baru didepannya yang tertawa geli melihat tingkah Alfa.
"Halah, lo juga sama Lea sering kali kek gitu." cibir Ken.
"Dibelakang dong kalo kita gitu-auch" aku mencubit pinggang Alfa yang mulai melantur omongannya.
"Sakit yang." Alfa mengusap cubitanku dengan meringis.
"Bodo. Bikin malu aja tau." kataku sebal.
"Cie malu cie." sorak Ken dan Sabila.
Aku hanya memutar bola mata.
"Daddy! Daddy! Kapan pulang? Malpel ngantuk daddy." terlihat mata sayu Marvell dan uapan besar tanda ia benar-benar mengantuk.
"Iya kita pulang ya jagoan" Alfa membenarkan gendongannya pada Marvell agar ia bisa lebih nyaman tidur.
"Happy Wedding ya bro sist, cepet nyusul punya anak biar tambah rame." ujar Alfa.
"Iya biar kalo liburan bisa rombongan." tambahku.
"Hahahaha oke sip, gue nanti bikin kesebelasan." canda Ken.
"Dih, kamu nanti yang hamilnya." cibir Sabila.
"Kok gitu sih yang?" Ken kembali merajuk.
"Udah udah, pengantin baru berantem mulu. Gue sama Alfa pulang dulu ya, maaf ga bisa nemenin sampe akhir. Pokoknya selamat berbahagia deh buat kalian." kataku tulus.
"Iye thanks sist bro, kalian udah dateng dan support kita. Hati-hati di jalan."
Dan setelah berpamitan pada keluarga, kami pulang ke rumah dengan Marvell yang sudah tidur nyenyak di pangkuanku.
&&&
AUTHOR POV
"FAAA!!!" terdengar teriakan di kamar mandi yang nyaris bisa membuat semua piring di dapur pecah. Alfa yang diteriaki harus menutup kuping dahulu sebelum berjalan menuju kamar mandi dimana suara itu berasal.
"Ada apa sayang? Teriak pagi-pagi gini kayak baru kemalingan aja." rutuk Alfa yang merasa tidurnya terganggu.
"Fa!! Penting!!" Lea nyaris histeris saat mengatakan 2 kata itu. Alfa mengerutkan kening.
"Iya ada apa?" Alfa mencoba menahan suaranya agar terdengar lembut. Tak mau membut istrinya marah.
"Aku.........."
"Ya kamu....." ulang Alfa.
"Ha...."
"Ha.....?"
"Mil............................"
"Mil.."
Hening sesaat, sebelum kedua mata Alfa melebar dan memeluk Lea dengan girang.
"Kamu hamil lagi?" tanya Alfa tak percaya.
"Iya, karena kemaren-kemaren aku mual terus jadi aku beli test pack. Ternyata ada dua garis. Marvell bakal punya adik lagi!" teriak Lea girang.
"Wooooohhoooo, terimakasih sayang." ujar Alfa tak bisa membendung kebahagiannya dan perlahan ia mencium bibir istrinya itu penuh cinta.
"I love you." ucap Alfa disela ciuman mereka.
"Love you more." balas Lea dengan memandang Alfa penuh cinta.
"MOMMY!!!!!!!!!!!!!!! DADDY!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! MALPEL PIPIS DI CELANA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
EPILOG END-
Bagaimana? :3 kkkkkkkkk DMC RESMI UDAHAN /nyalain petasan /nyalain kembang api/
WUHU!!!~~ Duh pengen deh liat Marvell asli, soalnya aku bayanginnya lucu banget :3 Oh ya yang merasa bingung kenapa Ken sama Sabila dipanggil papa mama karena emang disuruh Alfa buat bikin mereka jadi tambah deket :3 hehehehe
Sekalian promosi, setelah ini aku bikin cerita lain judulnya 'Operas Plastik'. Jadi monggo buat dibaca juga xD wkwkkwkw /plak
Makasih semuaya~~~~~ buat 10.000+ baca 300+vote 40+comment makasih bangeeeeeeeet xD ALAPYUUUUUUUUUU~~
See you in next story, bubay:*
xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Do Men Cry?
Teen FictionPerpisahan mana yang tidak memberikan rasa hampa? Setidaknya rasa kehilangan itu pasti terasa tanpa disadari. Azalea baru saja berpisah dengan Alfaro yang pergi melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Ternyata benang merah sudah menyatukannya deng...