"Nick! Kau gila?! Cepat bangun!" Aku menengok kebelakang dan melihat Lily meneriakiku. Aku segera bangun dan menghampirinya.
"Amunisiku habis! Bagaimana ini?!" Kataku.
"Ambil di ranselmu bodoh!" Lily membuka paksa ranselku. Aku bodoh sekali Ya Tuhan. Aku tidak ingat kalau ada ransel di punggungku!
Lily memberiku satu kepal amunisi yang berisi sepuluh peluru dan berlari menjauh. Aku segera memasangnya pada Destructa X milikku dan mulai menembaki Radians.
Aku bisa mendengar suara tembakan dari jauh. Sepertinya mereka sangat sungguh-sungguh dalam misi pertama ini. Aku tidak mau kalah dengan mereka. Aku menembaki Radians yang selalu terdeteksi di Lensxku. Aku melihat satu Radians mengarah cepat kearahku. Aku segera menembakinya dengan peluru. Saat peluru sudah terbuka dan menjeratnya, Radians itu menggeliat dan tak lama menjadi abu.
Entah berapa lama kami memburu Radians pada misi pertama ini. Tanganku sangat lelah mengangkat Destructa X ini. Tak lama, suara sirine terdengar. Itu berarti kami boleh kembali ke helikopter. Aku segera berlari kearah helikopter dan segera duduk.
"Sangat lelah, eh?" Kata John padaku.
"Aku sangat haus, John. Bolehkah aku minum?" Kataku sambil mematikan I.V di sakuku.
"Ini," John melempar sebuah air mineral dan aku langsung meneguknya habis-habisan.
"Darimana kalian punya air sebersih ini?" Tanyaku setelah meneguk habis air mineral yang tadi John berikan.
"Kami mempunyai cadangan air tanah terbesar kedua setelah Fort Campbell. Tetapi kami berusaha agar air tanah tidak habis." Jawaban John mengingatkanku pada DarkSuburbians.
Teman-temanku masuk ke dalam helikopter. Kami mengudara dan kembali ke pangkalan. Mereka kebanyakan bercerita tentang pengalaman mereka saat membasmi Radians pada John. Aku memilih diam. Tiba-tiba Lily mencolekku.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Apakah kejadian tadi harus kuberi tahu pada John?" Katanya dengan nada mengejekku.
"Jangan... aku akan terlihat sangat bodoh nanti..." Bisikku.
"Baiklah baiklah... hihihi," Kata Lily sambil tertawa.
Sebentar lagi kami akan sampai di pangkalan. Kami dan John bersiap untuk turun. Setelah turun, kami masuk ke tube untuk mensterilkan diri dari Deathly Fog. Lalu kami digiring kembali ke aula.
Jujur, aku kaget. Disana, aku melihat Markeds yang sedang menundukan kepala mereka, ada yang sedang menangis, dan lain-lain. Aku lantas berbalik dan memastikan anggota kodeku lengkap.
Aku tahu, mungkin teman-teman mereka terkena infeksi Radians dan tak selamat. Kami berjalan melewati mereka sambil menundukan kepala. Aku turut sedih. Karena Markeds disini terhitung sedikit dan bertambah sedikit akibat gagalnya mereka di misi pertama ini.
Kami berjalan ke tepian aula dan duduk melingkar di sana. Rata-rata raut wajah kami tidak bisa diartikan. Aku merasa bersalah saat aku dan teman-temanku melakukan latihan lebih. Kami otomatis lebih siap dari mereka yang sebagian besar terkejut saat Adam memberi tahu jika hari ini adalah hari pertama mereka untuk membasmi Radians.
"Selamat malam semuanya," Suara Adam kali ini lebih pelan dan lembut.
"Pertama, saya mengucapkan turut berduka bagi kalian yang kehilangan teman pada misi pertama ini. Saya tidak menduga bahwa akan ada banyak yang gugur. Data Markeds yang gugur ada dua belas orang. Dari kode C, dua gugur. Kode E, satu gugur. Kode G, tiga gugur. Kode I, tiga gugur. Kode J, dua gugur. Dan kode O, satu gugur. Saya turut berbela sungkawa atas gugurnya dua belas Markeds kita yang sangat berani. Berikan tepuk tangan untuk mereka," Aku mendengar tepuk tangan yang sangat riuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSEEN
Science FictionAkhir-akhir ini, berita tentang kabut mematikan atau 'deathly fog' tersebar luas. Ya, kabut yang samar-samar, bahkan tak terlihat. Aku dan teman-temanku menghiraukannya. Kami pikir itu hanya berita konyol. Tak masuk akal. Lampu sekolah kami tiba-tib...