tiga

167 15 1
                                    

"Sekarang, pakai pengaman telingamu, lihat di lensa mata kiri. Jika ada objek, apapun itu, yang berwarna merah, tembaklah. Mengerti?" Jelas John pada kami. Aku pun memasang pengaman telinga dan membetulkan lensa didepan mata kiriku.

"Ready?"

"Go!"

Lapangan tembak disini ternyata berbeda sekali dengan lapangan tembak yang sering aku lihat di televisi lipat. Disini, didepan kami ada gumpalan-gumpalan deathly fog.

Mereka hidup. Seperti yang dijelaskan oleh DarkSuburbians di artikelnya. Mereka berwarna kelabu dan bergerak kesana kemari. Aku mengarahkan alat tembak khusus ini kearah gumpalan-gumpalan didepanku. Tenang saja, mereka dibatasi dinding yang dialiri listrik.

Tiba-tiba, banyak objek merah muncul di lensaku. Objek itu berada di dalam gumpalan kabut. Bentuknya seperti gurita atau apalah itu, mereka seperti tentakel-tentakel panjang tanpa kepala.

Aku pun segera menembaknya. Oh ya, peluru yang kami gunakan itu peluru khusus. Jika peluru mengenai target, mereka akan melebar seperti jaring dan menyetrum objek yang kita targetkan. Sangat keren.

Setelah selesai latihan. Kami masuk ke sebuah tabung dan berdiri disana. Lalu, tabung itu akan mensterilkan kami agar kami terbebas dari infeksi kabut.

"Sekarang, aku akan memperlihatkan peringkat kalian." Kata John sambil mengotak-atik remote pengendali dan munculah hologram peringkat kami.

A.5 (Sam)
A.1 (Nick)
A.4 (Anna)
A.3 (Ivan)
A.6 (Yeori)
A.2 (Lily)

"Itulah peringkat kalian. Besok, latihan kembali di ruang ini, jam dua siang. Mengerti?" John mematikan hologram dan meninggalkan kami.

"Wow Anna! Kau hebat juga!" Kata Yeori sambil menepuk lengan Anna.

"Aku tidak yakin denganmu, Sam. Kau cerewet tetapi pandai menembak ternyata," Canda Ivan.

"Lily... kau..." Bisikku padanya.

"Ya... aku memang tidak pandai untuk hal seperti ini. Haha,"

"Nanti setelah mereka semua terlelap, kita ke ruang ini, mau?" Ajakku padanya.

"Itu akan menyenangkan, Nick." Dia sangat cantik dalam seragam militer, OMG.

"Kita sudahi mengobrolnya. Perutku sudah lapar. Sekarang kan waktunya makan siang," Rengek Yeori pada kami.

Kami pun menyantap makan siang yang disediakan. Kudengar, Pangkalan militer ini mempunyai cadangan bahan makanan yang melimpah. Juga mereka punya rumah kaca yang dibuat khusus bahan makanan. Jadi, mereka tidak punya alasan untuk kehabisan bahan makanan. Awesome.

"Ah... kenyang sekali..." Sam menutup mata sambil meraba-raba perutnya.

"Hai. Kau A.5, bukan?" Tanya seorang laki-laki seumuran kami pada Sam.

"Ya, aku A.5, ada apa?" Jawab Sam sambil menggaruk tengkuknya.

"Kau tidak tahu? Kau peraih peringkat satu dalam latihan menembak hari ini. Kau pertama dari sembilan puluh enam orang dari enam belas kode tingakatan remaja!" Jelas remaja itu berapi-api.

"Apa?! Darimana kau tahu?!" Sam menggebrak meja sambil membelalakan matanya.

"Itu," Remaja itu menunjuk televisi lipat besar yang menempel di ujung dapur umum.

"Aku tidak percaya... terimakasih atas informasinya!" Remaja pria itu mengangguk dan meninggalkan kami.

"Kau hebat sekali Sam," Celetuk Yeori.

"Terimakasih, sweetie," Jawab Sam yang dihadiahi sorotan tajam mata Yeori.

Siang berganti malam. Setelah memastikan Ivan, Sam, Anna, dan Yeori tertidur, aku dan Lily keluar dari kamar dan berjalan ke ruang tembak.

UNSEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang